3. Salting

162 25 10
                                    

Kemaleman maap😭🙏

___________________

____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________


Langit yang semula terang dengan cahaya matahari, kini mulai menggelap di gantikan oleh bulan dan bintang yang bertebaran di atas langit. Makan malam sudah dimulai sejak tiga menit yang lalu. Kania dan Leni sibuk makan seraya sedikit berbincang.

"Ma, kenapa papa sekarang jarang banget pulang?" Tanya Kania, tangannya sibuk mengaduk-aduk nasi.

Leni mengangkat bahu "gak tau, mama juga bingung. Di telfon malah gak aktif" ia yang semula menatap Kania sekarang  menunduk pandangan.

"Perasaan aku gak enak ma."

"Hush jangan ngomong gitu, mungkin papa sibuk kerja ke luar kota. Jadi gak sempet buat pulang ke rumah" Leni berusaha positif thinking.

Kania memandang ke arah lain, tidak menanggapi apapun. Untuk sejenak hening. Namun Kania kembali memulai percakapan, kepalanya menunduk "adek di-skors empat hari ma."

"Loh, Kok bisa?!" Leni begitu terkejut, dahinya terlipat sempurna, karena selama ini Kania belum pernah berbuat onar di sekolahnya. Leni tahu, bahwa anaknya adalah anak baik-baik walaupun sedikit reog. "Coba jelasin ke mama ada apa" tangannya memegang tangan Kania.

ia menghela nafasnya sebelum menceritakan seluruhnya dari awal hingga yang paling akhir. Berawal dari keributan hingga dipanggil ke ruangan kepala sekolah. Raut wajah kesalnya bisa dibuktikan bahwa apa yang ia katakan adalah hal yang benar.

"Yaudah besok mama yang ngomong sama kepala sekolah."

Kania menggeleng mantap "gak usah ma, adek gak mau masalahnya makin panjang."

Leni menghela nafas, "yaudah. Kalo bisa sih jauhin anak yang di-bully itu, kalo emang adek gak mau kena masalah lagi."

"Tapi kasian ma."

"Kalo soal itu, terserah adek aja. Adek berhak milih keputusan sendiri" Leni mengusap puncak kepala anaknya.

Bibirnya tersenyum "makaci mama" ucap Kania dengan nada manjanya, tangannya direntangkan untuk segera memeluk Leni.

"Oh iya, kapan kita ziarah ke makam bang Raka? Soalnya adek kangen banget" ucap Kania seraya melepas pelukan dari Leni. "Kalo besok pagi gimana ma" tawar Kania dengan antusias.

"Iya iya, besok."

Dirinya kembali memeluk Leni "yeeeyyyyy!"

***

Besoknya matahari terbit di langit timur, memancarkan sinar hangatnya. Sekitar jam sembilan pagi Kania dan Leni berjalan menyusuri pemakaman, membawa satu keranjang bunga. Hingga pada akhirnya mereka sampai di makam tersebut. Di batu nisan itu tertuliskan nama Raka Nireja Putra. Itu adalah kakak laki-laki Kania yang sudah meninggal sejak sepuluh tahun yang lalu, tepatnya saat Raka berusia 14 tahun.

Kanza : Kania X Zaki [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang