"MADA?!"
***
"Bang Eyan atit?"
Jeffran tersenyum menatap Jean yang tengah duduk di pangkuannya. Tangan kecil Jean menyentuh pipi Jeffran yang lebam, sambil menatap sendu abangnya itu.
"Gak kok. Jeje kenapa gak ikut tidur siang sama yang lain?"
Bukannya menjawab, Jean malah menundukkan kepalanya. Pria kecil itu memilih untuk memainkan kancing kemeja yang Jeffran kenakan. Pemandangan yang sangat jarang terlihat dari seorang Jean.
"Jeje? Kenapa, hm?"
Si kembar memang memiliki kepribadian yang cukup jauh berbeda. Rendi yang penurut, Jean yang pemberani, Harsa yang cerewet, dan Jana yang tenang. Tentu Jeffran sangat mengenal keempat adiknya tersebut.
"Jeje au Aca itut cekoyah, adina ita ica cekoyah beyempat."
Jeffran mengernyit bingung. Sebenarnya ia tahu rencana Papa yang akan menyekolahkan si kembar di TK dekat rumah. Tapi bukannya-
"Ya kalo Jeje sama yang lain sekolah, Aca pasti juga bakal ikut dong. Kenapa Jeje sedih kayak gini?"
Si kecil itu menggeleng pelan. "Atana Paa ita boyeh cekoyah, pi nda ama Aca. Aca cekoyahna di yumah. Jeje nda uka kayo Aca nda itut. Nda ceyu!"
"Jeje salah denger kali. Nanti abang tanyain ke Papa ya? Sekarang Jeje tidur yuk! Bentar lagi Papa ke sini."
Jean mengangguk, lalu memeluk leher Jeffran erat. "Ndong ya, Bang."
"Siap Kapten Jean!"
***
"Sha, maaf gue gak baru kumpulin tugasnya Bu Endang sekarang."Alisha mengangguk. Wanita itu tersenyum pada seseorang yang baru saja memberikannya segelas minuman dingin yang ia pesan sebelumnya.
"It's ok, Van. Gue baru mau ngumpulin besok, kok!"
"Thank's ya Sha. Gue harus balik kerja lagi, bye!"
Lantas Alisha mengangguk sambil tersenyum. "Semangat, Vano! Makasih juga buat kopinya."
Setelah seseorang yang ia panggil Vano itu pergi, ia mulai membereskan beberapa barangnya yang berserakan di meja.
Niatnya padahal ke Cafe untuk mengerjakan beberapa tugas yang harus dikumpulkan minggu depan. Tapi ia tak sengaja bertemu salah satu temannya, Vano yang kebetulan bekerja di Cafe tersebut. Dan yah,, begitulah akhirnya. Minatnya untuk mengerjakan tugas telah menghilang.
Sebagai Komting salah satu mata kuliah, ia bertanggung jawab untuk mengumpulkan tugas teman-teman sekelasnya kepada Dosen. Jujur hal ini tidak begitu mudah, terlebih ketika ada salah satu mahasiswa yang suka sekali membolos dan tidak mengerjakan tugasnya.
Siang semakin terik, pas sekali dengan minuman dingin yang ia pesan. Jalanan juga mulai padat, sepertinya sekarang bertepatan dengan jam pulang sekolah. Terlebih Cafe yang ia kunjungi kali ini bersebrangan dengan salah satu sekolah swasta yang cukup terkenal. Pantas jalanan menjadi padat.
Dinding kaca di samping tempat duduknya memudahkan ia untuk melihat kondisi jalanan yang cukup padat. Jalan satu arah yang biasanya hanya dipenuhi oleh mobil-mobil mewah orang tua siswa dari sekolah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEBULA | 00L NCT Dream ft. Mark Lee
Fanfiction"Bahkan di tempat yang mengerikan seperti Nebula saja, masih tersisa harapan di sana." *** Sejak awal tempatnya berada memang sudah mengerikan bagi mereka yang menjadi bagian dari Keluarga Mahendra. Si sulung Jonas yang tak pernah lepas dari bayang...