017. Let You Go
Biasanya sepulang dari kios itu, Rara akan dijemput oleh Fatih, sang ibundanya. Namun kali ini sepertinya Fatih agak sedikit mengaret. Sudah berkali-kali Rara melirik jam tangannya itu. Hari makin larut, suasana jalan raya pun kian sepi. Hanya suara jangkrik yang terdengar. Ralat, Fatih bukannya mengaret sedikit, tapi benar-benar lama.
"Ck. Nungguin Mamah jemput, setara sama nunggu Azka ngelamar gue. Lamaaaaaaaa." keluh Rara mencurahkan isi hatinya
Kemudian Rara menampar pipinya sendiri dengan pelan. "Idih apa-apaan dilamar Azka! Nggak dulu, deh!"
Mirisnya itu, Rara beberapa kali memukuli nyamuk yang sejak tadi mengigitnya, ia masih terduduk di bawah pohon yang akarnya terpendam tak jauh dari kios kerjanya. Malam ini benar-benar hening. Namun Fatih tak kunjung datang.
"WOY SINI LO ANAK KECIL!" teriakkan keras yang terdengar fasih dari arah Barat jalan raya itu mengalihkan segala perhatian Rara.
Selang dari itu, Rara memaku pandangan ke arah jalan raya, muncul dua orang laki-laki yang sedang mengejar gadis kecil manis. Gadis kecil itu berlari tanpa arah, menghindari kedua laki-laki.
Merasa ada yang tidak beres, Rara menyusul langkah sang gadis kecil itu, secara cepatnya, tak acuh jika tetiba ada Fatih yang menjemputnya.
Terus berlari, sampai Rara berhasil memyaamai langkah Putri. Mereka berdua malah berlari bersama, berjalan setapak.
"Ka-kak ngapain lari?" tanya Putri Mawar. Gadis yang tengah berusaha melarikan diri dari jeratan kedua orang itu.
"Kakak cosplay jadi kamu!" ucap Rara melantur.
"Cosplay itu apa, Kak?" Putri yang polos itu bertanya. Dirinya masih saja berlari diikuti oleh Rara.
"Copslay itu melindungi, i-iya melindungi." sahut Rara berbohong. Pengertian dari mana itu?
"Kakak ngelindungin aku?" Putri heran, dia sangat meragukan ucapan Rara itu.
"WOY BERDUA LO BERDUA!" teriak si Gondrong dari arah belakang.
Sontak, Rara menghentikan laju dirinya, masa iya dia kabur bak pengecut? Tentu tidak.
"Kamu..., kita berhenti dulu." Rara mengatur nafasnya yang masih tidak beraturan, nafasnya terengah-engah.
"Kakak bicara sama Putri?" Putri bertanya.
"Oh ternyata namanya Putri." gumam Rara pelan. "Iya, Kakak bicara sama kamu."
Akhirnya Putri dan Rara terhenti di tempat. Bersamaan mereka menengok ke belakang badannya pun otomatis terputar balik.
"Ngapain, Lo, ngejar-ngejar, anak ini?" Rara menyentak ke Gondrong. Mata Rara menunjukkan aura kekejamannya.
Gondrong menjawab. "Siniin bocah, itu!" suruhnya.
Rara menggelengkan kepalanya. "Big no!"
"Berani lo sama kita!" tantang temannya Gondrong.
Rara terkekeh. "Ya jelas, gue berani. Emangnya lo berdua Tuhan gue?"
"Sikat!" intruksi Gondrong.
Malam itu, Rara menghajar abis-abisan Gondrong beserta temannya itu. Perkelahian itu dimenangkan oleh Rara. GAdis yang tak sedikitpun takut, dia membuat lebam-lebam di wajah Gondrong dan temannya.
Sehabis kalahnya mereka berdua, mereka berdua lari layaknya pecundang. Begitupun Putri, dia langsung bergegas lari tanpa mengucapkan terimakasih kepada Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainaya 2 [DUNIA PENUH TOXIC]
Novela Juvenil[ SELESAI ] "Yang lemah, pasti kalah." -nurhmanis in Ainaya 2. "Jangan anggap aku obat, karena pasti aku juga, yang akan nyakitin kamu." -Brian Putra Adeon. "Semua bisa dimaafin, kecuali pengkhiatan, Brian." -Ainaya Putri Adinda. Dia...