28

193 17 0
                                    

Happy reading!



Paginya Lia terbangun terlebih dahulu ketimbang Yeji, ia terbangun karena pancaran sinar matahari yang sangat menyilaukan, ia menoleh kesamping kiri, terlihat wajah Yeji yang terlihat adem ayem dan masih tertidur pulas.

Kalau Lia boleh ngomong jujur ia akan mengatakan bahwa Yeji ini sebenarnya sangat tampan, dalam modelan gimanapun.

Lia merasakan ada tangan yang menimpa perutnya, iapun melihat dan ternyata tangan Yeji sedang melingkar dipinggangnya.

"Bangun, Hwang" panggil Lia namun Yeji tidak mendengar.

Akhirnya iapun menampar agak keras pipi pria itu sehingga membuat Yeji terkejut.

"Eh bangsat! Aduhh" Yejipun membuka matanya, saat membuka matanya ia merasa ada dimimpi, ya karena ia melihat wajah Lia yang tepat didepan wajahnya sedang tersenyum kecil.

"Jangan melongo ngelihat kecantikan gw, ayo bangun, btw singkirin tangan lo, berat"

"Hah? Oh iya iya" Yejipun langsung menyingkirkan tangannya, Lia sudah berdiri dan akan keluar dari kamar sementara Yeji masih memegangi pelipisnya.

"Anjir gw masih ngerasa pusing banget"

"Ya iyalah bego! Alkohol lo tinggi banget, gw aja sekarang masih rada rada pusing!" kata Lia.

"Iya, kayaknya ada satu obat deh yang bisa buat pusing gw hilang"

"Apaan?"

"Ngelihatin wajah lu, jadi jangan keluar dong"

"Bocah sinting! Ck ini juga kenapa ada dikamarnya Yuri ama Wonyoung dah!" kemudian Lia langsung pergi keluar.

Saat keluar ia melihat kebawah, betapa terkejutnya ia karena melihat Yuna sama Yuri tidur dilantai terus Yena sama Wonyoung tidur disofa tapi dengan posisi yang tidak mengenakan.

Liapun menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah mereka, kemudian Lia turun untuk membereskan semuanya.

Selesai membereskan ia kembali naik membiarkan 4 orang itu, ia pergi kekamarnya dan Chaeryeong karena kemungkinan besar Ryujin sama Chaeryeong ada disana, ya masa menghilang.

TOK!
TOK!

"Woy Chaery, Ryujin! Kalian didalem kan?" tak ada balasan.

"Yaudah lah palingan masih tidur" Liapun kembali kekamar.

"Balik lagi lu"

"Kenapa? Gak boleh emangnya?" kata Lia dengan nada ketus.

"Galak banget, ya boleh dong boleh banget malahan, sini tidur samping gw" kata Yeji sambil menepuk nepuk sisi kasur yang masih kosong.

"Najis gw tidur sama lo!"

"Halah najis najis, kita udah pernah tidur bareng dua kali aja kok"

"Inget ya, itu terpaksa!"

"Yaudah terserah" baru saja Yeji ingin menutup matanya lagi, eh wajah tampannya sudah kena lemparan bantalan.

"Gak tau diri ya lo! Bangun sana! Tidur mulu, males banget jadi cowok! Ntar kalo lo punya istri pasti istri lo darah tinggi liat kelakuan suaminya!" omel Lia.

Mendengar Lia membahas tentang suami dan istri ia jadi punya ide, sebelumnya ia sudah duduk ditepi kasur, bersiap juga kalo kabur langsung kabur karena pintu juga terbuka.

"Kayaknya kalo istri gw orang lain mungkin bener kata lu, gw bakalan males dan bikin istri gw darah tinggi, tapi kalo istrinya elu, gw jamin lu gabakalan darah tinggi punya suami kayak gw, gw juga gak bakalan males dan jadi rajin hehe" setelah berucap seperti itu ia langsung kabur tak mempedulikan Lia yang ngamuk ngamuk.

Cecan HitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang