🌻033. Karena Kamu milik Saya

13 10 0
                                    

033. Karena Kamu milik Saya

Mobil Kijang LGX varian bervari warna putih tampak baru saja terparkir di halaman luas, depan rumah Tara.

Tak lain itu adalah Tara. Wanita itu masih setia dengan kemeja, dan jas hitamnya. Dia baru saja sepulang dari Kantor. Terasanya hari ini kerjanya dua kali lipat lebih penat, letih, dibandingkan hari-hari sebelumnya. Jelas saja, sedari tadi, dirinya terus saja difitnah dan dituduh sebagai pencuri. Sialan sekali. Namun Tara tak mau ambil pusing, kalau dia benar, mengapa dia harus takutkan?

Wanita itu bergegas turun dari mobil, mulanya dia mematikan mesin mobil, membuka-tutup pintu mobil secara pelan.

Brakh!

Dengan berjalan santai, Tara menuju ke dalam rumahnya itu, dia sudah menduga-duga, pasti Ainaya tengah main, karena dia melihat motor Ainaya tadi.

"Mamaa!" pekik Putri berseru girang melihat Tara yang sudah berdiri tepat di depan pintu sana.

Putri berlari cepat ke dalam dekapan Tara, diiringi dengan Ainaya, yang berjalan santai ke arah Tara.

"Halo, Putri...." Tara menyapa balik anak manis itu. Ah, dia semakin sayang padanya.

Tangan Tara mengusap sekejap puncak rambut Putri dengan tersenyum manis.

"Nay, kamu sejak kapan di sini?" Tara bertanya heran, biasanya yang menjaga Putri kektika dirinya mengantor, adalah Brian. Omong-omong, ke mana Brian?

"Sejak zaman purba, Bun. Hehe." Ainaya mencoba melawak agar mencairkan suasana.

Sayang jokesnya kurang sampai pada Tara yang memang otaknya sedang mumet. Jadi Tara hanya bisa memasang wajah datarnya.

"Sejak sejam yang lalu, Bun. Tadi Brian nelpon Naya suruh jagain Putri sebentar." Ainaya kali ini memberitahu dengan serius, tanpa bercanda.

"Emangnya tuh anak, ke mana? Jangan bilang, ke rumah Va-----"

Ainaya memotong dengan. "Bukan Bun, dia ke Supermarket, bilangnya."

Tara cukup bisa ber-oh' ria. Lebih baik dia tak usah banyak membuang-buang waktu di depan pintu ini.

"Yaudah, ayo masuk." pungkas Tara mengambil nafas ringannya untuk sekedar rileks.

Ketiganya lantas masuk ke dalam rumah. Dan Putri sudah antusias sekali, ingin bermain dengan bonekanya itu. Jadi gadis kecil yang satu ini lantas masuk ke kamar Tara dengan cepat, menutup pintu kamar itu.

Ainaya dan Tara hanya bisa menggeleng kepala menyaksikan aksi bocah cilik itu. Bergegas keduanya mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah, ditemani dengan suasana hening.

"Fuhh...." Tara mengambil nafasnya kembali setelah tubuhnya tersandar di sandaran sofa, dirinya memijat pangkal hidung yang kerasa pening.

"Bunda kenapa?" Ainaya bertanya peduli, sikap Tara tidak seperti biasanya.

Tara memandang wajah Ainaya yang terduduk berhadapan dengannya. "Gue nggak tau... capek banget hari ini, Nay."

"Lo bayangin aja coba, se-kantor nuduh lo maling. Nggak ada yang percaya sama sekali sama lo." kesah Tara mencurahkan.

Ainaya mulai memasang raut wajah serius. "Coba Bunda, cerita, lebih jelasnya. Kenapa bisa semua orang nuduh Bunda, sebagai maling?"

"Ck. Nenek gombreng, yang nuduh gue."

"Nenek gombreng?" Ainaya tidak tahu, siapa yang dimaksud 'nenek gombreng' oleh Tara itu.

Tara mendecak. "Naslar, maksud gue. Emaknya dari biang kerok, alias Valethy." sarkas Tara.

Ainaya 2 [DUNIA PENUH TOXIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang