☆7. ... Bintang yang kesepian☆

2.2K 261 14
                                    

"Salah kalo Abang menjadi seperti yang Papa mau?"

***

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"Gue udah bilang jangan buat kesalahan sedikit pun, Jeffran!"

Jeffran tersungkur hingga beberapa meter dari tubuh Jonas. Tenaga Abangnya itu tidak main-main kuatnya, bahkan ia saja sampai tak kuasa melawannya. 

Dengan napasnya yang terengah-engah, Jeffran berusaha untuk kembali bangkit dari tempatnya. Matanya menatap Jonas dengan tajam, ada rasa sakit yang tidak hanya mendera tubuhnya, melainkan juga hatinya. Jonas berhasil, Abangnya itu berhasil membuatnya merasa jatuh untuk yang kesekian kalinya. 

"Maaf."                                                                   

Sayangnya hanya itu yang dapat ia katakan. Jeffran tak bisa mengungkapkan segala kekesalannya. Sejak kecil, ia dididik untuk menjadi seorang penurut, bukan pembangkang seperti yang Papa katakan. 

Luka pada tubuhnya mungkin akan cepat sembuh, namun ia tak yakin jika luka pada hatinya akan mudah untuk disembuhkan. Ia hanyalah anak tengah, yang kehadirannya mungkin tidak terlalu terlihat. 

"Lo beruntung, bukan Papa yang mukul lo, Jeff. Mungkin lo gak akan selamat kalo Papa sampai tahu semua yang udah terjadi. Gue udah berusaha serapat mungkin buat nyembunyiin semuanya dari Papa, tapi gue gak yakin Papa gak tau hal ini."

Suara datar Jonas mampu mengembalikan seluruh kesadarannya. Jeffran mungkin tak akan pernah bisa membuat Jonas membuka mata, jika tindakannya selama ini adalah hal yang salah.

***

"Aca au mam jeyyina, Yendi!"

Rendi menggeleng sambil berkacak pinggang. Balita tersebut bertingkah selayaknya orang dewasa yang selalu ia lihat di Televisi. Papa juga sering melakukannya jika sedang kesal, jadi Rendi kira itu keren untuknya. Ia kan yang tertua diantara ketiga kembarannya yang lain.

"Atana Mba Tita, Aca beyum cembuh au! Adina ndak boyyeh mam men duyu!"

"Beney atana Yendi au, Ca. Aca uga ndak boyeh bicik-bicik, Abang ma Nana agi bobo."

Ucapan Rendi dan Jean sukses membuat Harsa mengerucutkan bibir mungilnya karena kesal. Padahal ia merasa sangat sehat, kecuali panas tubuhnya yang tidak turun-turun sejak semalam. 

Hari sudah semakin sore, namun Jeffran belum juga kelihatan batang hidungnya di ruangan ini. Padahal Harsa ingin mengadu jika kedua saudara kembarnya itu tengah bersekutu untuk memonopoli permen-permen jelly miliknya.

"Aca bocen au, ndak ada mam."

Jean menatap Harsa dengan tatapan bingungnya. Ia tak bermaksud untuk membuat adik kembarnya itu sedih, namun ia juga tak bisa membiarkan adik gembulnya itu memakan makanan yang tidak sehat sedangkan adiknya itu masih belum sembuh betul.

"Jeje janji, Aca boyyeh mam jeyyi-jeyyina Jeje kayyo Aca dah cembuh. Aca hayyus cepet cembuhna!"

Senyum merekah tercipta seketika pada bibir berbentuk hati milik Harsa. Bocah gembul itu terlihat sangat senang dengan pernyataan yang Jean buat untuknya. Tapi,

"Beneyan boyyeh?"

Lantas Jean mengangguk mantap dengan jawabannya. Tentu ia mau, lagipula ia juga harus diet seperti yang dikatakan Bang Jonas. Tubuhnya harus berbentuk kota-kotak dan dipenuhi otot agar bisa menjadi orang keren, pikirnya.

NEBULA | 00L NCT Dream ft. Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang