☆19. Abang yang baik☆

1.4K 184 22
                                    

"Pa-Papa maafin Mada."

***

Jeffran terdiam menatap Alisha yang masih sibuk membereskan kapas-kapas yang sempat berserakan di pangkuannya. Matanya tak henti-hentinya mengikuti pergerakan wanita muda itu. Sejak Alisha mulai beranjak untuk membuang sampah, bahkan ketika wanita itu berbalik dan duduk kembali di sampingnya.

Lantas ia menghela napasnya dalam, lalu membuang pandangannya ke arah lain. Pemandangan malam di luar rumah sakit ternyata cukup tenang, berbeda jauh dari pemandangan di siang hari yang ramai dan panas.

"Sha,"

Alisha yang tengah membuka bungkus makanan mendadak menghentikan aktivitasnya. Ia menatap Jeffran bingung, karena nyatanya pria itu lagi-lagi terdiam cukup lama.

"Lo butuh sesuatu? Wait gue bukain tutup botol air mineralnya dulu, lo harus minum!"

Senyum Jeffran mulai mengembang, temannya itu memang unik. Alisha cerewet, sama seperti mendiang neneknya dulu.

"Gue gak butuh minum."

Lagi, Alisha menatapnya bingung. Apakah temannya itu mendadak gila karena luka-luka di wajahnya?

"Terus lo butuhnya apa?"

Jeffran lantas mengambil alih bungkusan yang ada di pangkuan Alisha dan menyingkirkannya ke bagian kursi yang kosong.

"Gue butuh lo. Gue mau dipeluk lagi, sama seperti seminggu yang lalu. Itu yang gue butuhin sekarang."

Cukup lama Alisha terdiam, hingga akhirnya wanita itu merentangkan kedua tangannya sembari tersenyum.

"Sini cepet!"

Tanpa berpikir lama, Jeffran langsung memeluk temannya itu. Pria itu lantas menenggelam di bahu sempit Alisha. Beruntung kondisi di sekitar mereka tengah sepi pengunjung.

"Gue capek, Sha."

Alisha mengangguk, lalu ia mengusap pelan punggung Jeffran yang kini mulai bergetar.

Ya. Pertahanan pria itu runtuh seketika. Jeffran menangis, walau tak seheboh saat Alisha memeluknya untuk pertama kali.

"Sekeras apapun gue berusaha, mereka gak akan pernah peduli sama gue, Sha. Gue sendirian. Mereka buat gue yang paling bertanggung jawab, tapi gue gak bisa. Gue capek."

***

"Tadi Kak Sha sempet cerita kalo adiknya meninggal pas masih seumuran sama si kembar. Dia bilang kalo adiknya masih hidup, mungkin sekarang umurnya sepantaran sama Mada."

Jonas hanya mengangguk pelan sambil sesekali menyuapi ketiga adik kembarnya bergantian. Entah apa yang membuat Mada bercerita banyak hal tentang Alisha sejak tadi, tapi yang jelas remaja itu terlihat berbeda.

Ya. Mada terlihat lebih bersemangat kali ini.

"Aak! Aca duyu! Aca duyu!"

"Iya-iya, sabar ya Aca. Tangan abang cuma dua nih, gantian ya."

Duh Jonas sampe lupa jika adiknya yang satu itu memiliki nafsu makan yang paling besar. Padahal kedua kakaknya yang lain kini tengah anteng menunggu giliran suapan dari Jonas, tapi Harsa tiba-tiba menyenggol yang lainnya dan memajukan wajah gembulnya itu ke hadapan Jonas.

NEBULA | 00L NCT Dream ft. Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang