DANDELION

Introducing

Shaqueena Nadira (Kina)

Shaqueena Nadira dan kebanyakan orang memanggilnya Kina. Ia adalah seorang perempuan yang kuat. Semua masalah keluarganya ia hadapi sendiri dengan kepala tegak. Dari kecil sampai SMP ia hidup dengan neneknya. Dan saat mulai memasuki SMA ia mencoba untuk hidup dengan ayah kandungnya karena neneknya yang meninggal dunia karena kanker. Tapi setelahnya, ia memilih untuk hidup sendiri setelah lulus SMA karena sudah lelah dengan semua kelakuan ayahnya.

Kina membenci hari ulang tahunnya. Ibunya meninggal saat melahirkannya dulu dan itu membuat ayahnya terkadang tidak mau melihat dirinya sebagai putri kandungnya karena menganggap Kina lah yang sudah membunuh istrinya. Ayahnya hanya menyayangi Kina jika anak perempuannya itu pulang membawa uang untuk dirinya. Kehidupan keluarganya yang berantakan terkadang membuat Kina benci dirinya sendiri.

Walaupun ia terlihat kuat di luar, tapi Kina menyimpan begitu banyak luka di dalam dirinya. Membuatnya jadi sedikit tertutup dan terkesan dingin karena masa lalunya. Tapi satu hal yang pasti, Kina adalah seorang yang setia.

"Karena lo nggak perlu tau masalah gue."

Fabian Ishan Gunadhya (Bian)

Fabian Ishan Gunadhya. Anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya bernama Fabio Alden Gunadhya.

Ia menjabat sebagai Finance Director di perusahaan keluarganya dengan usaha mati-matian. Ayahnya selalu mengajarkan untuk mulai dari bawah, kalau memang pantas untuk naik ke atas, usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Dan hal itu berlaku juga untuknya.

Mengawali karir sebagai karyawan baru dan dites langsung oleh ayah dan kakaknya dengan sangat keras, membuat mental dan fisik Bian terlihat sangat tangguh. Hal tersebut dikarenakan ayahnya benci orang-orang yang memandang rendah anak-anaknya dengan alasan mereka sudah lahir dengan sendok emas dimulut mereka dan pasti tidak perlu usaha keras untuk bisa menjabat di perusahaan miliknya. Padahal itu sama sekali tidak berlaku untuk anak-anaknya.

Bian adalah seorang yang pekerja keras. Ia membuktikan kepada semua orang jika dirinya berhasil sampai dititik sekarang bukan karena ia anak kedua dari seorang Agam Gunadhya. Melainkan karena dirinya yang memang pantas berada dititik sekarang, dengan semua kompetensi dan prestasi yang ia raih.

Bian sering turun tangan untuk mengecek pekerjaan karyawannya. Bahkan ikut melakukan training setiap ada perekrutan karyawan baru. Karena yang menentukan masa depan perusahaannya, ya karyawan dari perusahaan itu sendiri. Maka dari itu ia terlihat sangat keras dan tegas. Walaupun aslinya sangat perhatian dengan timnya. Sehingga banyak orang yang menjadikannya role model seorang pemimpin.

Tapi satu kelemahan Bian. Ia masih terjebak di masa lalu. Lelaki itu memiliki satu nama perempuan yang tidak akan pernah bisa ia lupakan.

"Apapun itu, mulai sekarang cerita sama gue."

Aksa Ghanim Mahardika

Aksa adalah seorang laki-laki yang selalu tersenyum ramah ke semua orang. Memiliki hati yang tulus dan baik. Ia juga seorang good listener yang selalu bisa menjadi ruang dan wadah untuk teman-temannya bercerita.

Aksa selalu bisa menjadi teman yang bisa diandalkan. Termasuk teman yang loyal dan selalu mementingkan kepentingan temannya ketimbang kepentingan dirinya sendiri.

Ia adalah teman satu kos Kina dan selalu menjadi andalan Kina jika Kina sedang menghadapi lintah darat karena kelakuan ayahnya. Mengetahui tangguhnya Kina dalam menghadapi masalah hidup membuat Aksa menyimpan perasaan pada Kina, walaupun ia tidak pernah mengungkapkannya pada perempuan itu.

Aksa bekerja di Greenice Corp dan menjabat sebagai Kepala Divisi IT. Ia seorang yang sangat pekerja keras. Bukan terlahir dari keluarga yang berada membuatnya ingin selalu bisa membanggakan kedua orang tuanya karena berhasil bekerja di perusahaan besar di Indonesia.

Dan satu sifat Aksa yang membuat banyak perempuan jatuh hati kepadanya adalah karena ia menyukai anak kecil dan punya banyak teman karena sifatnya yang ramah. Tidak ada yang tidak tahu Aksa. Dimana pun lelaki itu berada, pasti akan selalu ada orang yang menyapanya.

"Gue benci banget kata-kata, 'yang penting dia bahagia'. Itu seakan-akan lo nggak mau berusaha dan terlalu ngikutin alur."