Chapter 16

433 80 28
                                    

Ruang meeting utama gedung Greenice terlihat ramai dengan orang-orang yang mewakili divisi mereka masing-masing untuk menjadi panitia utama perayaan ulang tahun perusahaan tersebut. Dan dari tim finance memberikan perwakilan Daniel, Vio, dan Kina, ditambah Bian sebagai salah satu penanggungjawab tetap acara tersebut. Kina, Vio, dan Daniel duduk bersebelahan, menunggu perwakilan dari divisi lain untuk mengisi ruang meeting itu.

Kina sesekali menatap Bian yang semenjak acara dinner team sama sekali tidak pernah mengajaknya berbicara. Bahkan lelaki itu seperti terlihat menjauhi Kina karena setiap Kina masuk ke ruangan Bian, lelaki itu tidak pernah menanyakan pertanyaan tidak penting hanya untuk bisa berbincang kecil dengan perempuan itu. Jika Kina meminta tanda tangan, Bian akan tanda tangan tanpa menanyakan beberapa hal yang berhubungan dengan laporan atau permohonan tersebut.

Kina memperhatikan Bian yang terlihat serius dengan laptopnya. Tanpa sadar menikmati ekspresi Bian yang serius seperti itu. Menikmati bagaimana Tuhan memahat wajah ciptaanNya itu dengan sangat artistik.

Kina terlihat kaget saat Bian mengalihkan pandangannya dari laptop ke arah pintu masuk yang mulai dimasuki orang-orang, tanpa sengaja tatapan mereka bertabrakan beberapa detik saat Bian terdistraksi dengan ramainya ruang meeting siang itu. Tapi entah kenapa dada Kina terasa sakit saat Bian hanya menampilkan wajah datar dan seriusnya lalu kembali serius pada laptopnya.

 Tapi entah kenapa dada Kina terasa sakit saat Bian hanya menampilkan wajah datar dan seriusnya lalu kembali serius pada laptopnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, Kina," sapa seorang laki-laki dengan senyum manisnya yang baru saja memasuki ruangan. Membuat Vio terpana dengan senyum lelaki itu.

Kina yang sedikit kaget karena sedari tadi memperhatikan Bian langsung menyapa balik lelaki itu. "Hai juga Mas Bio."

Bio berjalan menuju kursi tengah yang selalu menjadi singgasana pemimpin rapat. Dan Bian duduk di sebelah kursi kakaknya, masih fokus dengan laptopnya walaupun kakaknya sudah menyapa tadi.

Kina semakin dibuat tak nyaman melihat Bian yang terkesan sangat dingin pagi ini. Dirinya bertanya-tanya, apakah memang itu sifat asli Bian? Sifat yang sering kali dibicarakan orang-orang di kantornya.

"Pst," Vio menyenggol lengan Kina, membuat perempuan itu menoleh pada Vio dengan tatapan penuh tanya.

"Itu, Mas Fabio? Kakaknya Mas Bian?" tanya Vio yang penasaran dengan Bio.

Kina pun mengangguk sebagai jawaban. Sedangkan Vio terlihat kaget di awal tapi setelahnya reaksinya berubah menjadi seperti seorang fangirl.

"Wajahnya hampir mirip sih, tapi Mas Bio lebih adem wajahnya. Dewasa banget, tipe gue banget," bisik Vio dengan semangat.

 Dewasa banget, tipe gue banget," bisik Vio dengan semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang