"Sound sistem, oke?"
"CEK ULANG SEMUANYA! ACARA DIMULAI TIGA PULUH MENIT LAGI!"
Kompetisi Puteri antar sekolah kali ini terkesan lebih megah, lantaran dari segi tata letak semuanya sudah di set begitu mewah, hingga para suporter dari masing-masing sekolah telah memenuhi aula SMA GUARDIANS.
Berbagai macam atribut terlihat memeriahkan suasana, semua di lakukan untuk mendukung sang kebanggaan sekolah, bahkan tak jarang suara dari gas terompet saling bersautan dengan yel-yel penuh semangat.
Hingga tiba-tiba kepungan asap berwarna merah merayap. Peristiwa tersebut sontak memicu kepanikan dari lautan manusia yang sudah memadati ruangan.
"GEMMI!"
Teriakan itu mengundang pandangan laki-laki dengan balutan jaket bertulisan GOODBOY, ia tersenyum tipis dengan kejahilan yang baru saja ia lakukan.
"Woi Gem! banyak banget lu bawa orang! mau tawuran lo? Mana bawa snare, tenor, bass, ini semua alat-alat anak marching band, kan!" todong Ririn, seraya menunjuk anggota Geng PS.
"Eh situ lupa apa amnesia? perasaan kemarin ada yang bilang katanya gak mau, tapi sekarang, ehh nonton juga, mana bawa pasukan lagi!" timpal Neita yang tidak mendapat respon.
Gemmi memberi sinyal untuk anggotanya duduk, lalu laki-laki itu melewati dua gadis yang berada di depannya, melenggang begitu saja untuk duduk di samping Shasyania.
Neita tidak terima jika diabaikan, namun saat ingin protes tiba-tiba niatan itu diurungkan ketika Ririn kembali menanyakan sesuatu.
"Balon tepuk yang dibeli kemarin lo taruh di mana? jangan bilang lo ngasal naruh! ini Andri udah minta!"
"Mhhhh."
"Jangan mulai lagi lo, Nit!" tegur Ririn, pasalnya ia sudah di telpon oleh ketua kelasnya, menanyakan tentang perlengkapan untuk mendukung perwakilan sekolah mereka.
"Jangan ngegas gitu napa! cari di ko__"
"Gak ada di kolong meja! Andri bilang isinya sampah semua!"
"Ahh masak? perasaan tadi pagi gue taruh di sana, deh!" cicitnya.
"Perasaan-perasaan mulu lo! udah tau dari dulu perasaan lo gak pernah bener!" cibir Ririn, "buruan di ingat! Awas aja kalau keteledoran lo bikin kita kena masalah lagi!"
"Kalian nyari ini?" tanya Biru, laki-laki itu telah bergabung sembari menunjuk tas berwarna merah yang berisikan benda yang mereka maksud.
"Loh, kenapa bisa ada di lo?" jerit Neita.
"Tadi pagi gue sama Dino liat Pak Ijong bawa barang ini keluar, jadi sebelum di buang, gue minta balik!" jelas Biru.
Seketika sosok itu menjadi penyelamat bagi seorang Neita, ia berterimakasih bahkan dengan sigap mempersilahkan dua orang itu duduk untuk menikmati acara yang sebentar lagi dimulai.
Hingga perlahan bunyi terompet mengiringi yel-yel, teriakan demi teriakan menggema ke seluruh area yang menciptakan suasana haru bercampur bangga, ketika beberapa suporter menatap haru perwakilan mereka yang di sambut meriah oleh seorang host di atas panggung.
"ERLANGGA NOT RUNNER-UP, ERLANGGA IS NUMBER ONE!"
"Gem! suruh anak buah lo bersuara! masak kita kalah sama musuh bebuyutan! GENGSI, LAH!" omel Neita, sembari memukul lengan laki-laki di sampingnya itu.
"Wah, SMA Erlangga langsung naruh senjata utamanya di awal, berarti Jiana yang akan melawan!" ucap Ririn. Ia bisa menebak karena perwalian SMA Erlangga menggunakan mahkota di atas kepala yang menandakan jika sosok itu adalah salah satu juara terpilih di lomba sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine ?
RomanceDinesclara Shasyania, gadis cantik primadona SMA MERPATI. Ia begitu dikagumi seluruh siswa, hingga mendapat julukan sebagai Dewi Nirwana, namun suatu peristiwa membuatnya harus pindah sekolah, dan mau tidak mau dia harus menjalaninya. Layaknya terj...