001. Dia Kembali.
Kurang lebihnya cerita ini diambil beberapa bulan, sejak pertunangan Ainaya dan Brian dilakukan.
Rumah ini masih sama, menampilkan pintu bercorak sama, semua tembok berwarnakan sama seperti sebelumnya. Begitu pun dengan suasana rumah gadis itu masih samanya. Sepi, sunyi dan jauh dari kata bising.
Dia adalah Ainaya Putri Adinda, anak gadis satu-satunya dari Wawan dan Riris, dan kakak tercinta Galang.
Gadis itu terduduk di kursi meja rias miliknya. Simple saja, hanya memakaikan foundation pada wajah cantiknya, disambungkan oleh compatct powder, ia sedang merias dirinya sendiri, melentikkan bulu matanya itu menggunakan mascara favoritenya, tak cukup sampai situ, ia menambahkan eyebrow, eyeliner matanya sudah terhias bagus, walau tanpa bantuan lensa soflens. Sebagai sentuhan akhir, ia memakaikan lipstick bermerk Maybline.
Wajahnya terpampang jelas di balik kaca besar di hadapannya. Gadis itu menampilkan senyuman lebarnya pada kaca.
Dia Ainaya, dia kembali lagi demi menyadarkan setiap pasangan kekasih, tentang hubungan Toxic yang dijalani mereka.
......
"HALO, TEMAN-TEMAN." Thaletha menyapa seluruh temannya, yang sedang terduduk di kursi restoran ini.
Ada Rara, Azka, Najendral, Sejuk, dan bahkan ada Sagara juga di sana. Ini pertama kalinya mereka berkumpul lagi, setelah beberapa bulan belakangan ini mereka sibuk dengan urusan masing-masing.
Rara dan Azka yang mencari pekerjaan apa adanya yang menerima mereka. Bisa dibilang hidup sepasang kekasih ini cukup sulit dibandingkan teman-temannya itu. Jelas, mereka tak dapat ijazah, dan di negara ini, apa yang bisa didapati oleh orang yang tidak berijazah seperti mereka berdua? Nothing.
Perihal Sejuk dan Thaletha, mereka sibuk mengikuti UTBK berupaya jerih payah, agar bisa masuk ke kampus idaman mereka. Mengincar fakultas Astronomi, di Universitas Alamanda (Ulman) nama kampus karangan Milk, ya.
"Thaletha, gue sedikit kangen sih, sama lo." ungkap Rara, berterus terang. Jujur, beberapa bulan ini, dia tidak pernah sekalipun melihat wajah Thaletha secara tak langsung.
Rara mendapati perkerjaan yang membuatnya sedikit sibuk. Menjaga toko perabotan rumah tangga, yang dipunyai oleh orang China, sebutannya Koko (Engko). Sedangkan Azka? Dia terpaksa harus menjadi driver ojek online.
Pahit tapi itu nyata. Beban itulah yang harus dijalani Azka dan Rara, disebabkan perbuatan mereka sendiri sewaktu dulu di SMA 01 Jakarta.
"Rara, gue juga nggak kangen sih, sama lo." Thaletha bergurau. Sedikit terkekeh. Kemudian Thaletha segera menggeser kursi di samping Sejuk, karena memang itulah yang diincar oleh Thaletha, duduk disamping Sejuk.
"Lo pesen apa, Tha?" tanya Sagara, berbasa-basi.
"Semua kalau bisa, mah." jawab Thaletha ngelantur. Kemudian gadis ini melanjutkan. "Kan ada duit Sejuk. Jadinya, boleh, lah." Thaletha melirik Sejuk dengan muka pengennya.
"Nggak ada, nggak ada! Gue pelit, nih!" jelas Sejuk tidak terima, itu namanya pengurasan.
"Yang serius, Letha.... Gue mau pesenin bareng, nih." ujar Sagara kesal, Thaletha tidak pernah menjawab pertanyaan dengan serius.
Omong-omong, kursi dan meja yang dipesan oleh Najendral tadi sangat cukup untuk delapan orang. Najendral, Sagara, Rara, Azka, Brian, Sejuk, Thaletha, dan Ainaya. Lima meja sebelah Utara, sebelahnya lagi berhadapan. Posisi duduk mereka sangatlah random.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainaya 2 [DUNIA PENUH TOXIC]
Jugendliteratur[ SELESAI ] "Yang lemah, pasti kalah." -nurhmanis in Ainaya 2. "Jangan anggap aku obat, karena pasti aku juga, yang akan nyakitin kamu." -Brian Putra Adeon. "Semua bisa dimaafin, kecuali pengkhiatan, Brian." -Ainaya Putri Adinda. Dia...