Chapter 39

404 64 12
                                    

Perempuan itu terlihat celingukan di depan rumah kost dengan cat warna biru pada atap rumahnya. Ia bersender di pagar hitam yang tidak terlalu tinggi itu, karena tubuhnya terasa sedikit lelah setelah menunggu hampir satu jam di depan rumah.

 Ia bersender di pagar hitam yang tidak terlalu tinggi itu, karena tubuhnya terasa sedikit lelah setelah menunggu hampir satu jam di depan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Kina tidur apa ya? Atau gue masuk aja? Tapi kan gue nggak tau kamarnya yang mana. Ya udah deh nunggu aja."

Perempuan itu berbicara dengan dirinya sendiri dan jika ada orang yang melihat, pasti akan berpikiran jika ia adalah orang aneh. Termasuk laki-laki yang melihat kelakuan perempuan itu dari lantai dua kamar kostnya.

Laki-laki itu sudah sekitar tiga puluh menit memperhatikan perempuan itu sembari menghabiskan beberapa rokok untuk merefreshkan otaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laki-laki itu sudah sekitar tiga puluh menit memperhatikan perempuan itu sembari menghabiskan beberapa rokok untuk merefreshkan otaknya. Tapi tanpa lelaki itu sadari, ia malah dibuat fokus pada kelakuan seorang perempuan yang berdiri dan sesekali mondar-mandir di depan pagar rumah kostnya.

Ia yang awalnya tidak peduli, lama-lama merasa aneh karena perempuan itu terlihat seperti maling yang sedang menunggu waktu aman untuk mencuri. Lelaki itu pun menuruti isi otaknya untuk turun ke bawah dan menegur perempuan itu.

"Kak Kina nggak laper apa ya? Gue udah..."

"Heh!"

Perempuan itu kaget setengah mati ketika suara berat seorang laki-laki menyentaknya dan sukses memotong monolognya yang sedang membicarakan kakaknya sendiri.

Perempuan itu mengerutkan kedua alisnya dan menatap tajam laki-laki di depannya dengan tatapan super duper kesal.

"Apa sih?! Bikin kaget aja!" Galak perempuan itu.

Lelaki itu semakin membulatkan kedua matanya saat menyadari perempuan di depannya itu jauh lebih galak dari dirinya.

"Ngapain lo mondar mandir di sini. Mau maling lo ya?" kata si lelaki yang sukses membuat si perempuan semakin menatapnya tak percaya. Tak percaya karena bisa-bisanya ada orang yang isi kepalanya senegatif itu.

"Heh! Otak lo tuh negatif banget ya! Muka doang ganteng, tapi isi otaknya negatif! Duh redflag banget sih lo."

"Dih anjir. Lo..."

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang