🌻050. Before She (Died)

17 10 0
                                    

050.  Before She (died).

"Nih Putri punya boneka kucing, Kak. Lucu bangett." kata Putri memamerkan sebuah boneka berbulu halus, yang figurannya mirip dengan seekor kucing.

Tampak gemas sekali, 'kan? Itu adalah boneka pemberian Brian untuk Putri, yang Brian dapatkan dari hasil bermain capit boneka di Time Zone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tampak gemas sekali, 'kan? Itu adalah boneka pemberian Brian untuk Putri, yang Brian dapatkan dari hasil bermain capit boneka di Time Zone.

"Kak Naya boleh pegang bentar?" Ainaya meminta izin pada Putri, takutnya Putri tiba-tiba marah.

"Boleh. Tapi cuma tiga detik, aja, ya?" kata Putri, sedikit pelit. Jelas, dia pelit boneka itu sangat lucu, dia tidak akan membiarkan seseorang mengambil bonekanya, ataupun mengotori boneka itu.

Ainaya secara gemas menyentuh pangkal hidung Putri, wajah gadis ini tampak tengah berseri-seri. "Iya Putrii, janji!" Ainaya memampilkan jari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan, membuat peace.

Putri pun z memberikan Ainaya boneka kucingnya itu. Ainaya tampak luluh sekali dengan boneka ini. Kayaknya dia perlu sungkeman, sih sama yang memproduksinya.

"Siapa nama boneka ini, Put?" tanya Ainaya, seraya mengelus-ngelus helaian bulu boneka ini, tekstur setiap permukaannya benar-benar halus nan lembut.

"Nah, itu, dia, Kak.... Putri belum nemuin nama yang bagus." jawab Putri menekuk wajahnya itu sedikit kecewa. "Kakak ada saran nama, nggak?"

Mendadak Ainaya dibebankan oleh pertanyaan dari Putri. "Nama?"

Putri mengangguk secara polosnya. Membuat Ainaya berpikir sejenak, untuk mencarikan nama yang bagus buat boneka itu. "Hmm, siapa, ya, Put..."

Lalu sebuah ide cemerlang terlintas di otak Ainaya. "Gimana kalau namanyaa, Ainaya."

"Lah? Itu, 'kan namanya Kaka.....?" beo Putri, kebinggungan.

Ainaya menyerahkan kembali boneka itu pada Putri, cewek ini kemudian menaikkan tangannya menyentuh pipi Putri. "Kamu tau kenapa kakak namain 'Ainaya'?"

Putri menggelengkan kepalanya secara cepat.

"Karena, kalau nanti seandainya Putri nggak bisa lihat Kak Naya, lagi... Putri tinggal lihat aja boneka, ini. Terus Putri peluk, dan anggap aja, boneka ini, adalah Kakak."

Putri mengkerut tidak paham. "Tapi, kenapa Putri nggak bisa lihat Kak Naya, lagi? 'Kan Kak Naya sama Putri terus."

Mendengarnya membuat Ainaya terkekeh, gadis ini pun menurunkan tangannya dari pipi Putri. "Iya itu, 'kan sekarang, Put. Tapi nanti, pasti Putri nggak bisa lihat Kak Naya, selama-lamanyaa."

"Emangnya Kak Naya mau pergi? Pergi ke mana, Kak? Kok Putri nggak diajak?" tanya Putri sedikit cerewet.

Ainaya menggelengkan kepalanya dan berusaha mengubah topik. "Haha, udah, udah. Sekarang, kita main aja sama boneka ini, gimana?"

Ainaya 2 [DUNIA PENUH TOXIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang