"Apa yang sebenarnya terjadi..."
***
"Nih, mamna au macuk! Aa!"
Harsa dengan senang hati menerima suapan dari Rendi yang entah mengapa hari ini terlihat sangat bersahabat sekali. Padahal jika di hari biasanya, Rendi akan menjadi musuh yang harus ia hindari. Rendi itu menyebalkan, pemarah dan masih banyak lagi! Tapi kali ini, rasanya ia tak sanggup jika harus berjauh-jauhan lagi dengan kakak kembarnya itu.
"Aca tuh hayus mam, Aca nda boyeh kuyus!"
Jean dan Jana mengangguk setuju. Mana bisa mereka membiarkan Harsa kurus?! Nanti tidak ada lagi yang bisa mereka peluk-peluk dengan nyaman. Pertahankan lemak bayi milih Harsa!
Mada yang melihatnya malah tersenyum gemas melihat tingkah keempat adik kecilnya itu. Disusul oleh Papa yang tiba-tiba datang menenteng botol susu berwarna merah muda milik Harsa.
"Minum dulu ya, terus bobok! Aca belum bobok, kan? Nanti sakit."
Masih dengan setelan kantornya, Yudhis memamerkan susu yang baru saja ia buat dari dapur kepada Harsa yang sudah antusias sambil bertepuk tangan.
"Cucuna Aca!"
Bukannya langsung meminta botol susu tersebut, Harsa malah mengulurkan kedua tangannya ke arah Yudhis.
"Ndong, Paa!"
Tentu dengan senang hati Yudhis menuruti permintaan putra kecilnya itu. Lagipula ia juga sangat merindukan si gembul itu, setelah apa yang telah terjadi sebelumnya.
"Kalian jangan cepet besar, ya. Papa masih mau kalian manja sama Papa."
***
Alisha mendengus kesal ketika tidak ada satupun angkutan umum yang melewatinya. Sebenarnya, ini salahnya karena menolak tawaran Jonas untuk mengantarnya pulang. Jika saja ia tidak menolak tawaran Jonas, mungkin ia sudah berada di rumah dan menikmati kasur empuknya saat ini. bukannya duduk di kursi besi yang dingin dan menunggu bus yang tak kunjung datang seperti saat ini.
"Jadi kamu orangnya."
Wanita itu tersentak kala sebuah tangan menepuk bahu kanannya. Malam yang semakin larut membuatnya harus waspada di setiap detiknya, bahkan Alisha sudah dengan lincah berdiri dan memasang kuda-kuda.
"Anda siapa?!"
Meski agak ragu, Alisha masih tetap mempertahankan posisi bertarungnya. Bukannya takut, seorang pria berperawakan tegap dengan tinggi yang tak jauh berbeda dengan Jonas itu malah tertawa dengan suara yang cukup besar.
Pria itu meremehkannya?!
"Sekali lagi saya tanyakan-"
"Gak perlu takut gitu, Sha. Saya pamannya Jeffran, sahabat kamu. Kamu bisa panggil saya Om Yudha."
Alisha mulai melonggarkan kuda-kudanya, lantas wanita muda itu mulai menegakkan tubuhnya.
Meskipun pria paruh baya itu tengah tersenyum ramah padanya, tapi entah mengapa ia merasa jika pria itu bukanlah pria biasa. Matanya melirik sesuatu yang terlihat mencurigakan di saku celananya pria paruh baya itu-
Sebuah pistol?!
"Mata kamu tajam juga ya."
Alisha mendadak mundur beberapa langkah ketika Yudha mulai menggenggam benda yang sedari tadi ia sembunyikan di sakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEBULA | 00L NCT Dream ft. Mark Lee
Fanfiction"Bahkan di tempat yang mengerikan seperti Nebula saja, masih tersisa harapan di sana." *** Sejak awal tempatnya berada memang sudah mengerikan bagi mereka yang menjadi bagian dari Keluarga Mahendra. Si sulung Jonas yang tak pernah lepas dari bayang...