Kamu Itu Jodoh Saya
•••
Adzan subuh berkumandang. Dan jam juga sudah menunjukkan pukul 04:40 Mahen bangun terlebih dahulu dan wudhu mendahului istrinya.
Setelah ia berpakaian rapih. Menggunakan koko putih, sarung hitam dan juga peci putihnya. Ia berniat membangunkan sang istri. Tetapi ia malah melihat istrinya yang sudah terbangun dan sedang mengumpulkan nyawanya.
"Mas shalatnya udah?" tanya Tifa.
"Belum, saya nunggu kamu." jawab Mahen.
"Sebentar, Mas. Aku wudhu dulu, tungguin." teriak Tifa.
Sedangkan Mahen, ia geleng-geleng kepala. Malah teriak pula istrinya itu.
Haduh!
Setelah selesai melaksanakan shalat subuh berjamaah. Kini Tifa membereskan mukenanya dan juga sejadah dirinya dan Mahen.
Sedangkan Mahen, ia sudah duduk di pinggiran kasur dan memperhatikan istrinya yang sedang merapihkan alat shalat tersebut.
Setelah Tifa selesai. Ia bangkit dan mulai membereskan tempat tidur.
Saat ingin mengambil selimut. Justru tangannya di cekal oleh Mahen dan di dudukkan di atas pangkuan Mahen.
Mahen mencoba melingkarkan tangannya di perut sang istri dan mencium aroma melon di rambut lembut Tifa.
Tak ada penolakkan dari Tifa. Karena jika ia menolak, takut dosa juga.
Walaupun jantung Tifa sudah koar-koar tak beraturan. Tetapi ia mencoba untuk bersikap setenang mungkin.
"Kalo saya bawa kamu pergi buat tinggal di apartemen yang sudah saya beli, mau?" tanya Mahen lembut.
Kini tidak ada suara datar, cuek, dingin dan lainnya. Justru sekarang lembut.
"Ma-mau," jawab Tifa gugup.
"Saya minta maaf," ucap Mahen tulus.
"Minta maaf buat apa, Mas?"
"Belum bisa beli rumah. Tapi nanti In Sya Allah kalo saya sudah ada uang, kita langsung beli." ujar Mahen.
Memang, Mahen ini masih status santri di pesantren milik Abi nya dan ia juga bekerja di salah satu kafe milik Abinya pula.
Abinya pun sempat ingin membelikan rumah untuk putranya tersebut. Tetapi Mahen menolaknya keras. Ia ingin hasilnya sendiri untuk rumah tangganya. Tanpa ada ikut campur dari siapapun.
Entah keberanian darimana, kini Tifa sudah menghadap suaminya dan duduk dengan benar di pangkuan Mahen dan ia juga sudah mengalungkan kedua tangannya di leher Mahen.
"Gak usah minta maaf, Mas. Gak apa-apa, kok. Dimana pun kamu mau bawa aku tinggal, aku ikut. Yang penting sama kamu." ucap Tifa lembut.
Mahen berdehem. Betapa intensnya mereka berdua saat ini.
"Jangan menggoda saya bisa?"
Tifa menautkan alisnya. Pertanda bingung.
"Maksud Mas?" tanya Tifa.
Mahen tidak menjawab pertanyaan istrinya. Ia langsung menyambar bibir pink alami milik istrinya dan sedikit melumatnya.
Tifa memukul dada Mahen karena serangan tiba-tiba barusan.
"Mas! Gak bisa nafas aku!" kesal Tifa.
Mahen justru terkekeh kecil.
Biasanya datar, ini tidak.
Baguslah!
•••
Jumat, 6 Mei 2022
02:58
Jangan lupa vote dan komen.
Terima kasih. 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Itu Jodoh Saya {END}
Novela JuvenilPerlakukan lah wanita mu dengan sebaik-baiknya kamu memperlakukan dirimu sendiri. Jangan menyakitinya, walaupun kamu ingin melakukannya. "Saya udah gak perawan, emangnya mau sama saya?" "Kenapa saya harus gak mau?" ~~~~~ "Kamu itu jodoh saya, ke...