"Mada..."
***
Hari semakin larut ketika Jeffran berlari menyusuri sebuah gedung yang terlihat sangat kotor. Pandangannya mengedar ke segala arah yang terlihat sangat gelap.
Ia tahu di mana ia berada saat ini. Tentu.
Proyek yang Papa tengah jalankan, salah satu supermarket cabang baru milik Papa yang masih dalam proses pengerjaan.
"Kalau saja Tuan Yudhis tidak menggaji kita lebih untuk ini, Saya mungkin gak akan mau menuruti perintah Beliau."
Jeffran memelankan langkahnya ketika samar-samar ia mendengar percakapan dari sosok yang tak begitu asing baginya.
"Benar, Mas. Saya juga berat sekali harus mengerjakannya. Saya sebenarnya gak tega membiarkan Mas Mada disekap di ruangan itu."
Mada? Ruangan?
Jeffran mengintip dari balik dinding yang menyembunyikan tubuhnya. Benar sekali, kedua orang yang tengah bercakap-cakap tersebut adalah pengawal yang selalu mengawal perjalanan Papa ke luar Kota.
Dan Mada yang mereka sebutkan tadi, Jeffran semakin yakin jika adiknya disekap oleh Papa di salah satu ruangan di gedung ini.
"Salim, kita jaga di dalam mobil saja. Sepertinya akan turun hujan."
"Siap, Mas."
Ketika keduanya lengah, Jeffran berusaha untuk masuk ke dalam gedung yang belum sepenuhnya dibangun tersebut tanpa membuat kegaduhan sedikit pun.
***
"PAPA!"
Keempat Balita yang tengah mengerubungi tubuh tinggi Jonas itu sontak berteriak kegirangan ketika sosok Papa tertangkap oleh indera penglihatan mereka.
Mereka awalnya baru saja memulai cerita dongeng mereka yang dibacakan langsung oleh Jonas, karena Harsa tidak mau tidur jika abang sulungnya itu tidak membacakannya sebuah cerita. Harsa yang sudah memposisikan dirinya menyender di dada bidang milik Jonas, diikuti oleh ketiga kembarannya yang lain yang ikut menyender di berbagai sisi tubuh Jonas dengan posisi ternyaman menurut mereka masing-masing.
"Jagoan Papa, kok belum tidur?"
Yudhis tersenyum hangat, mendapati tatapan dari keempat putra bungsunya yang menatapnya berbinar.
"Peyuk!"
Keempatnya serentak mengulurkan kedua tangan mereka ke arah sang Papa, mengabaikan cerita Jonas yang nampaknya sudah tak lagi menarik bagi mereka.
"Iya-iya, tapi satu-satu ya. Papa gak kuat nih kalo gendong kalian sekaligus. Tapi syaratnya, abis ini kalian harus tidur, oke?"
"OTE!"
Papa tersenyum lebar mendengar suara cempreng putra-putra kecilnya yang terdengar sangat bersemangat itu. Papa akhirnya menggendong Jana dan Harsa terlebih dahulu, lalu menimang keduanya agar cepat tertidur. Sudah larut, ini bahkan sudah lewat jam tidur keempatnya.
"Pa,"
Suara Jonas tiba-tiba terdengar lirih dalam pendengaran Papa yang masih menimang kedua putra kecilnya itu dan membuat Papa menatap Jonas bingung.
"Mada gim-"
"Jonas kamu lebih baik pulang. Papa gak mau ada alasan lagi buat kamu bebas bolos kerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
NEBULA | 00L NCT Dream ft. Mark Lee
Fanfiction"Bahkan di tempat yang mengerikan seperti Nebula saja, masih tersisa harapan di sana." *** Sejak awal tempatnya berada memang sudah mengerikan bagi mereka yang menjadi bagian dari Keluarga Mahendra. Si sulung Jonas yang tak pernah lepas dari bayang...