🌻029. Two

15 10 0
                                    

029. Two

Karena situasi yang mulai tidak kondusif. Akhirnya mereka menyelesaikan permainan itu begitu saja. Karena ini juga sudah hampir tengah malam.

Kelihatannya Sejuk dan Rara sangat sibuk dengan cucian piring, iya yang mencuci piring bekas makan-makan itu, adalah mereka berdua. Kalau yang membereskan sisa bakar-bakarnya adalah Sagara di bantu Brian. Maka yang lainnya sedang free.

Tidak free juga sih, mereka harus bersiap-siap untuk menuju ke pantai, di besok harinya.

"Kak Naya, besok Putri takut, Kak." ucap Putri yang membaringkan tubuhnya di kasur.

Ditemani Ainaya di sampingnya. Layaknya seorang kakak, Ainaya setia membelai rambut Putri agaar gadis kecil itu tertidur.
"Takut? Takut kenapa, Put?" Ainaya heran.

"Takut Kak Naya besok pergi, ninggalin Putri." sahut Putri mengutarakan kegundahannya.

Ainaya tambah, tambah, heran. Apa maksud dari Putri itu, padahal jelas dia tidak akan ke mana-mana. "Kak Naya nggak pergi, Put."

"Besok kita mau ke pantai, 'kan?"

Ainaya terlihat mengangguk. "Iya, terus?"

"Nah, Putri takut, kalau besok Kakak pulang ke tempat asal Kak Naya, terus nggak balik lagi." Putri menjawab.

Sebentar maksud Putri...... Ainaya balik ke habitanya di pantai gitu?

Ainaya menepuk pelan keningnya. "Kirain ninggalin apaan, Put." Ainaya refleks tertawa.

"Kak Naya nggak bakal kembali ke kerajaan ngepet, 'kan? Kak Naya nggak bakal pulang ke habitat Kakak,' kan?" Putri begitu cerewet.

"I-iya kagak lha, Put! Emangnya, Kak Naya mermaid?" Ainaya mulai depresi menghadapi anak itu. Ainaya ingin rasanya bisa melihat Putri dewasa, supaya jangan banyak tanya kayak gitu. Masalahnya yang ditanyakan oleh gadis itu, benar-benar ngaco.

"Awas, lho, Kak, kalau Kakak pergi. Nanti Putri nggak mau main lagi, sama Kakak. Kalau kata Kak Thaletha mah, Putri ngambek, sama Kak Naya!"

Lagi, lagi diajari oleh Thaletha.

"Iya Putri," tandas Ainaya. "Mendingan Putri sekarang tidur aja, ya?'

Putri menggeleng secara cepat. "Nanti, Kak. Putri mau pipis, dulu." ucap Putri.

Sayangnya kamar yang di tempati oleh Putri dan Ainaya tidak menyediakan kamar mandi di dalamnya. Jadi untuk ke kamar mandi, Putri harus jalan keluar dari kamar ini.

"Yaudah, tapi cepet, ya." Ainaya menyuruh Putri agar cepat kembali.

Putri kecil mengangguk, dia segera beranjak turun dari kasurnya itu. Langkahnya yang lunglai berjalan mengarah ke pintu kamar. Dibuka-tutupnya pintu kamar itu. Kemudian terus saja jejak kakinya berlanjut pergi ke toilet. Toilet itu tentu berada tidak jauh dari dapur. Kurang afdol rasanya kalau toilet jauh-jauh dari dapur.

Di kitchen room's sana, tampaknya Sejuk dan Rara masih bebenah, entah apa yang kedua gadis itu lakukan, perasaan cucian piring sudah tidak ada. Namun Putri tak acuh, dia bergegas semakin dekat dengan kamar mandi yang berada di Ufuk Timur kitchen room's.

"Halo Putri. Putri mau ke mana?" seseorang dari belakangnya menyapanya, membuat langkah Putri terhenti.

Putri memutar balik arah badannya ke belakang. Dilihatnya siapa yang memanggilnya tadi. Rupanya Valethy. "Kenapa emangnya, Kak?" ketus Putri.

"Gapapa sih. Tadinya itu Kakak mau ajak kamu ke suatu tempat." cakap Valethy.

"Putri mau ikut!" pinta Putri bersemangat. Dibayangannya, Valethy akan mengajak ke suatu tempat yang bagus.

Ainaya 2 [DUNIA PENUH TOXIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang