Happy reading
6tahun sudah sejak kepergian Gulf. Kehidupan Mew hanya di habiskan untuk bekerja dan menjaga Mario.
Mew dan Mario sekarang tinggal di mansion agar lebih aman. Awalnya tay tak memberi izin kepada Mew untuk menjaga Mario namun ia tidak tega memisahkan Mew dan Mario. Apalagi saat kepergian gulf, Mario merasa sangat terpukul. Ia menangis setiap hari tanpa henti bahkan selalu mengunci dirinya di kamar.
"Pagi ini kau akan ada kelas menembak luk. Jangan lewatkan kali ini" Ucap Mew dingin.
Walaupun sikap Mew dingin tapi rasa sayang Mew ke Mario cukup besar.
Bahkan takut terulang lagi kejadian yang dulu. Mew memberi Mario bekal seperti pelajaran bela diri dan beberapa latihan fisik yang bisa membuat mario bertahan.
"Emm.. Tapi apa Daddy hari ini akan ke makan papa? " Ucap Mario di sela-sela pembicaraan mereka saat sarapan.
Mew memberhentikan makannya lalu tersenyum kepada Mario.
"Emm.. Daddy akan ke sana. Apa kau ingin ikut?" Ucap Mew.
Mario menggeleng,
"Hari ini aku dan annalika ada kelas Taekwondo" Jelas Mario"Baiklah nanti akan daddy sampai kan kepada papa" Ucap Mew.
Setelah sarapan mereka pun pergi ke rutinitas seperti biasa. Mew pergi ke kantor dan Mario ke sekolah.
Namun sebelum pergi ke kantor, Mew menyempatkan setiap pagi ke makam Gulf dan anak-anak mereka.
Makam Gulf tepat di samping kedua putra putri mereka. Mew duduk di antara makan ketiga orang yang di cintai nya.
"Hay sayang" Sapa Mew kepada batu nisan Gulf.
"Hallo kenzo"
"Hai kenzi"
Tak lupa pula Mew menyapa batu nisan ke dua anaknya itu.Mew menatap ketiga batu nisan itu, tanpa sadar air mata Mew jatuh.
"Mafia seperti apa aku ini Gulf. Cengeng" Ucap Mew menghapus air matanya.
"Oh ya, hari ini adalah hari ke 10 hari Mario masuk SMP. Wah phi tidak menyangka akan membesarkan mario seorang diri" Ucap Mew
"Apa kau tau Gulf, Mario bahkan sudah mimpi basah sekarang" Sambung Mew
Mew mencium batu nisan itu cukup lama.
"Phi rindu padamu sayang. Belum ada yang bisa mengantikan dirimu. Bahkan Mario masih mengigau menyebut nama mu saat lelah" Ucap Mew yang kini air matanya sudah tak terbendung."Hiks.. Phi pergi dulu na. Besok ke sini lagi oke?" Ucap Mew lalu kembali mencium batu nisan Gulf dan Mew juga mencium batu nisan kedua anaknya.
"Ini jatah Kalian. Daddy pergi dulu ya" Pamit Mew.
***
Sedangkan di sebuah rumah seorang pria kecil yang tengah hamil itu mengoceh sejak pagi.
"Sudah gun katakan phi. Baju yang sudah kotor jangan di tumpuk di baju bersih ini. Berapa kali harus gun katakan sih!! Ini lagi!, handuk basah berserakan di kasur." Omel gun di pagi hari.
Sedangkan off hanya tersenyum menahan wajah kecutnya
"Hormon orang hamil off. Jadi harus sabar ya" Monolog off dengan senyum terpaksa nya.
Off menghabiskan sarapannya lalu ingin berangkat ke perusahaan Mew karna ada beberapa hal penting tapi bodohnya off ia lupa meletakkan di mana kunci mobilnya.
Situasi saat ini tidak memungkinkan untuk bertanya dengan Gun karna mood gun di pagi hari sangat tidak bisa di prediksi. Bahkan BMKG saja menyerah.
Off mencoba mencari sendiri namun sudah 10 menit ia mengelilingi tempat yang biasanya kunci mobil terletak namun hasilnya nihil.
Off menarik nafas panjang dan bertanya kepada Gun yang saat ini sedang menonton televisi dengan wajah masamnya
"Gun sayang... Apa gun melihat kunci mobil phi? " Ucap off dengan suara lembut.
"Tuh kan! Udah di bilangin juga berkali-kali kalau naru kunci itu di nakas depan pintu itu loh. Nyari kerjaan pakmil aja pagi-pagi" Omel gun
Nah kan bener kena lagi batin off lalu menghembuskan nafas pasrah nya
Gun bangun dari duduknya dan mencari kunci mobil. Anehnya, gun dalam kurung waktu 2 menit sudah menemukan benda itu.
"Nih apa!? Makanya kalau nyari itu pakai mata phi. Jangan pakai mulut" Ketus gun lalu memberi kunci itu kepada off.
Off lagi-lagi hanya bisa mengusap dadanya sabar.
***
Sampai nya di perusahaan mew, off langsung keruangan kerja Mew. Off masuk ke ruangan itu dan melihat dahi Mew yang berlipat akibat tumpukan berkas di meja nya.
Off duduk berhadapan dengan Mew lalu menyodorkan amplop coklat kepada Mew.
"Ini penjualan kita 2 tahun terakhir" Ucap off
Mew menarik amplop itu membuka dan membacanya.
Setelah Mew membaca isi berkas itu, ia menyuruh asistennya untuk menghacurkan berkas itu.
"Lay, hancurkan berkas ini lalu bakar" Perintah Mew.
Asisten Mew mengambil berkas itu dan melakukan sesuai intruksi Mew.
Off yang melihat Mew cukup berubah dalam 6 tahun ini sudah cukup terbiasa. Bahkan selama 6 tahun ini setiap menerima laporan dari perusahaan ilegal mereka, Mew menyuruh off untuk menulis tangan.
"Tulisan ku yang berharga seketika lenyap dalam 5 menit" Ucap off
Namun Mew tak peduli ia masih fokus dengan berkas-berkasnya.
"Bagaimana dengan art Mew? Apa aku harus membunuhnya hari ini?" Ucap off
Sontak hal itu langsung memberhentikan pekerjaannya dan Mew menatap off dingin.
"Aku belum puas bermain dengannya. Jangan ada yang berani membunuhnya sebelum ada perintah dari ku" Tekan Mew
"Tapi ini sudah 6 tahun Mew, kalau melakukan ini tidak akan mengembalikan apa yang telah hilang" Ucap off
Mew mengambil nafas lalu membuangnya dengan tenang.
"Walaupun itu tidak mengembalikan Gulf dan anak-anak ku tapi dia berhak hidup tersiksa seperti itu. Jika ku kirim dia terlalu cepat ke neraka, maka aku tidak akan melihat dia tersiksa" Ucap Mew.Off hanya bisa menurut ucapan Mew karna ia tidak ingin terlalu ikut campur soal dendam Mew ke art.
555
Duh makin kemana-mana nih cerita:)
Maap ya kalau kalian bosen sama cerita author:)
Note:
Jangan lupa vote, coment, share and follow
KAMU SEDANG MEMBACA
The Big Boss
FanfictionSeorang pengusaha dengan wajah yang sangat tampan dan memiliki aura yang kuat. mampu mengait hati siapapun tanpa terkecuali. Ia adalah Mew Suppasit. Memiliki penampilan yang bisa di katakan sempurna. Tampan sekaligus cantik adalah anugerah dari Tuh...