060. THE ENDING
Cari tahu apakah Sad Ending, or Happy Ending?
Secara santainya, Sejuk sedang asyik menonton acara berita di televisi, sembari dia memakan kacang tanah. Di ubin sana, kulit kacang sudah berserakan sekali. Kalau kalian pikir dia sedang berada di rumahnya, kalian salah besar. Nyatanya gadis ini tengah bertamu di rumah Thaletha dengan alasan, bosan di rumahnya sendirian.
"Sejuk.... Sejuk..." seru Thaletha memanggil Sejuk yang duduk di sebelah dirinya.
"Hm?" ketus Sejuk merespon secara singkat, dirinya masih terus asyik mengunyah kacang tanah, kulitnya di buang asal ke bawah sana.
"Gue rasa, kita udahin aja deh, semuanya. Maksud gue, kita akhirin masalah kita, sama Ainaya. Kita nggak seharusnya giniin dia terus. Setiap orang berhak dapat kesempatan kedua, 'kan?" lontar Thaletha menatap Sejuk sebegitu seriusnya.
Hati Thaletha memang terkontaminasi oleh ucapan Ainaya terakhir kalinya. Sejak saat itu, hati Thaletha mulai luluh, dia merasa apa yang dia lakukan dengan Sejuk selama ini, terhadap Ainaya tidaklah benar.
Sejuk terdiam sejenak memikirkan ucapan Thaletha tadi. Harus diakui dia juga mulai terluluhkan juga hatinya, rasanya ingin sekali dia memperbaiki hubungan persahabatannya dengan Ainaya.
Thaletha menepuk pelan paha Sejuk yang tengah saling menyilang. "Gue yakin kita belum telat, kok, buat minta maaf ke Ainaya."
"Kita bisa kayak dulu lagi, Sejuk... main bareng, kumpul bareng, bercanda bareng. Lakuin apa yang biasanya dulu kita bertiga sering lakuin. So easy." papar Thaletha.
Sejuk hanya terdiam, tak bersuara dan tak berkutik sekalipun, dia mendengar seluruh perkataan Thaletha tanpa menyelanya sedikitpun.
"Kita kasih kesempatan kedua lagi, ya?" pinta Thaletha binar matanya menaruh harapan besar agar Sejuk menyetujui perkataannya.
Sejuk menghela nafas ringannya sejenak, selang itu dirinya menganggukan kepalanya sebagai jawaban, sembari tersenyum. "Lo bener juga, Tha. Ini waktunya untuk kita, perbaiki kesalahan kita. Abis ini kita tetap kayak dulu lagi. Bertiga, bukan dua, atau satu."
"Toh, kita juga belum telatkan?" seloroh Sejuk yakin sekali dengan ucapannya itu.
Thaletha mengangukkan kepalanya senang, akhirnya ini semua sudah berakhir, jalan penuh dendam yang sempat mereka ambil, kini mereka berbalik arah kembali menuju jalan yang penuh cinta, hati mereka siap membuka lembaran yang baru untuk kedepannya.
"Berita terkini, saudara-saudara, ditemukannya tubuh dari dua sepasang kekasih. Diduga dua korban ini dengan sengaja menjatuhkan dirinya dari atas tebing." suara seorang wanita, presenter berita terdengar begitu jelasnya dari balik televisi yang sedang menyala, lantaran volume suara televisi ini, lumayan keras.
Mengalihkan perhatian Sejuk dan Thaletha yang detik itu juga langsung syok, terperosot lemas, ketika mereka lihat foto dari dua korban tersebut yang ditampilkan di televisi, jantung mereka serasa ingin lepas dari dalam sana, mata mereka pun mulai memanas, menghadirkan tetesan-tetesan cairan bening. Rasanya mereka kehilangan semangat hidup mereka, di detik itu juga.
"Tha.... itu....?" nada suara Sejuk sangat bergemetar.
"Nay-"
Prang!
Sejuk refleks melemparkan remot televisi, sampai kena layar televisi itu sendiri, sampai mampu membuat layarnya sedikit retak. "NGGAK ITU BUKAN AINAYA, THA, BUKANN!" Sejuk mulai berhisteris.
"AINAYA GUE GAPAPA, THA, GAPAPA! ITU BUKAN AINAYAA!!!!"
"ARGHHHHHH..... AINAYAAA!"
"SEJUK, ITU AINAYA, SEJUK, D-DIA." sahut Thaletha lumayan terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainaya 2 [DUNIA PENUH TOXIC]
Fiksi Remaja[ SELESAI ] "Yang lemah, pasti kalah." -nurhmanis in Ainaya 2. "Jangan anggap aku obat, karena pasti aku juga, yang akan nyakitin kamu." -Brian Putra Adeon. "Semua bisa dimaafin, kecuali pengkhiatan, Brian." -Ainaya Putri Adinda. Dia...