Cahaya matahari menyusup masuk ke celah kamar berdesain seolah menyatu dengan alam, begitu menyejukkan hingga mampu menciptakan kesan alami yang dituangkan dari setiap sudut ruangan.
Tenang dan nyaman hingga membuat seorang remaja begitu betah bergulung nyenyak di bawah selimut, bahkan bisingnya suara alarm tidak mampu membangunkannya.
Namun sayang, kenyamanan itu akan segera sirna, saat terdengar suara pintu terbuka, lalu di susul dengan derap kaki mendekat.
"Van bangun! Nevan bangun! woi bangun mau sampai kapan lo tidur mulu?" ucap lantang Dariel, seraya mengguncang bahu laki-laki yang mulai terganggu tidurnya.
Dan seakan tidak cukup satu, kini sosok lainnya juga ikut serta ambil bagian, selayaknya paket komplit, bergerak dengan satu tujuan mengusik ketentraman seorang Geonevan.
"Yah palingan ini efek ngitungin bintang lagi!" ujar Yeron, sembari menunjuk atap plafon terbuka yang hanya dilapisi sebuah kaca.
"Wah, iya! Buruan tutup Ron! silau mata gue!" pinta Dariel, "weh Nevan bangun, woiiii! kerjaan lo tiap malam ngitungin bintang mulu ya? bangun! kita udah balik nih! Lo mau oleh-oleh gak?"
Dua orang itu telah hafal betul kesukaan yang sering dilakukan Nevan, diam memandangi rasi bintang dengan arah pikiran melalang buana, bahkan acap kali mereka bertanya, namun tidak pernah ada jawaban, Nevan memilih bungkam seolah menyiratkan sebuah cerita yang masih enggan untuk ia sampaikan.
"Baaa__"
"Berisik! pagi-pagi buta kalian ribut! Pulang sana!" ketus Nevan, seraya mengerjapkan mata yang masih terasa perih untuk sekedar terbuka.
"Lah, lo bilang ini pagi? Ckck ngelantur nih anak!" tandas Yeron, bersama jari tangan mengarah ke sebuah jam dinding.
"Sh.t!" kenyataan hari yang sudah berganti siang membuat Nevan mengumpat sambil beranjak menuju kamar mandi.
"Ini nih, efek dari ngitungin bintang! Bukannya dapat hasil tapi malah bikin pusing! tapi ya, kalau masalah kamar, gue juga pengen bikin nuansa kayak gini, adem! apalagi sambil bawa cewek! buuiiihh.... Syuuurgaa dunia!"
"Dasar! pikiran lo itu ya, enggak pernah jauh-jauh dari yang namanya cewek!"
Dariel mengernyit tidak terima sambil tertawa renyah, "Wajar kali Ron, gue inikan normal! lo sih, belum pernah pacaran! Jadi gak tau enaknya di mana," sindirnya, yang sudah pasti menusuk mental seorang Freyeron, "muka cakep di manfaatin, Ron! bukannya sekedar di pajang doang, CUPU!" imbuhnya mengejek.
"Ohh iyaaa, maksud lo di manfaatin biar kayak lo, gitu? yang udah gak ori lagi! Dih ogah!" guraunya menimpali, hingga langsung mendapat lemparan benda pipih yang mendarat tepat mengenai bahunya.
Pletak!
"Sembarangan banget tuh congor! Sini lo! Gue gundulin juga bulu-bulu lo!"
"Lah nyuruh! Kalau mau, sini cari!"
Nevan yang baru keluar dari kamar mandi langsung dibuat kesal, ketika melihat tingkah laku kedua sahabatnya, "Woi, kalau mau lempar-lemparan jangan di kamar gue, NYET! awas aja kalau tuh handphone buat lantai kayu gue lecet! gue kulitin kalian berdua!"
"Wahh parah, kedua sahabat gue ternyata kanibal!" tandas Yeron.
"Idiiih, babang Nevan baru bangun sukanya marah-marah, deh! jadi atuuutt! Ceeereeem, ihh!"
"Anj.r lo, Riel! Udah kayak si Marline aja lo!" ujar Yeron, hingga membuat Nevan ikut tertawa.
"Kampret! Jangan samain gue sama si kecebong pink juga kali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine ?
RomanceDinesclara Shasyania, gadis cantik primadona SMA MERPATI. Ia begitu dikagumi seluruh siswa, hingga mendapat julukan sebagai Dewi Nirwana, namun suatu peristiwa membuatnya harus pindah sekolah, dan mau tidak mau dia harus menjalaninya. Layaknya terj...