Perempuan itu tersenyum lebar saat ibu Bian membuka pintu apartemen Bian dengan senyum tak kalah lebarnya saat tahu dirinya datang.
"Kirain Bunda kamu masih lama pulangnya," kata ibu Bian sambil masih melanjutkan kegiatannya menata meja makan yang sepertinya belum selesai.
"Enggak kok, Bun. Tadi pulang jam 4 tet, terus tumben tadi jalanannya aman banget, tanpa macet sama sekali," kata Kina sambil berjalan masuk ke dalam apartemen Bian. Ia mengikuti perempuan itu dari belakang sambil meletakkan tas belanjanya.
Ia menata beberapa barang belanjaan yang tadi dipesan oleh ibu Bian saat tahu Kina akan mampir ke tempat tinggal anak bungsunya itu. Ibu Bian juga ikut membantu Kina merapikan beberapa barang belanjaan itu di dapur apartemen Bian sambil berbincang ringan dengan Kina.
"Untung kamu sudah pulang duluan, soalnya Bunda itu mau ada arisan nanti malam," ucap ibu Bian.
Kina terlihat kaget dengan kegiatan ibu Bian pada malam hari. Ia baru tahu jika arisan ibu-ibu juga dilakukan pada malam hari.
"Malam-malam arisan?" tanya Kina.
"Iya, soalnya tadi siang pada sibuk, jadi arisannya diganti nanti jam 7," jawab ibu Bian. Kina hanya mengangguk-angguk sebagai respon. Dirinya sedikit bingung dengan kegiatan ibu-ibu kaya yang sama sekali tidak masuk ke dalam otaknya.
"Bunda sudah masakin cumi asam manis, terus tadi Bunda juga udah marinasi shortplate beef kesukaan Bian, terus tadi di kulkas juga sudah Bunda potongin mangga. Nanti kalo temen-temen kamu datang, siapin itu aja ya," kata ibu Bian sambil memberitahu Kina dimana saja tempat makanan yang sudah ia siapkan tadi. Karena ibu Bian tahu dari Kina jika hari ini tim finance akan datang menjenguk Bian.
Kina pun mengangguk tanda ia mengerti. "Makasih ya Bun, malah jadi ngerepotin," kata Kina yang merasa tidak enak karena malah merepotkan ibu Bian.
"Udah santai aja. Bunda malah seneng kalo dikasih kesibukan gini," kata perempuan pertama kesayangan Bian itu.
"Nanti kalo Bian udah bangun, langsung suruh mandi, biar segeran. Dari tadi senewen terus dia," ucap ibu Bian sambil tertawa kecil mengingat anaknya yang uring-uringan karena Kina tidak merespon chat dan teleponnya.
Kina ikut tertawa karena kalimat ibu Bian tadi. Dirinya cukup paham bagaimana menjengkelkannya Bian jika sedang uring-uringan seperti anak kecil.
"Tadi tuh hape aku sengaja aku tinggal di ruangan, Bun. Kan mau ada meeting," balas Kina.
"Sama tuh kayak ayahnya, kalo nggak dibales satu menit aja langsung ditekuk mukanya."
Kina kembali dibuat tertawa saat ibu Bian menyamakan anaknya dengan suaminya. Ternyata bukan hanya fisik saja yang mirip, kepribadian juga hampir mirip ternyata, celoteh Kina dalam hati.
"Bunda juga tadi dapet kabar dari ayahnya Bian, katanya kamu langsung naik lift waktu dikasih tau Bian cariin kamu, sampai ninggalin Om sama yang lain," kata ibu Bian dengan tertawa.
Kina juga ikut tertawa tapi kali ini lebih ke tertawa kikuk saat mengingat berani-beraninya dia meninggalkan Presiden Direktur Greenice yang juga akan masuk ke dalam lift. Waktu sorenya, saat akan pulang ia bertemu kembali dengan ayah Bian, perempuan itu meminta maaf berkali-kali karena merasa dirinya tadi siang tidak sopan.
"Kina kayaknya harus teraktir Om buat permintaan maaf deh. Aku khilaf banget tadi," kata Kina menyesal. Sedangkan ibu Bian malah tertawa semakin keras.
"Santai aja, Om juga santai kok. Dia cerita tadi sambil ketawa nggak berhenti," ucap ibu Bian.
"Ya udah, Bunda tinggal nggak apa-apa kan? Soalnya Bunda belum mandi, nggak bawa baju juga pas kesini."
"Oke Bun, hati-hati ya. Dijemput Pak Mamet kan?" tanya Kina yang memastikan ibu Bian dijemput oleh supir pribadi ibu Bian.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
RomanceBertemu kembali dengan mantan pacar yang sudah tidak pernah bertemu dan hilang kontak selama 10 tahun, membuat Bian menyadari jika Kina yang ia temui sekarang bukanlah Kina yang dulu ia kenal. Sifat hangat dan ceria perempuan itu berubah menjadi di...