33. ADAB DIATAS ILMU BUKAN ILMU DIATAS ADAB

560 52 0
                                    



Kamu Itu Jodoh Saya






•••





Pukul 8 pagi, Tifa baru berkutat didapur. Ia kesiangan, karena semalam Mahen meminta hak nya kembali. Sedangkan sang suami, ia masih berselimut diatas kasur.

Tifa ingin membangunkannya. Tapi ia urungkan. Nanti saja jika sarapannya sudah siap, baru dibangunkan.

Tifa yang sedang memasak tumis kangkung d atas wajan pun terhenti dengan seseorang yang memencet bel kamarnya.

Ia mematikan kompor dan berjalan ke arah pintu. Untuk membukakan siapa yang datang. Sebelum membuka pintu, ia melihat dari kamera dan ternyata yang datang ialah Kak Jihan, Kakak ipar Tifa.

Jihan datang sendirian, segeralah Tifa membukakan pintunya.

"Eh, Kak Jihan. Ayok Kak, masuk." ucap Tifa tersenyum mempersilahkan Jihan masuk.

Tifa sempat ingin menyalami tangan Jihan, tetapi wanita itu tepiskan. Tifa terdiam, ia memang seperti menduga jika Kakak iparnya ini tak suka dirinya. Tidak apa-apa.

"Kakak mau minum apa?" tanya Tifa.

"Gak usah, saya kesini cuman mau lihat adek saya aja." jawab Jihan datar.

"Oh ya, Mahen mana?" lanjut Jihan bertanya juga.

"Mas Mahen masih dikamar, Kak. Lagi tidur," jawab Jihan ramah.

"Masih tidur? Ya Allah, apa-apaan anak itu. Jam segini masih tidur. Pasti ini semua karena kamu, kan? Adik saya jadi begitu," ujar Jihan.

"Maaf, maksud Kakak apa?"

"Halah, sok polos. Adik saya yang rajin begitu sekarang dia jadi malas, pasti ini karena pengaruh kamu, kan?"

Jleb

"Maaf, Kak. Tetapi Mas Mahen masih melakukan kewajiban nya sebagai seorang muslim. Ia juga tadi subuh sudah shalat, tetapi malah tidur lagi. Sudah saya ingatkan jangan tidur, tapi katanya dia ngantuk." jelas Tifa.

"Sebenernya saya tuh gak suka kamu nikah sama adik saya. Kira saya Mahen nikah sama Maya, eh, malah sama kamu. Apa kamu ini pake guna-guna, ya? Buat dinikahin Mahen?"

Tifa sudah tak sanggup mendengar semua tuduhan yang sedari tadi Jihan lontarkan.

"Asstaghfirullah, saya tidak pernah melakukan itu, Kak. Kami menikah atas perjodohan yang orangtua kami lakukan."

"Iya sih, saya tahu. Gak tau Abi sama Umi pilih istri buat Mahen yang kayak gini? Masih kalah jauh sama Maya yang kemana-mana."

Lagi dan lagi Maya yang disebut. Air mata Tifa sudah berjatuhan, sebenarnya ada apa ini? Mengapa Kakaknya ikut terlibat?

"Sebelumnya kita belum pernah ketemu, Kak. Tapi kenapa Kakak sudah menilai saya seperti itu?" ujar Tifa pelan.

"Kamu tuh pasti perempuan gak baik-baik, kan? Buktinya aja kamu udah gak perawan. Pasti Mahen jijik sama kamu, dan entah kenapa juga adik saya itu mau yang bekas, cih." decih Jihan menatap Tifa dengan tatapan benci dan juga jijik.

"Stop, Kak. Demi Allah, saya wanita baik-baik, tapi memang saya sudah tidak perawan. Dan bukan berarti Kakak bisa merendahkan saya seperti ini." lirih Tifa tak tahan.

"Halah, jangan sok drama kamu. Mana ada wanita gak perawan tapi dia baik-baik? Pasti gak baik-baik, kamu kan jalang. Jadi sebaiknya jauhin adik saya. Adik saya bisa dapat gadis yang masih suci dan tentunya akhlaknya baik. Bukan seperti kamu."

"KAK JIHAN STOP!"

Itu teriakan dari Mahen. Mahen mendengar semuanya. Ia menghampiri istrinya yang sudah menangis tersedu-sedu akibat Kakak nya ini.

"MAKSUD KAKAK NGERENDAHIN ISTRI MAHEN KAYAK GITU APA? MAU ISTRI MAHEN PERAWAN ATAU GAK PERAWAN, MAHEN GAK PEDULI. KAKAK GAK USAH IKUT CAMPUR URUSAN RUMAH TANGGA MAHEN!!"

"Bagus. Pasti ini ulah istri kamu kan? Kamu berani ninggiin suara didepan Kakak, ha?"

"Kenapa gak berani? Dan ini bukan karena istri Mahen."

"Kamu bisa dapetin gadis yang masih suci buat jadi istri. Bukan wanita jalang ini, lihat aja penampilannya. Udah kayak jalang, kan?" ujar Jihan kembali.

"Stop, Kak. Berhenti ngerendahin istri Mahen. Istri Mahen bukan jalang, dia wanita baik-baik, solehah, dan tentunya adab nya lebih baik daripada Kakak."

"Apa maksud kamu, Mahen?" marah Jihan.

"Memang bener, kan? Kakak gak pake adab,"

"Inget, Kak. Adab diatas ilmu. Bukan ilmu diatas adab. Silahkan Kakak pergi dari sini."

•••

Senin, 16 Mei 2022

17:48

Kamu Itu Jodoh Saya {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang