"Utan cayah Bang Mada!"
***
Ckleekk...
"Kak Alisha? Maaf ya Mada gak denger dari tadi, soalnya Aca lagi rewel banget."
Seorang wanita muda tersenyum di balik pintu. Salah Mada yang hanya membukakan seperempat pintu rumah, karena ia takut Harsa yang ada dalam gendongannya itu merasa risih karena kedatangan orang asing, meski rasanya itu tidak sopan.
"Hai Mada! It's ok, aku ke sini cuma mau balikin buku Jeffran aja kok. Kamu udah sembuh, kan? Maaf ya Kakak dateng siang-siang gini."
Mada tersenyum pada Alisha yang masih berdiri di balik pintu. "Udah kok, Kak. Gak apa-apa kok, Kak. By the way, Bang Jeffran-nya lagi gak di rumah. Bukunya titip ke Mada-"
"Mba Tita? Ca au Mba Tita!"
Ucapan Mada terputus oleh Harsa yang tiba-tiba saja bersuara dan bergerak random dalam gendongan Mada.
"Eh? Aca jangan gerak-gerak, Abang gak kuat nahan badannya Aca. Nanti jatuh."
Mada agak kewalahan menggendong Harsa, terlebih kondisi tubuhnya yang belum sehat betul. Terlebih punggungnya yang masih terasa sakit, hingga membuatnya sesekali meringis kesakitan ketika mencoba untuk beranjak dari duduknya.
"Au Mba Tita!"
Krieet...
Mau tak mau Mada membuka pintu lebih lebar lagi hingga Harsa dan wanita muda bernama Alisha itu bisa saling melihat. Ya mau bagaimana lagi? Ia juga takut Harsa jatuh karena terus saja bergerak tidak tenang dalam gendongannya.
"Bukan Mba Tika, Aca. Ini namanya Kak Alisha, temennya Bang Jeffran."
Mendadak suasana canggung menyeruak di anatara mereka bertiga. Alisha, wanita muda itu tersenyum canggung pada Harsa yang tiba-tiba saja terdiam dan menatapnya dengan kedua mata bulatnya dan kemudian memalingkan kepalanya ke arah lain.
"Oh hai? Siapa namanya? Gemesnya."
Alisha mencoba untuk meraih perhatian Harsa yang sepertinya mulai terlihat takut.
"Ca? Ditanyain itu sama Kak Alisha. Ayo dijawab, jangan diem aja."
Meski terlihat ragu, Harsa kembali menatap Alisha yang masih tersenyum padanya.
"Namana Aca."
"Wah pintarnya! Wait, kakak ada sesuatu buat kamu!"
Alisha terlihat merogoh tasnya, cukup lama hingga wanita itu menemukan benda yang ia cari. Sebuah boneka kecil yang membuat kedua mata Harsa berbinar melihatnya.
"Tadaa! Baby Bear! Ini buat Aca. Dijaga ya."
"Ni uat Aca?"
Alisha mengangguk dengan semangat.
"Kak Alisha, gak perlu repot-repot, Kak."
"It's ok, Mada. Gak repot kok. Aca jangan nangis lagi ya? Ini matanya udah bengkak nih, masih ada bekasnya lagi."
Alisha menyempatkan diri untuk menghapus sisa air mata di pipi gembul Harsa dengan tisu, lalu membarikan bonekanya pada Harsa yang sudah tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEBULA | 00L NCT Dream ft. Mark Lee
Fanfiction"Bahkan di tempat yang mengerikan seperti Nebula saja, masih tersisa harapan di sana." *** Sejak awal tempatnya berada memang sudah mengerikan bagi mereka yang menjadi bagian dari Keluarga Mahendra. Si sulung Jonas yang tak pernah lepas dari bayang...
