Chapter 16

348 18 0
                                    

Selamat datang di chapter 16

Tinggalkan jejak dengan vote, komen atau benerin typo-typo yang bertebaran

Thanks

Happy reading everybody

Hopefully you will love this story like me

❤️❤️❤️

____________________________________________________

All my past lives they got nothing on me
Golden eagle you’re the one and only flying high

Børns; Past Lives
____________________________________________________

—Børns; Past Lives____________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kev, serius. Angkat dulu teleponnya. Siapa tahu itu penting.”

“Ya udah.” Sekali lagi Kevino membubuhkan bibirnya ke bibir Jameka sebelum memberi jarak agar bisa mengangkat telepon. Sewaktu melihat layar, ia pun menunjukkannya ke Jameka. “Bener perdiksimu. Akurat banget. Bunda rupanya.”

“Nah, angkat aja.”

“Well, yah.”

Kevino mengangkat panggilan tersebut dan menghidupkan pelantang sehingga Jameka bisa ikut mendengar Tante Bianca bicara. Ia cukup terkesan dengan pria itu. Kevino tampak apa adanya, tidak berusaha menutupi sesuatu. Tipikal pria setia, jauh sekali bila dibandingkan dengan Tito. Oh, Jameka yakin 99 persen nomor yang tersimpan di kontak ponsel Tito pasti wanita.

Omong-omong, kenapa juga Jameka jadi sewot?

“Kev, udah balik belum? Bunda nitip martabak manis, ya?”

“Bunda nelepon cuma mau nitip itu?” tanya Kevino tak percaya. Ia menggeleng-geleng samar sambil mengusap bekas ciumannya di sudut bibir Jameka menggunakan ibu jari.

Kembali diberi perhatian di saat Kevino fokus ke hal lain, Jameka merasa nyaris terbang dan pipinya kian memerah. Agar tidak kikuk, ia mengambil goodie bag dari lantai sewaktu Tante Bianca menjawab, “Iya. Emangnya kenapa?”

“Tinggal pesen dari aplikasi, kan, bisa, Bunda ....” Kevino memperhatikan Jameka yang menenteng goodie bag kini menyugar rambut, seperti berusaha merapikan penampilannya. Kevino pun berinisiatif membantu Jameka.

Di seberang sambungan, Tante Bianca terdengar jengkel khas ibu-ibu ngambek. “Kamu ini, Kev. Tahu sendiri Bunda gaptek malah disuruh pesen pakai aplikasi. Emangnya kenapa, sih? Biasanya juga langsung kamu iyain. Kamu lagi di mana ini?”

Kevino menatap Jameka yang tak sanggup menahan tawa. Sebelum ia menjawab, wanita tersebut sudah mewakilinya. “Baru aja sampai di kondo saya, Tante.”

TAMING THE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang