Chapter 5

403 81 9
                                    

Kina mengayun-ayunkan kakinya di atas tanah. Sore hari ini, ia sedang malas untuk pulang ke kostannya karena ia merasa hari ini terasa sedikit berat bagi Kina. Setelah berita ia melaporkan pelecehan yang dilakukan Pak Bowo menyebar sangat cepat, ia merasa bahwa suasana lingkungan kerjanya menjadi sangat suram dan menyebalkan. Walaupun ia akhirnya memutuskan untuk resign dari pekerjaannya sebagai Sales Promotion Girl, tapi tetap saja otaknya kembali penuh. Bagaimana setelahnya? Itu yang sekarang muncul di kepala Kina. Sebenarnya Kina juga sudah mendaftar pekerjaan di beberapa perusahaan tapi sampai sekarang masih belum ada panggilan interview atau tes semacamnya.

"Haaah," Kina membuang napas kasar.

DRRRRRRRRRTTT DRRRRRRRRRRRTT

Kina merogoh kantong jaketnya saat benda kecil itu bergetar panjang. Ia pun menslide lambang telepon warna hijau ke arah kanan saat nama "Karin" muncul di layar ponselnya.

"Hm?" sapa Kina seadanya.

"Lemes banget sih," tanya Karin dari seberang telepon.

"Pusing kepala gue."

DRRRRT DRRRRT

Ponsel Kina kembali bergetar dan ternyata Karin langsung menelepon video dirinya sedetik setelah Kina bilang dirinya sedang pusing. Ia pun lalu menerima panggilan video itu dan ia bisa melihat wajah Karin yang full make up itu menghiasi layar ponselnya.

 Ia pun lalu menerima panggilan video itu dan ia bisa melihat wajah Karin yang full make up itu menghiasi layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dimana lo?" tanya Karin yang terlihat bingung.

"Di taman deket kostan,"

"Katanya lagi pusing, kok malah keluar sih bukannya istirahat," omel Karin pada Kina.

Kina pun hanya bisa menghela napas lelah sekali lagi. Temannya itu artis, tapi kenapa dia sebodoh itu sih tidak bisa membedakan mana pusing yang sedang mengeluh tentang kehidupan dengan pusing yang memang pusing secara harfiah?

"Rin," panggil Kina setelah menghela napas tadi. "Gue capek ngadepin ketololan lo," lanjut Kina.

"Yeee enak aja lo ngatain gue tolol, lo tuh yang tolol. Udah minum obat?"

Tuh kan. Masih saja si Karin nerusin. Dia masih anggap Kina itu pusing beneran yang beneran pusing. Yang sakit. Padahal kan itu cuma seolah-olah, nggak benar-benar sakit.

"Rin, gue itu pusingnya bukan pusing yang sakit kepala gitu, bukan. Pusing yang gue maksud tuh, pikiran gue penuh, gue butuh ngerefresh nih kepala gue biar bisa segeran lagi, bukan pusing yang sakit. Paham Mbak Artisku yang cantik?"

"Astagah hahahahaha. Ya ampun gue pikir lo sakit," tawa Karin pecah karena menyadari kebodohannya sendiri.

"Lagian lo pusing kenapa sih? Stress apa gimana?"

"Nah iya itu, gue stres deh kayaknya. Kepala gue rasanya penuh banget." Kina mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan.

"Ngilangin stress gimana sih caranya?" tanya Kina pada Karin dan langsung disambut dengan senyuman lebar Karin.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang