Chapter 10

671 34 19
                                    

Selamat datang di chapter 10

Tinggalkan jejak dengan vote, komen atau benerin typo-typo yang bertebaran

Thanks

Happy reading everybody

Hopefully you will love this story like me

WARNING 21+
TERDAPAT ADEGAN EHEM-EHEM YANG NGGAK RAMAH BAGI SEBAGIAN HUMAN
DIHARAP KEBIJAKANNYA DALAM MEMILIH BACAAN

❤️❤️❤️

____________________________________________________

Cinta itu bagai jam pasir
Ketika hati terisi, otak mulai kosong

—Jules Renard
____________________________________________________

—Jules Renard____________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Oh! Faster, To. Fas ... ter ....”

Dengan penuh semangat, sambil menahan sebelah kaki wanita di bawah kungkungannya yang diletakkan di pundaknya, Tito mempercepat gerakan seduktif ciptaannya. Pandangan pria bertato sebadan itu lurus, tajam dan tertuju pada Jameka yang kini mendongak dengan mata terpejam serta bernapas ngos-ngosan bak dikejar raja hutan. Perangai yang jelas menikmati perubahan kecepatan gerakan Tito.

Selain lengkungan senyum yang terakit di bibir Tito lantaran takjub pada objek yang digarapnya, sebelah tangan pria itu yang semula memegangi pinggang berlekuk Jameka berpindah membelai rambut cokelat gelap berantakan dan meninggalkan kesan seksi yang menutupi sebagian wajah wanita cantik tersebut.

Jameka merespons Tito dengan kembali membelai daun telinga pria itu oleh gerungan erotisnya. Sehingga bara api yang membakar tubuh mereka menghasilkan keringat lebih banyak dan membuat keduanya tampak mengilat di bawah paparan cahaya lampu temaram. Kulit mereka pun tampak kontras, tetapi selaras; Jameka berkulit putih, tetapi tidak pucat, dan Tito berkulit sedikit gelap dan sangat jantan.

Sambil memegangi leher Tito, Jameka kembali meminta kepada pria itu. “Har ... der ... harder please, Tito.”

Bagai kerbau yang dicocok hidungnya. Tanpa banyak cakap, Tito kembali memenuhi perintah Jameka. Kali ini tangannya merangkak turun dan menangkap salah satu bagian terindah dari tubuh atas Jameka. Ia meraup dan menekannya gemas. Linier dengan gerakan menurunkan kepala guna menekuri leher jenjang wanita itu. Sebelum akhirnya mengkombinasikan indra pembau, pengecap serta gigi-giginya untuk berpesta fora pada puncak dada Jameka yang mengeras. Seolah menantang untuk ditaklukkan Tito.

TAMING THE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang