18

167 15 0
                                    

Happy reading!

TOK, TOK, TOK!!

"Yeji! Bukain pintunya! Ini gw"

Yeji jelas mengenal suara itu, suara itu adalah suaranya...

Shin Ryujin, sahabatnya.

Yeji yang tadinya sedang menonton tv segera dia langsung membuka pintu itu, namun ternyata dia lupa sesuatu.

Yeji lupa memakai celana pendek dan baju.

"Ryu-"

"WAH SHIBAL!! LU GA PAKE CELANA BEGO!!" teriak Ryujin sambil memelototkan matanya.

"LAH IYA! Yodah lah gapapa! Heboh amat! Lu kan juga cowok" jawab Yeji santai.

"Iya sih, duh, untung aja gw bukan cewek" lalu Ryujin langsung melenggos masuk.

Setelah itu Ryujin langsung duduk disofa sementara Yeji masuk kekamarnya untuk memakai celana dan baju, lebih tepatnya kutungan sih.

Setelah selesai, Yeji langsung turun dan duduk disebelah Ryujin.

Yeji tak berbicara, Ryujin juga, namun hal itu tak berlangsung lama, Ryujin langsung memulai pembicaraan dahulu.

"Gw mau ngomong sama lu"

"Tentang apa?"

"Gini, gw mau minta maaf karena gw udah marah marah sama lu, jujur gw akuin perlakuan lu ke Yuna salah Ji, tapi seharusnya gw ga ikut ikut marah ke lu, Yuna aja ga marah tapi dia kecewa aja, sedangkan gw? Gw malah lebih ke marah daripada kecewa, gw egois-"

"Diem, Shin Ryujin"

"Lu...lu gak salah sama sekali, justru gw ngerasa kalo lu itu perhatian sama gw, karena lu marah, kalo sahabat palsu itu cuman diem doang, kagak ngurusin"

Jawaban Yeji benar benar membuat Ryujin semakin merasa bersalah, dia sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti Yeji, namun disisi lain, dia juga bingung dengan sikap Yeji, sikap Yeji adalah sikap yang baik dan sabar meskipun nakal.

"Yeji, emak lu dulu ngidam apa sih? Emak lu dulu makannya apa aja sih? Kok lu bisa jadi baik?" tanya Ryujin bertele tele sembari meneteskan air mata sedokit demi sedikit.

"Jin, lu gausah berlebihan, gw bukan orang yang seratus persen baik, gw hanya manusia biasa"

Pecah sudah tangis Ryujin, dia langsung menangis lalu menundukkan kepalanya agar tak terlihat Yeji, namun tetap saja, Yeji mendengar suara isakannya.

"Jin tomang, ngapain nangis njir? Cengeng amat lu"

Bohong jika Yeji tak terharu, ia juga berkaca kaca melihat sahabatnya menangis, karena Ryujin orangnya jarang nangis, sekali menangis langsung membuat orang yang disekitarnya itu terharu atau ikutan sedih juga.

Beda dengan Yeji, Yeji, Ryujin dan Yena adalah tipe orang yang jarang menangis, tetapi jika Yeji yang menangis, suara tangisannya sangat memilukan, jika Yeji menangis berarti masalah besar menimpanya, atau bisa saja ia sangat sedih sekali, namun jika hanya berkaca kaca atau meneteskan sedikit air mata, berarti masalah itu ringan atau ia terharu atau bisa juga jika dia berkaca kaca namun nafas dia benar benar sesak, berarti dia sedang menahan agar tidak menangis.

Tak lama kemudian Ryujin berdiri lalu langsung memeluk Yeji yang masih duduk dengan erat, Yeji langsung membalas pelukan itu juga, ia berdiri agar Ryujin tidak kesusahan saat memeluknya.

Dipelukkan Yeji, Ryujin menangis hingga bahu Yeji banyak air matanya, namun bagi Yeji itu tak masalah.

"Mana Shin gagah Ryujin yang gw kenal? Kok jadi gini?" kata Yeji berusaha menghibur agar Ryujin tak terusan menangis.

Cecan HitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang