Chapter 32 : Hari yang mendebarkan

67 8 0
                                    

"Ketua dan wakil, silahkan maju ke depan, lalu bagikan lampiran soal ini ke teman-teman kalian!"

"Whaaatt? Apa-apaan ini! masak ulangan, sih!" Neita berdecak kesal, ini sungguh diluar dugaannya.

"Semua sudah kebagian? jadi, hari ini Bapak akan mengadakan ulangan! tidak ada toleransi, begitupun untuk kalian bertiga! karena materi di kelas ini sama dengan kelas kalian sebelumnya!" Pak Rivat bersuara lantang, beliau ingin anak didiknya patuh terkhusus bagi Gemmi dan juga dua temannya.

"Sial! gue tahu Pak Rivat bakal ngadain ulangan, tapi gue gak nebak itu hari ini! mana gak ada Anjas lagi! gue juga gak ada persiapan! Ba.gsat! nyontek di mana dong?" keluh Wilkan, kepalanya celingak-celinguk bergerak lincah layaknya seekor burung hantu di film horor.

Wajar saja jika Wilkan mengeluh, karena sebenarnya dia tergolong siswa yang pintar bahkan selalu berada dalam jejeran sepuluh besar, namun kelemahan laki-laki itu adalah dia memiliki teknik menghafal sebelum bertempur, dan jika situasinya mendadak maka ia akan sangat kesusahan, ditambah lagi jika rasa panik sudah mendominasi maka sudah dipastikan otaknya akan membeku dan berakhir mencontek hasil karya orang lain.

"Gem! sssttttt! Gemmiiii!"

"Apaan?"

"Ulangaaaaan gimana, nih?"

"Ya buatlah! pakek nanya segala!"

"Gue tahu, tapi gimana caranya?"

"Di tulis D O D O L!" Gemmi menjawab tanpa melihat orang yang ia ajak bicara hingga membuat dua orang dibelakangnya kesal.

"Udah! lo jangan nanya ke dia!" peringat Jeki, mengeluh pelajaran dengan Gemmi adalah tindakan sia-sia.

"Dan seperti biasa! pembagian soal ada dua jenis, genap dan ganjil! jadi, bagi kalian yang ber absen genap maka kerjakan soal genap begitupun sebaliknya! Paham?"

"Paham, Pak!"

"Bagus! kerjakan dengar tertib! waktu kalian sampe jam pelajaran ini habis! Jadi pergunakan waktu sebaik mungkin!"

"Siap, Pak!"

🍂🍂🍂

Sepuluh menit berlalu semua yang berada di dalam ruangan tampak sibuk tidak terkecuali bagi seorang Megan, "Jian, lo bisa?"

"Sorry, hari ini gue lagi males ngitung, Me!"

"Ahhh! ternyata dia juga bego!" Megan merasa Jiana sama saja seperti kebanyakan orang yang ia kenal, banyak alasan padahal aslinya memang tidak mengerti.

"Ini, nih! yang paling gue gak suka dari ulangan Pak Rivat! Selalu make absen! Gak punya temen gue jadinya!" sentak Rissa, yang selalu mencari kambing hitam di setiap keadaan yang dirasanya kurang menguntungkan.

Di saat yang lain sibuk menulis angka, Gemmi justru berkutat dengan hasil karyanya, sebuah lukisan wajah yang sebentar lagi rampung, matanya sesekali mencuri pandang sampai sejurus kemudian tersenyum puas.

"Gem!"

"Mhhh?"

"Udah selesai lo?"

"Belum."

"Terus kenapa senyum-senyum?" Wilkan terus saja bertanya meskipun Gemmi menjawab seadanya sampai notifikasi chat dari Jeki mengalihkan perhatiannya.

"Ini jawaban lo dapet dari mana, Jek?"

"Anjas! nanti kita patungan bayar dia!"

"Ohh gampang!"

"Jek, lo udah kirim jawabannya ke Gemmi?"

Mine ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang