Setelah kepergian Jisung dari apartemennya. Jaemin segera kembali memasukki apartemen Jisung dengan perasaan campur aduk. Sejujurnya, Jaemin tidak pernah berfikir untuk merebut popularitas Jisung. Apalagi untuk mengambil job atau kegiatan individu yang bukan miliknya, Jaemin sama sekali tidak pernah berfikir seperti itu.
Walaupun dulunya sebelum bergabung dengan SM ROOKIES, Jaemin sempat tidak menyukai keberadaan Jisung. Tidak menutup kemungkinan jika Jaemin menyimpan rasa rasa sayang kepada Jisung, seperti adik kandungnya sendiri. Hal itu murni dari hatinya bukan semata-mata.
Saat Jaemin masuk ke dalam apartemen Jisung, Jaemin hampir saja jatuh ke lantai. Jika, tidak ada Haechan yang segera menolongnya.
"Hati-hati Jaem." ujar Haechan pelan. Sembari, menuntun Jaemin ke sofa.
"Jisung dimana, Jaem?" tanya Renjun lemah, yang matanya terlihat basah. Jaemin tidak menjawab pertanyaan dari Renjun. Namun, matanya menatap ketiga member lainnya dengan nyalang.
Jaemin berdiri dan berjalan terseok-seok ke arah tiga member lainnya, yang menundukkan kepalanya. Lalu, tanpa aba-aba Jaemin meraih kerah baju dari salah satu member dengan kasar. Tentu saja membuat Renjun dan Haechan terkejut sekaligus khawatir dengan tindakan Jaemin.
"Mulutmu sangat busuk." ucap Jaemin dingin. Lalu, tangannya meninju pipi mulus salah satu member tersebut. Kemudian, mendorongnya hingga member tersebut tersungkur dilantai.
"Selamat, kamu sudah melukai perasaan Jisung dengan perkataanmu itu. Saat trainee, memang benar aku tidak menyukai Jisung bukan berarti aku membencinya. Namun, saat Jisung bergabung dengan SM ROOKIES rasa ketidak sukaanku menjadi pudar, dengan menggantikan rasa cinta dan kasih sayang. Dan aku tidak pernah merasa bahwa Jisung adalah Sungchan. Jisung dan Sungchan adalah orang yang berbeda. Dan kamu mengatakan seolah-olah rasa kasih sayangku kepada Sungchan terbagi dengan Jisung? Hahaha.... lucu sekali. Aku bahkan sudah menganggap Jisung seperti adikku sendiri dibanding dengan Sungchan." jelas Jaemin sembari tersenyum sinis.
"Dan satu lagi. Aku tidak pernah merasa bahwa aku merebut hak milik orang lain, seperti drama dan pengisi MC. Sejak kapan aku merebutnya tanpa izin pemilik? Aku bukanlah orang yang haus dengan popularitas. Bukankah ini semua juga rencanamu Jeno-ssi? Aku bahkan tidak pernah tahu jika itu adalah milik Jisung. Lalu, kenapa dulu manager hyung mengatakan kepadaku. Bahwa aku memiliki tawaran drama dan pengisi MC? Aku benar-benar tidak habis fikir. Dan aku baru menyadari sebuah kesalahan yang ku lakukan pada waktu itu. Jika, masa lalu bisa terulang kembali, aku akan menolak tawaran itu dan memberikannya kepada Jisung." lanjut Jaemin dengan terisak.
"Aku lebih baik pulang. Aku fikir malam ini akan menjadi moment yang indah dan special, ternyata semua telah menjadi berantakan." sahut Jaemin. Lalu, segera mengambil jaket favoritnya. Kemudian, berbalik keluar dari apartemen Jisung.
Setelah kepergian Jaemin, hanya tersisa lima member Dream. Kedua member Dream bersiap-siap untuk pulang ke apartemennya masing-masing.
"Aku tidak menyangka jika kalian mengatakan hal seperti itu didepan Jisung. Aku juga merasa bersalah dengan Jisung yang tidak bisa membantu apapun. Bahkan yang lebih parahnya aku sering mengabaikan Jisung saat sibuk dengan kegiatan individu ku. Dan kalian terus menerus mendesak Jisung untuk berbicara tanpa mendengar penjelasan dari Jisung terlebih dahulu. Aku harus mengapresiasi ini dan mengucapkan selamat untuk kalian bertiga, karena kalian bertiga rencana untuk makan malam bersama sudah hancur. Dan yang kedua, selamat kalian bertiga sudah membuat nama NCT DREAM hancur. Menyesal pun tidak ada guna-nya." ujar Renjun lirih, tanpa menatap ketiga membernya. Kemudian, pergi keluar dari apartemen Jisung bersama Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK || PARK JI SUNG [END]
Fanfiction"Alasan, saya untuk menunda debut solomu. Karena, Haechan akan segera comeback solo dengan waktu dekat. Namun, debutmu akan saya tunda beberapa bulan kedepan. Kamu masih ada waktu untuk melakukan debut solo. Apakah tidak ada masalah?" tanya CEO. Nam...