Mature content 21+
Dirty mind, dark secret
Menjadi playboy selama bertahun-tahun tentu menjadikan Tito Alvarez ahli dalam menakhlukkan banyak wanita.
Bagaimana apabila ia menyukai Jameka Michelle--kakak sahabatnya yang sudah tahu seluk-beluk, luar-d...
All my past lives they got nothing on me Golden eagle you’re the one and only flying high
—Børns; Past Lives ____________________________________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Kev, serius. Angkat dulu teleponnya. Siapa tahu itu penting.”
“Ya udah.” Sekali lagi Kevino membubuhkan bibirnya ke bibir Jameka sebelum memberi jarak agar bisa mengangkat telepon. Sewaktu melihat layar, ia pun menunjukkannya ke Jameka. “Bener perdiksimu. Akurat banget. Bunda rupanya.”
“Nah, angkat aja.”
“Well, yah.”
Kevino mengangkat panggilan tersebut dan menghidupkan pelantang sehingga Jameka bisa ikut mendengar Tante Bianca bicara. Ia cukup terkesan dengan pria itu. Kevino tampak apa adanya, tidak berusaha menutupi sesuatu. Tipikal pria setia, jauh sekali bila dibandingkan dengan Tito. Oh, Jameka yakin 99 persen nomor yang tersimpan di kontak ponsel Tito pasti wanita.
Omong-omong, kenapa juga Jameka jadi sewot?
“Kev, udah balik belum? Bunda nitip martabak manis, ya?”
“Bunda nelepon cuma mau nitip itu?” tanya Kevino tak percaya. Ia menggeleng-geleng samar sambil mengusap bekas ciumannya di sudut bibir Jameka menggunakan ibu jari.
Kembali diberi perhatian di saat Kevino fokus ke hal lain, Jameka merasa nyaris terbang dan pipinya kian memerah. Agar tidak kikuk, ia mengambil goodie bag dari lantai sewaktu Tante Bianca menjawab, “Iya. Emangnya kenapa?”
“Tinggal pesen dari aplikasi, kan, bisa, Bunda ....” Kevino memperhatikan Jameka yang menenteng goodie bag kini menyugar rambut, seperti berusaha merapikan penampilannya. Kevino pun berinisiatif membantu Jameka.
Di seberang sambungan, Tante Bianca terdengar jengkel khas ibu-ibu ngambek. “Kamu ini, Kev. Tahu sendiri Bunda gaptek malah disuruh pesen pakai aplikasi. Emangnya kenapa, sih? Biasanya juga langsung kamu iyain. Kamu lagi di mana ini?”
Kevino menatap Jameka yang tak sanggup menahan tawa. Sebelum ia menjawab, wanita tersebut sudah mewakilinya. “Baru aja sampai di kondo saya, Tante.”