38

1.3K 160 29
                                    

Pada malam harinya, Jisung tengah bermain game yang berada diponselnya. Ia sempat menggerutu karena ada sebuah panggilan masuk dari salah satu hyung-nya. Lalu, Jisung memicingkan matanya untuk melihat jam pada dinding.

"Sudah pukul 12 malam. Untuk apa Mark hyung menelfonku?" tanya Jisung pada dirinya sendiri.

Karena, Jisung merasa malas untuk mengangkat telefon dari Mark. Segera saja Jisung menekan tombol merah, yang artinya Jisung tidak ingin diganggu. Namun, yang dia dapatkan justru Mark menelfon berkali-kali. Dan mau tidak mau Jisung terpaksa mengangkat ponselnya.

"Ada apa, Mark-ssi?" tanya Jisung datar.

"Apakah kamu Jisung? Park Ji Sung?" tanya seseorang diseberang sana. Entah mengapa suara itu terdengar sangat asing dipendengarannya.

"Siapa kamu? Dan dimana Mark hyung? Mengapa kamu menelfonku?" tanya Jisung yang masih dengan datar.

"Namaku Vernon, kau tahu bukan jika aku juga termasuk anggota boygroup dari Seventeen? Mark sedang mabuk dan juga berbuat ulah di club malam. Bisakah kamu menjemput Mark disebuah club malam? Tidak mungkin juga bukan kalau Mark pulang dengan keadaan mabuk?" jelas seseorang diseberang sana yang bernama Vernon.

"Lalu, mengapa tidak kamu saja yang mengantarkannya pulang? Atau menghubungi member NCT lain? Kenapa harus aku?" tanya Jisung bertubi-tubi.

"Bagaimana aku bisa mengantarkan Mark? Aku bahkan berangkat bersama dengan memberku, S.Coups hyung. Dia juga tidak kalah mabuknya sama seperti Mark. Dan satu lagi aku belum mengenal member NCT lainnya, selain Mark dan Johnny hyung. Awalnya, aku sudah meminta bantuan dengan Johnny hyung. Tapi, Johnny hyung tidak bisa. Dan yang menyarankan untuk menghubungimu ini adalah Mark. Mark bilang kepadaku kalau kamu belum tidur. Jadi, bisakah kamu menjemput Mark sekarang?" jelas Vernon diseberang sana.

Jisung menghela nafas kasar. Lalu, matanya melirik jam dinding dan masih pukul 12 malam. Sembari menggigit bibir bawahnya.

"Baiklah aku akan menjemputnya. Kirimkan saja alamat tempat club malam kalian." ucap Jisung pada akhirnya. Dan mematikan teleponnya sepihak. Walaupun dirinya terpaksa untuk menjemputnya. Lagipula, bagaimana bisa Mark ditengah malam ada di club malam? Apa yang dia lakukan disana?

"Benar-benar sangat merepotkan." gerutu Jisung sambil bangun dari duduknya. Lalu, berjalan menuju depan cermin masih ada lingkaran hitam dimatanya, seketika membuat dirinya meringis.

"Sudah berapa hari aku tidak bisa tidur?" lirihnya. Sehingga ponsel kembali berbunyi menandakan chatting dari KakaoTalk. Dan Jisung segera membuka pesan tersebut, pesan itu menunjukkan tempat alamat club malam.

Karena, tidak ingin membuat Mark menunggu waktu lama, Jisung segera mengoleskan cream pada matanya. Agar lingkaran hitamnya tidak terlihat dengan jelas. Mungkin dengan cara ini agar bisa untuk menutupi lingkaran hitam tersebut. Jisung sangat berharap, jika Mark tidak menyadari adanya lingkaran hitam disekitar matanya. Setelah itu Jisung meraih jaket yang berwarna hitam, tidak lupa juga dengan memakai masker beserta topi. Lalu, meraih kunci mobil, ponsel dan dompet.

Saat Jisung sudah berada didepan pintu apartemen dan ingin meraih knop pintu. Ia tampak bergetar hebat, gugup dan cemas itulah yang dirasakan oleh Jisung saat ini.

Butuh waktu lima belas menit, bagi Jisung agar bisa tenang kembali. Selama lima belas menit, Jisung tengah menitikkan air matanya, entah mengapa kakinya merasa lemas hanya sekedar untuk melangkah. Dan selama waktu itu Jisung tidak henti-hentinya mengatur deru nafasnya yang tersengal. Perlu digaris bawahi, jika Jisung benar-benar enggan untuk melangkahkan kakinya bahkan jantungnya bergedup dua kali lipat.

BLACK || PARK JI SUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang