Chapter 2

446 82 6
                                    

Kina merapikan rambutnya di depan cermin sebelum masuk ke rumah Bian. Kemarin, Bian mengajaknya untuk datang ke rumah dengan alasan ibunya yang kangen dengan Kina, dan Kina dengan senang hati menerima ajakan Bian untuk berkunjung ke rumahnya. Lagi pula, Kina juga penasaran dengan Bio, kakak Bian yang sekarang sedang berlibur ke Jakarta karena libur smester kuliahnya.

Rumah Bian terlihat cukup besar tetapi bukan sebuah rumah gedongan. Rumah Bian terasa sejuk dengan berbagai tanaman yang ada di halaman depan rumah, belum lagi halaman belakang yang sangat luas dan juga berisi berbagai tanaman. Ibu Bian memiliki hobi berkebun, jadi maklum saja jika rumah Bian terlihat sangat asri.

"Udah cantik," puji Bian yang memang merasa Kina saat ini sudah sangat cantik.

Kina tersenyum tipis, lalu menghadap ke arah Bian. "Baju aku ada yang kusut nggak?"

Bian dengan sekilas memperhatikan Kina yang mengenaka dress warna putih dengan panjang selutut. Kina memang kalau pergi dengan Bian selalu tampil cantik dengan pakaian feminin. Kina ingin terlihat cantik jika bersama Bian di luar sekolah. Karena Bian yang sangat tampan, Kina berusaha agar terlihat cocok dengan Bian.

"Nggak ada Kina. Kamu udah caaantiiiikk banget." Bian sekali lagi memuji penampilan Kina.

Perempuan itu pun tersenyum cerah lalu menggandeng lengan Bian. "Udah siap, yuk masuk," ajak Kina.

Bian hanya bisa tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuan pacarnya itu. "Mau ketemu Bunda aja kayak mau ketemu Presiden," ledek Bian bercanda.

 "Mau ketemu Bunda aja kayak mau ketemu Presiden," ledek Bian bercanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biarin!" Kina menjulurkan lidahnya, menjawab ledekan dari Bian.

Bian dan Kina pun melihat-lihat ke dalam rumah yang cukup sepi. Bian terlihat menengok ke arah dapur dan ruang keluarga yang sama sekali tidak ada orang.

"Pada dimana sih?" gumam Bian. Sedangkan Kina mengikuti saja kemana Bian melangkahkan kaki.

Kedua sudut bibir Bian tertarik sedikit saat melihat ibunya dari halaman belakang rumahnya melambaikan tangan ke arah dirinya dengan senyum cerah. Bian pun otomatis langsung melangkahkan kaki ke arah halaman belakang rumahnya, diikuti Kina di belakangnya.

Bian memeluk sekilas tubuh ibunya. "Bian cariin, ternyata pada disini." Lelaki itu lalu memeluk ayah dan kakaknya setelah itu.

"Lagi mau berkebun selagi nunggu kamu, eh malah udah dateng," kata ibu Bian.

Senyum ibu Bian semakin melebar saat melihat perempuan di balik tubuh Bian yang juga tersenyum kepadanya. Ia langsung memeluk Kina tanpa aba-aba dan membuat Kina hampir saja terjatuh ke belakang jika Bian tidak memegangi punggungnya.

"Bunda hati-hati," ucap Bian mengingatkan.

"Siapa?" bisik Bio, kakak Bian yang memang baru pertama kali bertemu dengan Kina.

"Siapa?" bisik Bio, kakak Bian yang memang baru pertama kali bertemu dengan Kina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang