🌻047. Sejauh Langit dan Bumi

18 10 0
                                    


047. Sejauh Langit dan Bumi.

Mobil yang tengah dikendarai oleh Thaletha kembali lagi melaju dengan kecepatan sedang. Di sisi kiri Thaletha, ada Sejuk yang baru saja pulang dari rumah sakit, dengan keadaanya yang sebenarnya belum pulih total. Tapi tak apa, Sejuk sudah diperbolehkan untuk dirawat dari rumahnya saja.

Selama perjalanan ini tidak ada yang membuka obrolan, baik Sejuk maupun Thaletha, keduanya berada di dalam keadaan yang sedang tidak bersemangat.

Mobil Thaletha lalu terhenti di depan rumah Sejuk, yang langsung disambut oleh Eli. Wanita paruh baya itu sangat bersemangat menunggu putrinya pulang.

Thaletha lantas melepaskan sabuk pengamannya, segera dia membuka-tutup pintu keluar mobil, yang langsung disusuli oleh Sejuk, dari arah sampingnya.

"Halo. Alhamdulillah, anak ibu udah sembuh, ya." ucap Eli, bergembira.

Sejuk membalas dengan sedikit senyuman, dia tahu ibunya itu sangat bahagia saat ini.

Sejuk menghampiri ke arah Eli, memandang sendu ibunya itu. "Ibu hari ini udah makan?" tanya Sejuk.

Eli tersenyum dan mengangguk sebagai jawabannya. "Udah dong,"

Lalu ekspresi wajah Eli berubah kembali menjadi netral. "Yaudah kalau gitu, kita masuk aja, dulu, yuk!"

"Eeeh, Ibu sama Thaletha aja, dulu. Soalnya Sejuk mau ambil barang-barang Sejuk di bagasi-----"

"Nggak perlu, selama ada Thaletha, beres Bos!" celetuk Thaletha.

Sejuk tidak ingin terlalu merepotkan Thaletha, jadi dia akan menolak bantuan Thaletha secara halus. "Nggak perlu, Tha.  Gue bisa sendiri, kok. Udah, mendingan lo sama Ibu masuk duluan, aja. Nanti gue nyusul."

Ya sebenarnya Thaletha rada senang, sih! Haha, karena dia tak perlu repot-repot menguras sedikit tenaganya, dan lebih pilih duduk anteng di sofa rumah Sejuk. 

"Yaudah... mendingan gue duduk santai aja, di sofa rumah lo, hihi." Thaletha kegirangan sendiri. Ah, tubuhnya itu juga membutuhkan luang untuk sekedar beristrirahat sejenak. Tak apa, selama hidup masih bisa santai-santai.... why not?

"Yaudah, tapi abis ini langsung istrirahat, ya..." pesan Eli pada Sejuk, sorot matanya terpanahkan pada Sejuk, lalu beralih pada Thaletha. "Yuk, Tha, masuk,"

Thaletha pun mengangguk senang, dirinya beserta dengan Eli langsung saja berjalan menuju dalam rumah, meninggalkan Sejuk yang masih terdiam di posisinya. Sejuk menghela nafas sebagai apresiasinya untuk merileks-kan dirinya, sebelum akhirnya dia melakukan pergerakan.

____

Seusai urusannya dengan barang-barang di bagasi mobil Thaletha, Sejuk pun lantas terduduk di sofa rumahnya, di samping Thaletha. Keduanya saling tersandar di sofa dengan otak mereka yang terasa mumet.

Sejuk menarik nafasnya kembali, gadis ini tampak sedikit berkeringat, padahal ia hanya melakukan aktifitas ringan.
Kalau Thaletha? Gadis ini tampak mengotak-ngatik ponselnya, itu, dia bolak-balik scroll beranda WhatsApp, sampai dia terkejut, melihat chat dari seseorang yang mengirimkan foto kebersamaan antara Ainaya dan Sejuk.

"Eh! Sejuk, Sejuk! Lihat, deh!" pekik Thaletha, heboh. Seraya dia menepuk pundak Sejuk.

"Hem?" sahut Sejuk berdeham, dirinya lantas melirik ke arah ponsel Thaletha.

"Ainaya? Najendral?" kerut Thaletha terlipat, kebinggungan.

Yang membuat Sejuk dengan mudahnya langsung terbakar oleh api kecemburuan. "Cocok, kok. Sama-sama pengkhianat, dan brengsek!"

Ainaya 2 [DUNIA PENUH TOXIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang