35

1.4K 171 33
                                    

Seperti yang dijanjikan Chenle sebelumnya. Mereka berdua pergi ke sebuah restoran Jepang. Walaupun waktunya hanya sebentar, karena nanti siang mereka akan kembali ke gedung perusahaan untuk latihan bersama dengan member NCT lainnya.

Kini Chenle dan Jisung telah duduk disebuah tempat ruangan VVIP. Yang dimana tempat itu sangat menjaga privacy para artis maupun actor. Seperti biasa Jisung akan memilih sushi untuk makanan Jepang, begitupun dengan Chenle. Sedangkan untuk minumannya mereka memesan mojito dan chocomint.

Setelah memesan, Chenle ingin sekali berbicara dengan Jisung yang tengah sibuk dengan ponselnya. Entah mengapa rasanya sangat canggung bagi Chenle. Sehingga membuat Chenle menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sebelum membuka suara, Chenle menghela nafas kasar dan itu membuat Jisung yang tengah meliriknya sekilas berhenti memainkan ponselnya. Dan tidak lupa menyimpannya disaku celana.

"Jisung-ah, aku ingin meminta ma'af kepadamu." ucap Chenle pelan, sembari menundukkan kepalanya. Sedangkan, Jisung lebih memilih untuk diam.

"Ma'af atas perkataanku waktu lalu. Pasti itu membuatmu sakit hati. Dan jujur saja, aku tidak pernah kelepasan saat berbicara. Dan pada waktu itu aku sedang kesal karena kamu tidak menjawab pertanyaan Mark hyung." cicitnya pelan. Jisung lagi-lagi lebih memilih diam tanpa menatap Chenle.

"Ma'af? Semudah itu?" tanya Jisung dengan tidak santainya. Sembari tersenyum miring.

"Aku hanya kelepasan pada saat itu. Dan tidak benar-benar ingin mengatakan hal itu. Aku benar-benar ingin meminta ma'af." tutur Chenle sambil menatap manik mata Jisung. Sedangkan, Jisung yang ditatap Chenle mengalihkan pandangan lainnya.

"Meminta ma'af? Tidak sengaja? Benarkah begitu?" tanya Jisung dingin dengan menaikkan alis sebelahnya sembari tersenyum miring. Dan Chenle merasa bahwa dirinya tidak dima'afkan oleh Jisung. Dia sangat yakin dengan itu. Karena nada bicara Jisung masih sama saat berada diperusahaan SM Entertainment.

"Akan lebih baik jika kau mengatakan yang sebenarnya tentangku kemarin. Daripada terus berbohong! Apalagi sandiwara, kau sangat cocok untuk menjadi peran seorang pecundang. Ups!" ujar Jisung kemudian menutup mulutnya. Seakan-akan keceplosan. Lalu, menepuk dahinya, "Oh! Aku lupa bahwa sekarang kamu memang seorang pecundang?" lanjut Jisung, sambil menampilkan smirk.

Hal itu membuat Chenle mengepalkan tangannya. Lihat saja dari sorot mata Chenle, dirinya benar-benar marah. Lalu, ia teringat dengan tujuannya. Jadi, lebih baik Chenle menahan amarahnya. Lalu, menghela nafas kasar. Jisung yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Chenle tengah tersenyum remeh.

"Seorang Chenle anak orang kaya. Apakah pantas berteman dengan anak miskin?" tanya Jisung dengan nada remehnya. Lalu, mengetuk tangannya dimeja. Seraya menatap Chenle dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Bukankah sejak kecil, seorang Zhong Chenle sudah terkenal di China. Lalu, mengapa mau saja dengan menerima tawaran untuk masuk ke perusahaan SM Entertainment?" tanya-nya sembari mengerutkan dahinya.

"Rasanya sangat aneh." lanjutnya sambil tersenyum kecil.

"PARK JI SUNG!" bentak Chenle yang dimana telinganya sudah merasa panas dengan perkataan Jisung. Sedangkan, Jisung tertawa sarkas.

"Mengapa? Apakah aku salah dengan perkataanku? Apakah kamu ingin menginjakku kembali?" ejek Jisung sambil menatap Chenle remeh. Sehingga membuat Chenle terdiam lalu menghela nafas pelan.

"Jisung-ah." panggil Chenle lirih. Kemudian menggelengkan kepalanya. Agar Jisung mau berhenti dengan perkataannya. Sedangkan, Jisung tersenyum miring.

"Bagaimana rasanya setelah diinjak? Sakit?" tanya Jisung dengan nada remehnya. Sadar atau tidak jika, Jisung memang benar-benar sengaja memancing emosi dalam setiap perkataannya.

BLACK || PARK JI SUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang