Chapter 48 : Poin beruntun

12 1 0
                                    

Langkah kaki dari arah luar terdengar mendekat, bahkan suara bising mulai bersahut-sahutan.

"Freya di sini?" tanya tiga orang gadis dengan raut wajah gelisah sampai harus meralat ucapannya saat yang di tanya menatap bingung.

"Freya gadis yang ngomong di panggung tadi siang, runner-up SMA Erlangga, apa dia di sini? atau kalian sempat melihatnya? tolong bantu kami cari dia! Freya menghilang!"

Mengiba dengan perasaan gelisah, semua yang berada di sana ikut andil untuk mencari keberadaan Freya, sampai dua puluh menit pencaharian seseorang meneriakkan nama tersebut penuh rasa lega.

"FREEEEEYAAAA! akhirnya Freeeey! lu bikin kami jantungan tahu gak! kita nyari kayak orang gila eh lu malah asik pacaran!" sungutnya saat menyadari Freya bersama seorang laki-laki tengah menuju ke tepian.

Bukannya meluruskan tapi Freya justru menikmati, ia tidak lagi berpura-pura sakit, ia justru ingin mempertontonkan jika dirinya dengan Nevan baru saja selesai bermain air.

"Ngapain di cari? kalian justru gangguin waktu romantis gue tahu!" begitu entengnya ia berucap bahkan tangannya kembali bergerak erat mengait di leher Nevan.

Selayaknya pasangan selebriti yang baru go public, hampir sebagian orang di sana berseru mengungkapkan betapa romantisnya mereka, Freya menikmati tapi lain halnya Nevan.

"Gak waras lo!" bentak Nevan namun Freya justru memeluk laki-laki itu dengan segala keberaniannya, ia ingin orang lain melihat bukan mendengar yang sebenarnya terjadi.

Semua tertipu, siapapun pasti berpikir jika itu merupakan kejadian yang paling mesra, sikap Nevan yang menjauh bahkan di artikan sebagai rasa malu bukan karena amarah.

🍁🍁🍁

"Gak, gue bisa jelasin yang tadi!"

"Untuk apa? aku bahkan tidak perlu penjelasan, Geonevan!"

"Shaaa, gue anterin lo pulang!"

"Aku bisa sendiri!"

"Shasyania gue mohon!"

"Geonevan tolong, aku bisa sendiri!" Shasyania melepas capitan tangan Nevan, sorot matanya sulit dibaca bahkan membuat Nevan kehilangan kata.

"Kamu tidak perlu merasa bersalah Geonevan, kamu dan segala yang kamu suka tidak ada kaitannya denganku, apapun yang terjadi diantara kita, kamu tidak harus menganggap itu sebagai suatu keharusan!" tegasnya.

Dan selepas kejadian tersebut mereka tidak pernah lagi terlibat interaksi, menganggap dua sisi saling tidak terlihat bahkan untuk bersinggungan dalam jarak dekat sekalipun bisa di hitung jari, dan satu bulan sudah tanpa sapaan, sampai akhirnya sebuah mata pelajaran membuat mereka kembali berhadap-hadapan.

Dan selepas kejadian tersebut mereka tidak pernah lagi terlibat interaksi, menganggap dua sisi saling tidak terlihat bahkan untuk bersinggungan dalam jarak dekat sekalipun bisa di hitung jari, dan satu bulan sudah tanpa sapaan, sampai akhirnya seb...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mine ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang