055. Failed Again.
Ainaya. Sosok gadis yang berparas cantik itu saat ini sedang berjalan menuju kantor polisi, dengan menggunakan taksi. Gadis itu berhenti tepat di luaran kantor polisi.
"Terima kasih, Pak." ucap Ainaya berterima kasih, seraya menyodorkan selembar uang senilai lima puluh ribu rupiah.
Selang itu, dirinya membuka-tutup pintu mobil, dan berjalan lurus ke depan. Sesekali dia berjalan sambil mengecek ponselnya.
Gema
Udah sampai kantor polisinya, Nay?
10.30Udah. Thx infonya, ya, Gem.
10.31Ainaya menaruh kembali ponselnya itu pada saku celanaya. Dirinya tersenyum sekilas mengingat Gema yang mendadak memberitahunya lewat chat, kalau Livi dan Aldi yang telah menabrak Sejuk pada malam hari itu. Sebenarnya ada dua pertanyaan yang terus beredar di dalam benak Ainaya. Apa motif keduanya sampai tega melakukan hal yang senekat itu? Dan apa juga maksud Gema, memberitahu Ainaya tentang semua ini?
Tapi mau bagaimanapun itu, setidaknya Ainaya bisa membuktikan ke Sejuk, kalau bukan dirinya lah yang menabrak Sejuk pada malam hari itu. Semoga setelah ini semua, kepercayaan Sejuk padanya, akan muncul kembali, dan ini bisa menjadi awal yang baru dari hubungan mereka lagi. Semoga.
"Permisi, Pak.... apa boleh saya bertemu dengan tahanan, Saudara Aldi dan adiknya, Livi?" ucap Ainaya bertutur kata kepada polisi yang berjaga.
"Mohon maaf, ada keperluan apa, sehingga Anda ingin bertemu tahanan tersebut?" tanya polisi itu menegaskan.
"Eee.... tolong banget, ya, Pak. Sebentarrr aja.." pinta Ainaya.
Polisi tersebut lantas segera berdiri tegak, dari posisi duduknya. "Baik kalau begitu, akan kami izinkan, lima menit!"
Ainaya mengangguk diiringi senyuman kecilnya. Tak masalah lah walaupun cuma dikasih waktu sebatas lima menit, walau begitu, lima menit pun terasa sangat berharga.
_____
"Ainayaaa!" pekik Livi berseru girang, dirinya hampir tak menyangka, kehadiran Ainaya di sini untuk menjenguk.
Namun Ainaya memasang wajah datarnya, sembari bersedekap dada. Ya—dia sedikit kecewa oleh tindakan bodoh yang dilakukan oleh Livi.
Livi memasang wajah murungnya, bibirnya sedikik menekuk. "Ainaya marah, ya, sama Livi?" tanya Livi sembari berjalan kecil ke arah Ainaya.
Ainaya menghela nafas kecil. "Gue mau tau motif kalian, di balik semua ini."
"Sambil duduk aja," cakap Aldi menyarankan.
Tanpa memperlambat waktu, ketiganya pun mulai terduduk di kursi yang telah disediakan khusus untuk para tahanan, dan kunjungan yang ingin bertemu.
Selang itu, mulut Aldi mulai berkumat-kamit memberi penjelasan ke Ainaya, tentang alasan kenapa dia sampai bisa mau saja diperbudak dan menjadi mainannya Valethy.
Ainaya refleks terbawa emosi sampai mengeprak pelan meja di hadapannya. "Cuma gara-gara duit? What the hell?"
"I can give you more, Di, Vi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainaya 2 [DUNIA PENUH TOXIC]
Novela Juvenil[ SELESAI ] "Yang lemah, pasti kalah." -nurhmanis in Ainaya 2. "Jangan anggap aku obat, karena pasti aku juga, yang akan nyakitin kamu." -Brian Putra Adeon. "Semua bisa dimaafin, kecuali pengkhiatan, Brian." -Ainaya Putri Adinda. Dia...