Kina membulatkan kedua matanya saat melihat teman-teman kantornya datang ke apartemen Bian dengan senyum cerah mereka. Hari ini Kina menuruti permintaan Bian untuk menemani lelaki itu bekerja dari rumah dan tanpa Kina ketahui, Bian mengijinkan timnya untuk menjenguk Kina di apartemennya hari ini. Tata dan Vio langsung menghambur untuk memeluk Kina, sedangkan di belakang mereka ada Bu Dewi, Mas Krisna, dan Daniel.
"Surprise!" ucap Bian pelan, yang berdiri di belakang Kina sambil mengusap belakang kepala Kina dengan lembut.
"Happy nggak?" tanya Vio dan Kina tersenyum cerah sambil mengangguk.
"Gimana keadaan lo, Na?" tanya Mas Krisna.
"Ya ampun, masih keliatan lebamnya," ucap Bu Dewi saat melihat wajah Kina yang masih sedikit biru di bawah matanya.
"Udah jauh lebih baik dari kemarin kok, Bu," ucap Kina.
Daniel yang melihat keadaan Kina hanya berdiri di dekat dapur dan entah kenapa ada perasaan bersalah dalam dirinya saat melihat keadaan Kina sekarang. Ia dulu adalah satu-satunya orang terdekat Bian yang kesal saat Bian lebih memilih Kina daripada Putri, karena Daniel memang sangat dekat dengan Putri, bahkan menganggap Putri sebagai kakak perempuannya sendiri. Ada rasa tidak suka yang beberapa kali Daniel perlihatkan pada Kina selama mereka bekerja bersama. Tapi saat melihat keadaan Kina sekarang, ia bisa tahu alasan kenapa Bian sangat ingin menjaga perempuan itu.
"Dan? Kok berdiri di situ? Sini gabung," ajak Kina saat melihat Daniel masih berdiri di dekat dapur dan tidak bergabung dengan teman-temannya di ruang tengah.
Kina menghampiri Daniel dan saat itu Daniel meminta maaf pada Kina. "Maaf ya Na," kata Daniel yang membuat Kina menatap Daniel bingung.
"Kenapa?" tanya Kina.
"Gue dulu sempet sebel sama lo karena gue mikir lo yang bikin Mas Bian putus sama Putri," ucap Daniel jujur.
Kina sedikit kaget dengan kalimat yang keluar dari bibir Daniel. Ia bingung harus menanggapi seperti apa permintaan maaf Daniel yang mendadak. Kina berakhir tersenyum dan menepuk lengan Daniel pelan.
"Santai. Yuk!" ajak Kina pada Daniel agar bergabung dengan yang lainnya.
"Lo bantuin gue aja sini kupas buah," Bian yang berjalan ke arah Kina dan memerintahkan Daniel untuk mengikutinya. Kina pun hanya bisa pasrah saat Daniel diambil paksa oleh Bian.
"Gue gak bisa nolak kan kalo yang ngasih perintah Fabian Yang Terhormat?" kata Daniel dan sukses membuat Kina terkekeh.
Daniel pun berakhir mengikuti langkah Bian menuju dapur untuk mengupas mangga dan semangka yang tadi di bawa oleh Bu Dewi dan Mas Krisna.
"Gimana, udah ada kabar siapa yang sebarin berita negatif tentang Kina?" tanya Bian dengan nada serius walaupun tangannya masih fokus mengupas buah mangga.
"Gue masih belum tau sih Mas, tapi kemarin gue ketemu Bang Dito keluar dari ruangan Om Agam," jawab Daniel.
Bian langsung menatap Daniel tajam. "Dito? Ngapain dia ke ruangan bokap?" tanya Bian.
Daniel mengendikkan bahunya, tanda ia juga tidak tahu. "Waktu gue sapa dan gue tanyain, dia cuma bilang ada urusan, gitu doang."
Bian kembali memfokuskan kedua matanya pada mangga di depannya. Walaupun begitu, kepalanya berisi penuh dengan tanda tanya tentang Dito yang datang menemui ayahnya. Bian sangat tahu jika Dito masuk ke ruangan ayahnya pasti ada sesuatu serius yang mereka bicarakan dan ada sesuatu yang ayahnya ingin ketahui.
"Lo lanjutin ya, gue mau keluar bentar." Bian meletakkan pisau lalu mencuci tangannya.
Daniel langsung menatap Bian bingung. "Mau kemana?" tanya lelaki itu. Tapi Bian tidak menjawab. Ia bisa melihat Bian yang pamit pada Kina dan teman-temannya untuk pergi karena ada urusan mendadak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
RomanceBertemu kembali dengan mantan pacar yang sudah tidak pernah bertemu dan hilang kontak selama 10 tahun, membuat Bian menyadari jika Kina yang ia temui sekarang bukanlah Kina yang dulu ia kenal. Sifat hangat dan ceria perempuan itu berubah menjadi di...