☆48. Fakta yang sebenarnya☆

1K 142 26
                                    

"-Wina benci sama lo dan anak-anak lo!"

***

"DA UA?!

Suara teriakkan Harsa tiba-tiba mengundang gelak tawa Mada yang berjalan di antara kedua pria paruh baya tersebut. Dalam hati ia merasa bersalah ketika melihat kedua mata polos si gembul itu mulai kebingungan dengan keberadaan sang Papa yang nampak aada dua.

Padahal, mudah untuk mengenali keduanya. Yudhis memiliki lesung di pipi kanannya sedangkan Yudha tidak memilikinya.

"Pa da ua?! Aca adina ngung."

"Duh, duh Aca, sini sama Abang!"

Si gembul itu lantas berlari ke arah Mada, meski agak kesulitan karena celana panjangnya kini mulai meluruh dari tempatnya. Hampir saja ia jatuh karena tak sengaja menginjak celana sendiri, tapi untungnya Mada dengan sigap menangkap tubuhnya.

"Tipikal Yudhis banget ya."

Yudhis yang mendengar itu lantas mendengus sebal. Akhirnya ia menerima ejekan pertamanya setelah bertahun-bertahun lamanya mereka tak terlibat dalam hubungan yang cukup baik.

Pria itu lantas berjongkok, menatap ke arah putra bungsunya itu sambil membenarkan pakaian Harsa yang nampak acak-acakan.

"Ini kenapa cuma pake kaos dalem?"

Harsa yang ditanyai seperti itu lantas tertawa dengan riang. "Aca adi ndi ma Yendi, yus Aca ain yayi-yayi ma Bang Eyan."

Benar saja, setelahnya Jeffran datang dengan nafas yang terengah-engah. Di tangannya sudah ada atasan pakaian yang tak sempat ia pakaikan pada tubuh adiknya itu. Sial sekali karena keempat adik kecilnya itu kelwat aktif sejak ia memandikan keempatnya.

"Aca! Abang kan udah bilang jangan lari-lari du- eh?"

Yudhis yang paham lantas menggendong tubuh si gembul lalu menghampiri Jeffran yang nampak terkejut dengan kehadiran Yudha di sana. Ia lantas menepuk pelan pundak Jeffran yang nampak menegang.

"It's OK. Semuanya aman, gak ada yang perlu dikhawatirin. Sekarang, tolong buatin kopi hangat buat om kamu."

***

Bukan sekali saja Jeffran bersikap dingin pada Yudha, pria itu bahkan telah menampilkan raut wajah datarnya sejak kedatangan orang itu. Bahkan berkali-kali Jonas dapat mendengar dengusan kesal dari sang adik sejak tadi.

Nyatanya, kedatangan Yudha di rumah tersebut disambut dengan cukup baik. Terlwbih oleh Mada yang sedari tadi tak henti-hentinya mengenalkan Yudha pada keempat adik bungsunya.

Si kembar pun terlihat tenang dan penasaran pada sosok Yudha yang awalnya mereka kira adalah sang Papa. Sampai-sampai Harsa dan Jana tak mau lepas dari pangkuan Yudha, meskipun Jeffran berkali-kali menyuruh keduanya untuk tidak mendekati Yudha.

Yah, tentunya itu tidak aneh. Bertahun-tahun lamanya Yudhis sekeluarga menganggap Yudha sebagai seseorang yang licik. Justru yang aneh adalah ketika Yudhis dengan santainya membawa Yudha ke rumahnya.

"Lo kenapa sih, Jeff?!"

Sial baginya karena terpergok menatap tajam Yudha oleh sang kakak. Bukannya menjawab pertanyaan Jonas, pria berdimple itu lantas memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Gue ke kamar dulu."

Memang tidak sopan, tapi Jeffran mana peduli? Ia terus saja melangkahkan kakinya menuju lantai dua, tempat kamarnya berada.

NEBULA | 00L NCT Dream ft. Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang