044. Rencana Selanjutnya.
"Nih, lo pake hoodie, gue aja sementara waktu. Bersihin diri lo itu." ucap Najendral.
Keduanya tampak berada di pintu luar toilet wanita. Tentu saja Najendral membawa Ainaya ke sini, dengan tujuan agar Ainaya bisa membersihkan dirinya yang benar-benar berantakan, dan kotor.
"Thanks." balas Ainaya mengucapkan rasa terima kasihnya. Dia dengan senang hati menerima hoodie, milik Najendral. Ah, wangi semerbak aroma mint dari cowok itu, melekat di dalam sini. Jujur, Ainaya sangat suka aroma Najendral.
"Sama-sama, Nay. Stay strong's, ya?" kata Najendral menyemangati. Cowok ini tersenyum pada Ainaya.
"Yo too." balas Ainaya tersenyum juga.
Beruntung masih ada manusia yang baik seperti Najendral itu. Cowok ini lalu pergi dari luar pintu toilet perempuan, ini. Lantaran urusannya di sini telah usai.
Ainaya pun bergegas masuke ke dalam toilet, yang kebetulan di sini benar-benar sepi, menyisakan dirinya seorang diri. Untunglah, karena itu dapat membuat Ainaya membersihkan dirinya, secara nyaman, tanpa ada gangguan.
Tak perlu memakan waktu yang cukup lama. Ainaya sudah bersih kembali, baju yang semulanya kotor kini sudah dibersihkan dirinya, dia sudah berganti hoodie. Sekujur tubuhnya pun sudah bebas dari kotor-kotoran. Pun beserta rambutnya, tapi untuk rambut, dia hanya bilas saja dengan air.
Sekarang Ainaya tengah menatapi pantulan dirinya di cermin westafel, toilet ini. Dia menghembuskan nafasnya untuk menenangkan dirinya.
"Nggak perlu dendam, Nay. Okeh? Abaikan aja, udah. Anggap aja, diri lo itu baik-baik aja, di kampus ini. Inget! Tujuan lo ke kampus, itu, untuk belajar. So, ya. Not problem."
"I'm fine. And I'm strongg!"
"Karena yang lemah, pasti kalah." ujar Ainaya, mengakhiri ucapannya sendiri. Dia memang sering berbicara pada cermin disaat seperti ini. Itu adalah caranya untuk bisa menguatkan dirinya sendiri. Perlu diingat satu hal, kalau bukan kamu yang menyemangati diri sendiri. Lantas siapa lagi?
Only you. Cuma kamu yang bisa mengendalikan segala yang ada di diri kamu. Marahnya kamu, sedihnya kamu, bahagianya kamu, pokoknya kamu yang tahu bagaimana diri kamu, kamu yang kenal persis bagaimana kamu. Makanya, cuma kamu yang bisa semangatin diri sendiri, cuma kamu yang bisa buat diri kamu sendiri bangkit. Orang lain cuma sekedar menjadi pendorongnya.
Ainaya telah tiba di dalam kelasnya. Seperti dugaan Ainaya, pasti semua mata akan memandanginya penuh hina. Belum apa-apa Ainaya kembali lagi ditimpuki oleh gumpalan kertas.
Tapi Ainaya tak acuh, dia akan membiasakan dirinya. Kakinya terus berjalan menuju kursinya, untuk itu dia harus melewati kursi dari Sejuk. Mata dia dan Sejuk saling bertemu, tapi hanya ada dendam di sana.
"Jalang datang, gays." celetuk Sejuk tanpa berpikir panjang. Dia kesal lantaran melihat Ainaya pergi bersama Najendral. Bagaimana kalau nantinya Ainaya merebut Najendral dari dirinya? Ah tidak, tidak! Sejuk tak mau itu terjadi.
Karena geram, Sejuk lantas menyelengkat kaki Ainaya, membuat Ainaya yang tidak sadar, pun tersandung, tapi iya tidak jatuh, hanya sedikit tidak seimbang.
"Upss. Sengaja." Sejuk menampilkan senyuman kirinya di dalam hatinya sana, dia merasa senang. Dan hampir ingin tertawa-tawa.
Ainaya mulai terpancing emosi, dia berdiri tegak kembali, lalu mengeprak meja Sejuk.
Brakh!
"Anjing! Berani lo, ya, ngelawan gue, Nay!" sembur Sejuk marah, ia tidak suka Ainaya membalasnya. Apalagi sampai melawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainaya 2 [DUNIA PENUH TOXIC]
Teen Fiction[ SELESAI ] "Yang lemah, pasti kalah." -nurhmanis in Ainaya 2. "Jangan anggap aku obat, karena pasti aku juga, yang akan nyakitin kamu." -Brian Putra Adeon. "Semua bisa dimaafin, kecuali pengkhiatan, Brian." -Ainaya Putri Adinda. Dia...