"Mada denger suara Papa?"
***
"Sstt... angan angic ya, ini bickuitna Jeje uat Aca."
Harsa menggeleng cepat, wajahnya ditekuk dan bibirnya mengerucut. Isakannya masih terdengar jelas, terlebih air matanya yang tidak berhenti mengalir. Perut bayinya memang lapar, tapi ia juga kecewa dan sudah tidak berselera dengan biskuit yang disodorkan oleh Jean kepadanya.
"Hiks... Aca nda pintey! Aca nda boyeh mam bickuit! hiks... hiks.. huwa!"
Nah loh.
"Aduh! Aduh! Maafin Papa ya Aca! Sst.. Aca boleh makan biskuit, kok!"
Harsa menangis semakin keras, sehingga Papa mau tak mau harus menggendongnya dan membawanya mengelilingi ruangan untuk menenangkan si gembul itu.
Sedangkan ketiga kembarannya yang lain kini tidak lagi berselera memakan biskuit mereka. Ucapan Harsa tadi membuat mereka juga turut merasakan kesedihan saudara kembar mereka. Padahal biasanya Harsa yang paling bersemangat jika ada makanan.
***
"Jadi, kamu temannya Isha?"
Jeffran mendadak merasa grogi kala dihadapkan oleh sosok yang baru saja ia temui. Sosok pria dewasa, mungkin usianya sepantaran Jonas.
Keenan. Sosok "Rekan" yang sempat Tama singgung sebelumnya. Jeffran cukup terkejut ketika mengetahui jika rekan Tama adalah Kenan yang merupakan kakak dari Alisha. Sungguh ia merasa tidak mengenali sosok Alisha karena kemisteriusannya. Ah, tau karena mereka baru saja akrab?
"Y-ya, Kak. Saya sekelas dengan Alisha."
Keenan sedikit menarik senyumnya, meski matanya masih menatap Jeffran dengan tatapan yang menakutkan, menurut Jeffran.
"Isha gak pernah punya teman dekat sejak tamat SMP, sejak keluarga kami kehilangan Leon, adik bungsu saya. Saya kira Isha mulai menutup diri sejak itu, terlebih ketika saya mendapatkan kabar bahwa Isha mendapatkan perlakuan buruk dari teman-teman sekelasnya."
Jeffran terdiam kala Kenan mulai bercerita. Raut wajah Kenan nampak serius, menatap lurus ke arah Jeffran tanpa terganggu fokusnya.
"Jujur, saya beberapa kali melihat kedekatan kalian. Hal itu membuat saya merasa bahwa Isha kini jauh lebih baik. Dari cara dia akrab dengan kamu, bahkan sampai memeluk kamu. Saya percaya, kamu bawa pengaruh baik ke Isha."
"K-kak maaf."
Keenan tertawa melihat ekspresi grogi Jeffran. Pria itu mungkin terkejut karena ia mengetahui kedekatannya dengan Alisha, adiknya. Seperti seseorang yang tertangkap basah mencuri, seperti itulah ekspresi Jeffran saat ini.
"Santai saja, Jeffran. Saya gak marah kok. Satu hal yang perlu kamu ketahui, Isha pernah mengalami kecelakaan sebelumnya. Hari dimana kami kehilangan Leon, Isha ada di tempat kejadian. Ia mencoba menolong Leon, tapi sayangnya ia terlambat. Celakanya Isha juga tertabrak oleh mobil yang menabrak Leon. Isha baru sadar setelah beberapa minggu setelahnya, setelah Leon dimakamkan. Saya cemas, jika ia mulai teringat kembali peristiwa tersebut. Kamu bisa bantu saya kan, Jeff?"
Ia mengangguk, mengiyakan pertanyaan dari Keenan. Jujur ia cukup terkejut dengan apa yang pria itu katakan. Selama ini ia mengenal Alisha sebagai sosok ambisius dan baik hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEBULA | 00L NCT Dream ft. Mark Lee
Fiksi Penggemar"Bahkan di tempat yang mengerikan seperti Nebula saja, masih tersisa harapan di sana." *** Sejak awal tempatnya berada memang sudah mengerikan bagi mereka yang menjadi bagian dari Keluarga Mahendra. Si sulung Jonas yang tak pernah lepas dari bayang...