34

86 8 2
                                    

Happy reading!



"MWO!?"

Yeji sangat terkejut mendengar ucapan Yuna.

"Lu gak bercanda kan, Yun?" sebenarnya dihati Yeji ada sedikit perasaan senang karena Lia ada perasaan cemburu namun perasaan senang itu tidak seberapa banyak ketimbang ia merasa bersalah, menyesal dan marah pada dirinya sendiri karena membuat pujaan hatinya tersakiti oleh ulah dirinya.

"Ngapain bercanda anjir? Lu bisa tanya ke Wonyoung, dia saksi yang ngelihat Lia nangis kecewa sama lu, Ji"

Yeji menundukkan kepalanya kemudian mengepalkan kedua tangannya dengan erat sehingga membuat urat uratnya terlihat menonjol semua.

"Anterin gw sekarang kerumahnya"

"Rumahnya? Lu yakin Lia pasti ada dirumahnya? Nggak dimarkas" tanya Ryujin.

"Dia bahkan kemarin nggak bilang ke gw atau Wonyoung" jawab Yuna yang juga tidak tahu.

"Gw yakin dia ada dirumahnya sendiri, Yen anterin gw kesana"

"Gw nggak tau dimana rumahnya anjir, lagian lu harus istirahat dulu Ji" ucap Yena.

"Gw tau rumahnya, gw arahin lu, gw gak butuh istirahat, she's more important than myself"

"Hwang fucking Yeji michyeosseo? Tubuh lu harus lu lebih pentingin daripada dia!" Ryujin merasa emosi karena mendengar ucapan Yeji yang lebih mementingkan Lia ketimbang dirinya sendiri.

"Ryujin lu jangan bikin masalah, jangan bikin kejadian yang waktu itu terulang lagi" ucap Yeji dengan santai.

"KALO GW BUAT KEJADIAN WAKTU ITU TERULANG LAGI LU MAU APA HAH!?" Ryujin berteriak seperti orang gila, Ryujin memang hanya ingin sahabatnya baik baik saja dan dapat pulih dengan cepat tanpa ia harus memikirkan Lianya.

"BANGSAT LU-"

"GEUMANHAE YA SAEKKIYA! LU BERDUA KALO MAU RIBUT JANGAN DISINI! JI, APA YANG DIKATAIN RYUJIN ITU BENER LU ISTIRAHAT DULU, LIA SAMA TUBUH LU SAMA SAMA PENTING BAGI LU, TAPI TUBUH LU LEBIH PENTING SEDIKIT DARIPADA LIA, DAN RYUJIN LU NGOMONGNYA JANGAN GITU, JANGAN BUAT ORANG EMOSI!!!" Yena tersulut emosi karena dua orang itu sangat berisik sekali.

"Yena, udah gak papa kalo itu maunya Yeji, anterin dia kerumah Lia, gw bakal nemenin dia, kalian berdua pulang aja habis nganterin Yeji" Yuna hanya bisa berkata seperti itu.

"Yun lu seriusan bela ucapan Yeji yang bego itu?" Ryujin terlihat tidak percaya atas ucapan Yuna yang menurutnya sama sama bodoh dengan Yeji.

"Ryujin, lu tau kan Yeji keras kepala? Dia kalo emosi juga susah ditenangin, gw lagian sama dia, kalian tenang aja" Yuna sudah was was akan diomeli teman temannya namun yang ia dapat hanya kediaman antara mereka dan hanya satu orang yang berucap.

"Makasih, Yuna" kemudian Yeji mulai mengarahkan Yena ke rumah Lia.

Setelah butuh perjalanan yang cukup panjang akhirnya mereka sampai juga di rumah Lia.

Yeji dan Yuna langsung turun dari mobil, sebelum itu Yeji mengucapkan maaf dan terima kasih kepada temannya karena ia tidak bisa mengontrol emosinya.

"Makasih Yen, dan gw minta maaf sama kalian karena udah buat keributan, gw gak bisa ngontrol emosi gw, mianhae" kemudian Yeji melengggos pergi, ia segera menekan bel rumah Lia, sementara Yuna masih berbincang bincang sedikit dengan Yena dan Ryujin.

Setelah menekan bel beberapa kali akhirnya seorang pria paruh baya muncul untuk membuka pintu.

"Annyeonghaseyo, apakah Jisu nya ada dirumah, ahjussi?"

Cecan HitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang