🌻024. Bara dan Salju

26 10 0
                                    


024. Bara dan Salju

Seorang wanita paruh usia itu tengah berjalan santai setapak, dia ingin meniatkan dirinya untuk pergi ke pasar membeli beberapa bahan masakan, juga beberapa barang yang menurutnya penting.

Dia Eli, wanita yang dikenal sebagai ibu dari Sejuk Rasendu. Wanita ini sedang berjalan terus menerus, dengan dompet yang dia pegang di tangan kirinya, itu adalah sebuah kesalahannya yang kurang waspada.

Sampai, akhirnya ada seseorang laki-laki berpostur tubuh gemuk merampas paksa dompet dari wanita itu, bisa dikatakan ini adalah aksi penjambret-an.

"Tolong!" Eli berteriak meminta bala bantuan agar datang, sembari dirinya berlari cepat menyusuli langkah kaki dari laki-laki itu yang sudah terdahulu di depannya sana.

Eli berlari cepat, begitu pula laki-laki berisi itu, keduanya tampak tidak mau mengalah satu sama lain.

"Jambret! Tolong!" Eli masih berusaha meminta tolong.

Sampai akhirnya, ada seseorang pria dengan kejantanannya itu bergerak cepat dari arah belakang Eli, langsung dihantamnya tubuh si gemuk tadi memakai kaki remaja pria itu.

Bagh!

"Serahin dompet itu, ke gue!" tegas cowok itu meminta secara tak santainya.

"Lawan gue dulu!" Gendut tak mau kalah, mana bisa dia serahkan hasil pencuriannya begitu saja.

Gema. Remaja laki-laki yang berolah-olah menjadi pahlawan dan hero untuk Eli itu, akhirnya terpaksa memakai cara kekerasan kembali.

Ditendang kembali perut si Gendut itu, kali ini dua kali lebih kencang dibandingkan yang tadinya, tentu akan menyebabkan sensasi sakit yang menyelekit.

Bagh!

Tak mau mengalah, kini gantian si Gendut yang melancarkan segala serangannya, dia sudah geram pada Gema.

Secera cepatnya, Gendut melayangkan pukulan pada Gema, tapi berhasil dihadang oleh lawan tandingnya itu. Gema pun menahan kepalan tangan itu pada tangan kirinya, tangan satunya dia pakai untuk memukuli perut Gendut sebanyak dua kali, agar si Gendut itu menyerah.

Bugh!

Bugh!

Dua serangan bertubi-tubi itupun mampu membuat pertahanan Gendut buyar, dia mundur karena merasa kesakitan. Sebelum dia melarikan diri dari tempat tersebut, dia menyempatkan diri melempar dompet yang rampasnya tadi, dompet milik Eli.

Kemudian Gendut kabur bak pengecut. Menyisakan Gema, dengan Eli.

Gema memungut benda yang dilempar oleh Gendut tadi, dia lalu membalikkan badannya menatap ke arah Eli kembali. Tampak wanita paruh baya itu sedang asyiknya menatap aksi baku hantam Gema dan Gendut tadi.

"Nih, punya Ibu." Gema menyerahkan barang rampasan tadi, kepada pemiliknya kembali. Di hiasi dengan segala senyumannya, senyuman tipu dayanya.

Iya, Gendut tadi adalah suruhannya.

Tahukan, maksud remaja laki-laki itu melakukan hal ini, untuk apa?

"Terima kasih, Ganteng, kamu baik hati sekali, ya." Eli mengucapkan rasa terima kasihnya seraya menerima uluran dompet itu.

"Sama-sama, Ibu. Sudah jadi kewajiban Saya." Gema lalu bergumam pelan. "Untuk melindungi Mertua saya."

"Iya? Kamu ngomong apa, tadi?" Eli kurang mendengar pasti kata akhir yang diucapkan oleh Gema.

"En-ggak, Bu. Lupain aja." ucap Gema.

"Kalau gitu, bagaimana cara Ibi bisa membalas budi kebaikan kamu itu?" Eli bertanya dengan penuh hati-hati.

Ainaya 2 [DUNIA PENUH TOXIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang