27. Keluarga Baru

72 10 2
                                    

Kemarin ga up maaf, akuloh ngantuk hehhehehehehhe

_____________________

_____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________________

Tepat pada hari itu pula Kania pindah, pindah ke rumah kediaman Ica. Heri yang meminta hal tersebut, ia mengira jika Kania dan Ica serumah mereka akan lebih cepat akrab. Kania sempat menolak, tapi Leni mengisyaratkan dengan sebuah cubitan tangan agar Kania tidak jadi menolaknya.

Kini ia tengah memasukkan seluruh baju miliknya. Kania juga membawa kotak kenangan yang ia punya, di sana berisi banyak barang barang sederhana namun sangat berarti jika sudah melihat dari sisi sejarahnya.

Seluruh kamar ada di lantai dua rumah Ica. Sedangkan lantai bawah terdapat kamar tamu, kamar mandi, dapur, tempat cuci pakaian, dan yang lainnya.

Kamar Kania sudah disiapkan jauh-jauh hari oleh Heri, hal tersebut dinyatakan langsung olehnya, "ayah udah siapin kamar kamu dari jauh-jauh hari loh, spesial pokoknya" katanya sambil mengelus-elus puncak kepala Kania.

Kania mendongakkan kepalanya menatap mata Heri, lalu tersenyum simpul. "Makasih" ujarnya dengan anggukan semu.

Akhirnya, sosok ayah tersebut kembali hadir. Kania merasa sangat bahagia hari ini, memiliki keluarga lengkap, bahkan ia sekarang mempunyai seorang kakak perempuan.

Tapi ditengah-tengah percakapan hangat itu Ica menyilangkan tangannya di depan dada dengan tatapan benci menyorot pada Kania. "Nyenyenyenye" ledeknya dengan suara pelan.

Kemudian Kania masuk kedalam kamar dan segera membereskan barang-barangnya. Tidak hanya Kania, tapi ia dibantu oleh Bi Fatimah. Yaps, Bi Fatimah ikut serta pindah jadi asisten di rumah Ica.

"Selamat ya non udah punya ayah baru, punya kakak perempuan juga" kata bi Fatimah yang tengah sibuk memasukkan baju Kania kedalam lemari.

Mendengarnya Kania tertawa kecil "iya Bi Alhamdulillah banget akhirnya Kania punya sosok ayah penyayang."

***

Kegelapan telah menerkam langit indah, Kania sekarang sedang sibuk mengerjakan pekerjaan rumah miliknya. Telinganya ia sumpal dengan earphone berwarna putih, sesekali bersenandung kecil sambil menggerak-gerakkan kepalanya kesana-kemari.

"Diputusin pacarmu"

"Ditinggalin pacarmu"

"Jangan curhat denganku"

Kania mulai berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah cermin dan segera berjoget.

"No komen aku"

"No komen itu sih derita elu" Kania menunjuk dirinya melalui kaca.

"Masa bodo gak mau tau"

Namun saat dirinya melihat ke arah pintu kamar, Ica sudah berada di sana menonton dengan tubuh yang disandarkan pada dinding kamar. Tak hanya itu, ia juga membawa tiga buah buku di tangannya.

Kanza : Kania X Zaki [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang