Chapter 25

270 14 2
                                    

Selamat datang di chapter 25

Tinggalkan jejak dengan vote, komen atau benerin typo-typo yang bertebaran

Thanks

Happy reading everybody

Hopefully you will love this story like me

❤️❤️❤️

____________________________________________________

“Yang paling ngeselin kalau lagi patah hati: Semua lagu di radio seolah menyindir diri kita.”

—Tanpa nama
____________________________________________________

—Tanpa nama____________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jangan kayak gitu lagi, Baby. Jangan kayak gitu lagi,” tekan Kevino kepada Jameka seraya mengeratkan lingkaran lengannya-lengannya pada tubuh wanita itu. Setelah sekian lama akhirnya ia bisa menenggelamkan kepala di ceruk leher Jameka lagi. Kendatipun menghidu harum parfum berbeda—bukan parfum yang terakhir kali dipakai Jameka, tetapi ia tak mempermasalahkannya. “Aku mikir punya salah apa sampai kamu ngilang seminggu?” lanjutnya.

“Nggak, kok. Kamu nggak salah apa-apa. Maaf udah ngilang.” Jameka turut mengeratkan pelukannya pada Kevino. Berusaha larut dalam momen ini sekaligus mengingatkan diri bahwa dilihat dari segi mana pun, pria ini merupakan pilihan paling tepat dan aman. Tidak membuat sakit hati dengan act of service jempolan.

Nggak kayak yang onoh, batin Jameka kesal sekaligus nyeri. Ia akan membuktikan kepada Tito bahwa omongan pria itu salah. Kevino tak akan meninggalkannya.

Memang tidak. Sampai mereka pergi ke dokter kandungan dan mendapatkan hasil positif kehamilan Jameka.

Lo bakal tua dan sendirian .... Suara Tito yang menggema dalam pikiran Jameka menjadikan jantungnya berdetak kencang. Ia lebih mengeratkan pelukan seperti anak kecil yang takut ditinggal sendirian. Dalam hati ia juga berdoa dengan keras semoga tak hamil. Hamil belum ada dalam rencananya sekarang. Lebih-lebih dengan orang yang menyakiti hatinya sedemikian rupa. Lagi pula masih banyak yang harus Jameka lakukan. Terutama untuk Heratl yang nyaris runtuh. Jadi, hamil akan menjadi PR tersendiri.

Oleh karena itu ketika dalam perjalanan ke Heratl tadi, Jameka mengaktifkan ponsel. Notifikasi segera membanjiri alat komunikasi tersebut. Ada beberapa panggilan dari Allecio. Dan tentu saja dari Kevino. Pria itu tak hanya mengiriminya pesan, tetapi juga menelepon. Bila ditotal, pesan dan telepon dari Kevino nyaris menyentuh angka 300.

Tidak kalah banyak dari Kevino, Tito pun mengirimkan nyaris seratus pesan dan panggilan tak terjawab. Ada juga beberapa pesan dari Carissa. Namun, mana mungkin Jameka ingin meladeni sepasang kekasih itu setelah apa yang diucapkan Tito padanya? Jadi, ia menghapus semua pesan dari Tito dan Carissa tanpa membacanya.

TAMING THE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang