Part 40

1 1 0
                                    

Tittle : Nyawa Dyira Terancam

Happy Reading🌻

Dengan cepat anak buahnya itu langsung masuk menghampiri Bu Luna dan Gibran, Ali, Salsa, juga Angel pun mengikuti langkah para empat anak buahnya Bu Luna itu.

Betapa terkejutnya keempat temannya itu melihat perdebatan yang akan mungkin terjadi di dalam ruangan itu. Dan sudah Gibran pastikan mereka pasti akan bertengkar hebat.

Di Dalam Ruangan Berpintu Coklat Tua
"Hallo selamat datang semuanya di permainan ku" kata Bu Luna.
"Bu sumpah tuh ya saya gak nyaka kalau Ibu sekarang jadi kejam dan jahat seperti ini" kata Angel.
"Aduhh Angel ku sayang... Kamu saja yang menganggap Ibu baik, karena pasalnya Ibu ini adalah orang yang kejam dan jahat. Hahahahahaha" kata Bu Luna.
"Saya tidak nyangka Ibu bisa mengajar di sekolah itu dan membunuh anak murid Ibu sendiri" kata Angel.
"Hahahahahahaha... Kenapa emangnya? Gak boleh hahh?" kata Bu Luna yang bertanya-tanya.

Sedangkan disisi lain... Darrel, Sendri, dan Dyira sedang sibuk memikirkan caranya supaya mereka dapat keluar dari ruangan itu dan membawa Najwa ke Rumah Sakit.

"Hehhh kalian kenapa diam saja?" tanya Bu Luna.
"Ibu Terlalu Kepo" jawab Sendri.
"Ibu Tega Yaa Sudah Menyekap Najwa Dan Mungkin Saja Ibu Akan Membunuh Najwa" kata Dyira kepada Bu Luna.
"YAPSS TEPAT SEKALI TEBAKAN MU BENAR DYIRA SAYANG... TAPI MUNGKIN KARENA ORANG YANG SAYA INCER SUDAH ADA DISINI JADI YA SAYA SUDAH TIDAK BUTUH NAJWA LAGI" kata Bu Luna.
"APA YANG IBU MAKSUD?" tanya Gibran.
"BUKANNYA KAMU SUDAH TAU ANAK GANTENG?" tanya Bu Luna.

Iya sebenernya benar Gibran sudah tau akan terjadi kejadian seperti ini beberapa hari kedepan... Karena juga kan waktu itu Gibran sudah melihat masa depan Dyira beberapa hari kedepan.

"JADI APA MAU IBU SEKARANG?" tanya Dyira.
"Sabar dong sayang... Kamu sepertinya sudah tidak sabar yaa" kata Bu Luna yang langsung memerintah 2 anak buahnya membawa Dyira masuk ke dalam suatu ruangan lagi.
"Aishh lepasin bodohhh" kata Dyira.
"DYIRAAA" teriak Sendri yang tidak tega melihat Dyita dibawa oleh dua lelaki berbadan besar dan kekar itu.
"Sabarr yaa Senn" kata Ali.
"Gak bisa... Ayoo kita susul Dyiraa" kata Sendri.

Lalu Sendri, Gibran, Ali, Salsa, Angel, Darrel, dan Najwa mereka menghampiri Bu Luna dan keempat anak buahnya itu serta Dyira.

Mereka semuanya tiba disebuah ruangan yang penuh sesajen... Dan sepertinya Bu Luna akan melaksanakan ritual terakhirnya.

Di Dalam Ruangan
"Dyiraa Hiksss" kata Sendri yang menangis melihat Dyira yang terduduk lemas di kursi.
"Ayo Kita Mulai Permainan Kita" kata Bu Luna.
"Hikss... Bu Luna Jahatt" kata Angel.
"Biarin... Suka-suka saya dong" kata Bu Luna.
"Bu pliss jangan apa-apain Dyiraa" kata Sendri yang memohon kepada Bu Luna.
"Maaf tidak bisa sayang" kata Bu Luna.

Ternyata disisi lain... Gibran sedang melaporkan kejadian ini kepada pihak polisi... Gibran berharap bahwa polisi dapat datang tepat waktu.

Dan disaat ituuu terlihat Najwa sudah sadar dari pingsannya walaupun Najwa masih merasakan sakit di dahinya.

"Rell... Kak Dyira mana?" tanya Najwa kepada Darrel.
"Kamu sudah sadar, Jwa?" tanya Darrel lalu di jawab anggukan oleh Najwa.
"Kak Dyira mana Rell?" tanya Najwa.
"Dyira ada di sana" jawab Darrel yang menunjukkan ke arah Dyira.
"KAKK DYIRAA" kata Najwa yang teriak ketika Dyira terkena goresan pisau di pipinya.
'Hikss sakit bangett' kata Dyira yang merasa kesakitan terkena goresan pisau di pipinya.
"Gimana? Enak kan sayang?" tanya Bu Luna kepada Dyira.

Dyira tidak menjawab pertanyaan dari Bu Luna... Dyira hanya terdiam dan menangis karena pipi dia yang sobek akibaf pisau yang ditangan Bu Luna.

"BU LUNA SUDAH JAHAT SAMA KAK DYIRAA" teriak Najwa kepada Bu Luna.
"Apa kau bilang? Kau ingin ikut permainan ku jugaa?" kata Bu Luna.
"Ja-jangan Bu... Bi-biar sa-saya a-aja ya-yang ja-jadi per-permainan ibu" kata Dyira.
"Oke bagus kalau kayak gitu" kata Bu Luna.
"KAK JANGAN KERAS KEPALA DEH LO" kata Najwa yang meneriaki Dyira.

Sebenarnya Najwa ingin banget mendekat ke arah Dyira... Tapi tidak bisa. Karena sekali aja dirinya melangkah, nyawa Dyira akan terancam.

"Senn... Kok lu diem aja sih?" tanya Najwa kepada Sendri.
"Gue gak tau harus berbuat apa, Jwa" jawab Sendri.
"Ya apa kek gitu Sennn... Ahhh lu mahh gimana sihh" kata Najwa.
"Iya maaf Jwa" kata Sendri.
"BU LUNA GUE MOHON LEPASIN DYIRA" kata Sendri.
"Wahhh berani juga ya kamu" kata Bu Luna lalu menggoreskan pisau nya lagi di pipi sebelahnya.
'Hikkss... Tolong lahh hentikan ini semua... Cabut saja nyawa ku dari pada aku harus melihat kejadian seperti ini' kata Dyira yang terus menangis dan hanya terdiam.

"KAKK DYIRAAAA" kata Najwa yang teriak dan menangis histeris.
"DYIRAAAA" kata para teman-temannya yang tidak tega melihat pipi Dyira yang cantik nan mulus itu terkena pisau.
"Gimana sayang ku Dyira... Enak kan?" tanya Bu Luna. Lalu Dyira hanya bisa menangis dan terdiam menahan rasa sakitnya.
"Dyirr gue tau lo kuatt... Gue mohon lu bertahan yaa" kata Sendri.
"Bu Luna pliss lepaskan Dyiraa" kata Angel.
"Tidak semudah itu sayang" kata Bu Luna.
"Bu Luna Jahat" kata Salsa.
"Ohh kamu mau mengantikan Dyira?" kata Bu Luna.
"Bu... Jangan... Sudah cukup... Biar saya saja" kata Dyira.
"Okee baik" kata Bu Luna yang menyayatkan pisay itu kembali di dahi nya.
'Ohhh shittt ini sakit bangett... Tolong cabut saja nyawa ku langsung daripada aku menderita seperti ini' kata Dyira yang terus menangis.

"Kakk Dyiraa... Hikkss... Kakkk... Gue pengen meluk eluu" kata Najwa.
'Dyirr gue yakin lu pasti kuat... Gue mohon lu jangan ninggalin gue' kata Sendri yang ikut menangis melihat Dyira disiksa seperti itu.
"Dyiraaa" kata Salsa dan Angel yang menangis histeris melihat sahabatnya itu terkena goresan pisau lagi.
"Gimana udah puas belum sama permainan Ibu, Dyir?" tanya Bu Luna.
"Bu... Su-sudah Cu-cukup" kata Dyira yang meminta mohon untuk mengakhiri semua ini.
"Tapi aku belum puas sayang" kata Bu Luna.
"Su-sudah Bu... Bu-bunuh sa-saja a-aku Bu" kata Dyira.
"DYIRAAA JANGAN BODOH KAMU" kata para teman-temannya yang meneriaki Dyira.
"KAK DYIRAA GAK BOLEH GITUU" kata Najwa yang mulai menangis lebih histeris.
"Ya sudah mari kita akhiri saja... Saya juga tidak mau lama-lama disini" kata Bu Luna yang hampir mau menusuk dada Dyira.
"BU LUNA JANGANN" kata Najwa.
"Bu... Sebentarr... Saya ingin berbicara kepada mereka dulu" kata Dyira.
"Eumm... Oke lahh silakan" kata Bu Luna.

Lalu Bu Luna mempersilahkan untuk para teman-temannya Dyira memeluknya dan menangis bersendu-sendu dihadapan Dyira.

Thank you for reading... Oke next part

Misteri Guru IPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang