Chapter 15

322 14 0
                                    

Selamat datang di chapter 15

Tinggalkan jejak dengan vote, komen atau benerin typo-typo yang bertebaran

Thanks

Happy reading everybody

Hopefully you will love this story like me

❤️❤️❤️

____________________________________________________

Past lives couldn’t ever come between us

Børns; Past Lives
____________________________________________________

Kevino terbengong-bengong lantaran sudah paham betul ke mana cerita ini akan mengarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kevino terbengong-bengong lantaran sudah paham betul ke mana cerita ini akan mengarah. Kemarahan yang tadi ditahannya untuk River sekarang luntur sama sekali. “I’m sorry to hear that,” gumam pria itu tulus. Maaf sempet mikir dia berengsek, lanjut Kevino dalam hati.

Jameka menghadap ke atas dan berkedip cepat supaya air matanya tidak turun, tetapi benaknya berkelana ke masa lalunya bersama River. Ia diminta mencari pria lain oleh River. Karena pria itu merasa masa hidupnya tidak akan lama lagi. Kata River, agar ia tenang karena ada yang menjaga Jameka.

Tentu saja Jameka menolak.

Bagaimana mungkin Jameka sanggup bersama pria lain sementara Jameka sangat mencintai River, tak peduli apa yang telah menimpanya, tak peduli bagaimana kondisi River saat itu? Apabila River tak akan lama lagi ada di dunia ini, Jameka bertekad akan di samping River selama sisa hidup pria itu.

Namun, River tetap ngotot. Berhubung Jameka tidak ingin membebani River—dikarenakan kondisi pria itu juga, jadi ia menyetujui dengan syarat diperbolehkan menjenguk River setiap hari selama pria itu di rawat di rumah sakit.

River menyetujuinya hingga tiba saatnya River harus operasi otak yang sudah dipertimbangkan matang-matang dengan segala risikonya. Kemungkinan kesembuhan River hanya lima puluh persen. Itu taruhan antara hidup dan mati. Namun, keluarga River tentunya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan pria itu agar hidup lebih lama. Yang seiring dengan harapan Jameka.

Operasinya berhasil. Sumbatan darah di otak River sudah dibersihkan sepenuhnya. Namun, ketika obat bius River habis yang kemudian membuatnya membuka mata, pria itu tak mengenali Jameka.

Jameka ingat betul waktu itu River bertanya kepada dokter. “Who’s this beautiful lady?” Tatapan mata River kepada Jameka penuh kasih sayang. Melambangkan seorang pria yang amat mencintai wanita. “Is she my wife? I think she is, isn’t it? Because I’m falling in love with her. I mean, love at first sight, right now. I hope she is my wife.”

TAMING THE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang