"Au Yendi!"
***
"Sialan! Jeffran, lo kemana sih?!"
Alisha mengeluh sepanjang kelas dimulai. Wanita itu sesekali mengetuk ujung pulpennya ke kepala sambil mengetukan jarinya di meja secara tak sabaran. Seharusnya ia sudah bisa pulang sekarang, jika saja teman sekelompoknya tidak menghilang begitu saja dan melupakan jadwal presentasi mereka.
Jeffran.
Ya, siapa lagi jika bukan dia?
Sejak awal kelas dimulai, pria berlesung pipi itu tak kunjung terlihat batang hidungnya. Bahkan hingga Dosen Pengampu mata kuliah bosan mengomelinya karena membolos di saat-saat yang tidak tepat.
Dan Alisha, yang lagi-lagi harus menanggung malu sekaligus kesal pada hari ini.
Jeffran itu aneh! Padahal pagi tadi, Alisha sudah mewanti-wanti pria itu untuk datang lebih awal dan pria itu menyetujuinya. Tapi lihat sekarang! Dia bahkan tidak menghadiri kelas hari ini.
"Sudah ya, Sha. Saya ada kelas lain hari ini, kamu dan Jeffran ikut ujian susulan saja. Seperti biasa, poin penilaiannya akan saya kurangi dan tidak akan sama seperti yang melakukan ujian lisan pada hari ini."
Inginnya Alisha protes, namun melihat lirikan tegas dari Bu Endang yang tidak main-main membuat nyalinya ciut.
Mau tak mau ia menyetujuinya. IP-nya tidak akan selamat di mata kuliah ini. Padahal awalnya, ia mengambil mata kuliah ini karena untuk menyelamatkan IP-nya pada mata kuliah lain. Alisha yang malang.
Jeffran.
Alisha mengambil napasnya dalam-dalam, rasa kesalnya sudah memuncak, namun ia tidak bisa mengamuk begitu saja di ruangan tersebut. Terlebih masih banyak mahasiswa yang berada di sana. Dan juga-
"Kasian banget lo, Sha."
Alisha melirik tajam ke arah salah satu teman sekelasnya, lalu ia berdiri dan pergi secepat-cepatnya dari kelas tersebut. Emosinya sudah cukup memuncak, dan ia tak ingin membuat seisi kelas kacau karena kekesalannya.
***
"Hihihi Jeje eyi!"
Seisi rumah ramai karena suara tawa Harsa yang melengking memenuhi seluruh penjuru rumah. Tubuh gembulnya berguling kesana kemari menghindari gerakan brutal dari Jean yang tengah asyik menggelitiki sang adik.
"Aaaa! Eyi! Huwee!"
Nah kan. Si gembul yang kelelahan tertawa malah menangis dibuatnya. Jean buru-buru menghentikan aksinya sambil menatap cemas Harsa yang tiba-tiba saja menangis di hadapannya.
"Nah kan! Jeje cih! Acana angic au!"
Lagi, Jana yang baru saja datang dari belakang digandeng oleh Mada tiba-tiba saja mengomel hingga membuat Jean merasa bersalah.
Mada sih diam-diam saja. Remaja itu lantas tersenyum gemas melihat kelakuan pria kecil itu. Omelan Jana lama-lama membuatnya gemas!
Hari ini hanya ada mereka berempat di rumah. Pagi tadi, setelah Papa dan Jonas sudah berangkat kerja, Jeffran pergi membawa Rendi.
Sebenarnya Jeffran membawa Rendi diam-diam, hanya Mada yang tahu. Pria itu pergi ke rumah sakit untuk menemui kakak sepupunya sebab Rendi sempat demam semalaman. Jeffran tidak ingin membuat si kembar cemas, akhirnya ia meminta Mada untuk mengalihkan perhatian ketiganya.
"Hihihi Nana mayahin Jeje..."
Ketiganya tersenyum ketika Harsa mulsi tertawa lagi, meski kedua matanya sudah basah karena tadi sempat menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEBULA | 00L NCT Dream ft. Mark Lee
Fanfiction"Bahkan di tempat yang mengerikan seperti Nebula saja, masih tersisa harapan di sana." *** Sejak awal tempatnya berada memang sudah mengerikan bagi mereka yang menjadi bagian dari Keluarga Mahendra. Si sulung Jonas yang tak pernah lepas dari bayang...