Chapter 26

256 15 10
                                    

Selamat datang di chapter 26

Tinggalkan jejak dengan vote, komen atau benerin typo-typo yang bertebaran

Thanks

Happy reading everybody

Hopefully you will love this story like me

❤️❤️❤️

____________________________________________________

Kadang kenyataan baik yang tersaji di hadapan kita bertolak belakang dengan kenyataan buruk yang dipilih hati kita.”

—Taming The Boss
____________________________________________________

—Taming The Boss____________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jameka sayang .... Akhirnya sampai di Bandung juga ...,” pekik Bianca penuh antusias. Ia berjalan dari teras depan menuju undakan sembari membuka kedua lengan, untuk menyambut Jameka bersama Kevino yang baru turun dari mobil.

Dengan senyum lebar, sang suami mengikuti wanita paruh baya dalam balutan gaun putih gading sepanjang mata kaki yang dilapisi kardigan rajut cokelat muda itu. Bedanya Davis tidak turun, melainkan berhenti di undakan paling atas seraya memasukkan kedua tangan di saku celana supaya lebih hangat, menunggu Kevino yang merangkul pinggang Jameka berjalan ke arahnya.

Sambil mencangklong tas di bahu kiri dan menenteng bungkusan di tangan kanan, Jameka dipersilakan Kevino berjalan lebih dulu. Ia pun dengan senang hati menerima kedua uluran tangan itu sebelum memeluk Bianca penuh kasih sayang, selayaknya seorang anak yang rindu ibunya. “Apa kabar, Tante?”

“Baik .... Kamu apa kabar?” tanya Bianca berseri-seri. Lega lantaran setelah beberapa kali tidak jadi ke Bandung, akhirnya bisa Jameka datang bersama Kevino.

“Baik, Tante. Ini ada oleh-oleh dari kami.” Jameka mengulurkan bungkusan itu dan Bianca menerimanya.

“Ya ampun ..., makasih. Kamu ini persis papamu, suka repot-repot.”

“Nggak repot sama sekali, Tante.”

Di waktu yang sama Kevino bersalaman dengan Davis dan mendapat tepukan pundak bangga dari orang tuanya itu.

Bagaimana tidak? Setelah menjadi anak badung yang gemar melanggar aturan, Kevino kini menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Dulu Kevino pria yang dingin dan cenderung cuek. Bersama Jameka, Kevino menjadi hangat dan penuh perhatian. Kevino pun melaksanakan tugas dengan baik untuk memimpin lini Utama Raya Pulp and Paper menggantikan putra sulung. Ibarat kata, putranya telah menjadi pria sejati.

“Macet, Kev?” tanya Davis kepada Kevino.

“Enggak seberapa, Pa. Soalnya berangkat lebih awal, emang sengaja hindarin macet pulang kerja.” Kevino merasa lega karena tiba di Bandung ketika langit masih menampilkan warna oranye cantik.

TAMING THE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang