008. Besok Ospek
Coffee shop. Yang berada dari beberapa jarak dari rumah Sejuk itu menjadi tempat kumpul Thaletha, Sejuk, juga Ainaya.
Jarang sekali mereka bertiga itu menghabiskan waktu bersama, seperti semasa di SMA dulu."Lo cuma pesen burger doang?" Sejuk bertanya pada Thaletha. Niatnya, mereka bertiga akan memesan beberapa menu yang ada di Coffee shop ini.
Thaletha mengangguk. "Iya, mau diet."
"Diet darimana!" samber Ainaya. "Burger itu masih ada kandungan lemaknya juga, kan?"
"I-iya, sih. Tapi! 'Kan yang penting, ada sayurannya." Thaletha menjawab.
Sejuk menatap malas kedua temannya itu. Kursi yang mereka duduk'an itu tersusun mengelilingi meja bentuk bundar, sehingga mereka bertiga bisa menatap satu sama yang lainnya.
"Padahal kita mau ngopi, 'kan niatnya." ulas Sejuk.
"Gue pesen kopi deh, good day cappuccino." jelas Ainaya memberitahu Sejuk.
"Okeh. Lo beneran burger doang, Tha? Minumnya?" Sejuk melirik Thaletha.
"Moccha latte," kata Thaletha membalas lirikan Sejuk.
"Okeh, gue pesenin ya." ucap Sejuk seraya dirinya beranjak duduk dari kursinya. Jujur, bukan dirinya mau di jadikan babu oleh kedua temannya itu. Tapi dia sendiri yang menawarkan diri untuk memesan.
Sejuk berjalan ke arah tempat pemesanan di coffee shop itu. Yang melayaninya gadis yang lumayan cantik. Mungkin dia bekerja disini? Ya itu sudah sangat jelas.
"Moccha latte satu, Good day cappuccino satu, dan burger. Juga French fries, dan white coffenya satu." jelas Sejuk kepada si Mba penerima pesanan.
Setelah mendapat anggukan kepala dari Mba itu, Sejuk lantas kembali lagi ke kursi tempatnya tadi duduk, bersama kedua temannya.
"Udah?" tanya Thaletha saat melihat Sejuk sudah terduduk kembali.
"Belum Tha! Belum!" geram Sejuk. Sudah jelas tadi dia sudah selesai memesan, ngapain pakai ditanya lagi.
"Yaelah, Mba, sensi amat lo." cibir Thaletha.
"Lo-nya!" balas Sejuk marah.
"Lha, lo kok nyolot!" Thaletha tak mau kalah ngegas.
"Lo-nya!"
Ainaya hanya terdiam, memutar bola matanya sangat jenuh. Perdebatan itu biasanya terjadi untuk Ainaya, Thaletha. Tapi, sekarang Sejuk? Gadis yang dulu kalem, santai, dan anggun. Sekarang berubah menjadi singa jadi-jadian.
"Eh, Rara nggak ke sini?" tanya Ainaya mengalihkan topik pembicaraan. Membuat perdebatan antara Sejuk dan Thaletha terhenti.
Sejuk menggelengkan kepalanya. "Nggak ikut. Soalnya dia masih jaga toko."
Mereka berkumpul di jam 19.00 WIB, jelas Rara belum boleh meninggalkan kiosnya itu. Kecuali, kalau memang Rara sedang izin, atau kios itu lagi tutup, baru dirinya bisa berkumpul bareng tiga joli ini.
"Gibahin Rara, yuk." usul Thaletha mengajak Ainaya dan Sejuk ke dalam kesesatan.
"Nggak boleh, dosa." tolak Ainaya. "Betewe, Rara tuh gini gini, gitu,"
"Apaan sih lo, Nay. Gini, gini, gitu, nggak paham gue!" cibir Thaletha.
Ainaya mendecak sebal. "Gitu Tha."
"Daripada gibah, mendingan lo berdua siap-siapin buat OSPEK besok." usul Sejuk.
Memang, hari kian berganti tanpa terasa. Sebentar lagi mereka harus menghadapi yang namanya OSPEK. Dan niscaya akan segera resmi menjadi Maba di Universitas Alamanda angkatan ke-7. Dengan jurusan Astronomi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainaya 2 [DUNIA PENUH TOXIC]
Teen Fiction[ SELESAI ] "Yang lemah, pasti kalah." -nurhmanis in Ainaya 2. "Jangan anggap aku obat, karena pasti aku juga, yang akan nyakitin kamu." -Brian Putra Adeon. "Semua bisa dimaafin, kecuali pengkhiatan, Brian." -Ainaya Putri Adinda. Dia...