048. Hubungan Beracun.
Bagh!
"Sialan, sialan, sialan! Rasanya gue mau nonjok orang!" gerutu Sejuk melampiaskan segala emosi yang ada pada dirinya, saat ini. Tadi gadis itu sempat memukuli stang motornya.
Thaletha hanya bisa menggelengkan kepalanya heran melihat kelakuan Sejuk yang sejak tadi terus saja menggerutu.
"Napa sih, Mba? Lagi kesel?" tanya Thaletha, kepo. Seraya dirinya memakai helm sebagai penjaga kepala. Dia dan Sejuk serta beberapa mahasiswa yang lainnya sudah bersiap untuk pulang, karena ini sudah waktu pulang.
"Ck. Ya abis, gimana gue nggak mau kesel, Tha! Najendral ngajak gue, break." papar Sejuk, memberitahu. Raut wajahnya tertekuk seperti bete.
Thaletha refleks menoleh ke arah Sejuk yang terduduk di motor gadis itu. Matanya terbelalak kaget. "Serius, lo?"
Sejuk berbalas menoleh ke Thaletha, sebagai jawaban, gadis ini menganggukkan kepalanya dengan wajah yang masih cemberut, dibumbui kemarahan juga. "Gue sebenernya itu nggak mau break. Tapi, ya, gitu."
"Wait! Ini pasti, gara-gara Najendral cemburu, 'kan, sama Gema?" Thaletha menebak-nebak saja.
"Ck. Nggak tau, deh. Males gue." Sejuk tambah bete. "Nih ya.... padahal yang seharusnya cemburu itu, ya, gue! Bukannya dia!"
"Ya.... lo ada salahnya juga, sih. Lo taukan, kalau Najendral nggak suka banget lo deket-deket sama mantan lo, itu?" Thaletha memperbalikkan keadaan.
Sejuk hanya bisa menghela nafas seraya mendengus sebal. Ainaya itu benar-benar merusak moodnya!
"Yaudah, lah, nggak usah bete-bete, gitu. Kalau saran gue nih, ya----mendingan lo jauhin aja deh, si Gema. Terus abis itu, lo minta maaf ke Najendral. Kelir, 'kan?"
Sejuk memutar bola matanya malas, seraya berdecak. "Nggak semudah itu, Tha!"
"Dia juga harusnya minta maaf, ke gue, kenapa dia jalan berduaan sama Ainaya?!" lanjut Sejuk.
Thaletha kembali menggelengkan kepalanya. Kisah cinta Sejuk-Najendral memang sangat rumit, dan berlibet-libet, kadang begini, kadang begitu. Ah masa bodo, lah! Mana peduli Thaletha, nggak perlu urusin masalah orang lain. Inget! Diri sendiri juga udah banyak masalah.
Selang beberapa menit kemudian, seorang gadis----Ainaya-----datang ke arah mereka----lebih tepatnya ke arah motornya yang terparkir tak jauh dari tempat motor mereka berdua terparkir.
Sudah tercium bau-bau perkelahian akam terjadi. Lantaran saat Ainaya datang, tatapan Thaletha dan Sejuk itu benar-benar sangat tajam, seperti burung elang ysng siap menerjang mangsanya.
"Ekhem, kayaknya ada yang berhasil ngerusak hubungan orang, nih." sindir Thaletha, memancing.
Ainaya hanya wajah datarnya, motornya ini terletak di sebelah kiri motor Thaletha, sedangkan Sejuk berada di kanannya.
"Sok lugu lo, cih." decih Sejuk, menggebu-gebu.
Ainaya bersikap tak acuh, dan lebih memilih mengabaikan keduanya. Gadis ini mulai menaiki motornya, seusai itu dia pun memasang helm, lalu dikaitkan olehnya
"Pasti lo seneng, 'kan, Nay? Ngelihat hubungan Sejuk sama Najendral, kandas?" lontar Thaletha semakin memancing keributan.
"Alay. Cuma break doang, juga. Mana ada kandas? Heuhh jangan dilebih-lebihin, deh!" sahut Ainaya membalas secara ketusnya.
"Oh, ngejawab lo, ya!" sembur Sejuk, dirinya jadi kesal sendiri. Padahal dia dan Thaletha duluan, yang mulai.
"Adios. CPN." ucap Ainaya. "Calon Penghuni Neraka," lanjut Ainaya. Lalu gadis ini segera menancapkan gasnya pergi terlebih dahulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainaya 2 [DUNIA PENUH TOXIC]
Novela Juvenil[ SELESAI ] "Yang lemah, pasti kalah." -nurhmanis in Ainaya 2. "Jangan anggap aku obat, karena pasti aku juga, yang akan nyakitin kamu." -Brian Putra Adeon. "Semua bisa dimaafin, kecuali pengkhiatan, Brian." -Ainaya Putri Adinda. Dia...