8.BARU TAHU.

274 24 0
                                    

Mobil Lamborgini dengan plat B sudah terpampang gagah di depan gang rumah yang Rea tempati saat ini.

Gadis itu sudah siap dengan semua buku catatan yang ia bawa di dalam tasnya untuk tugas presentasi kelompoknya nanti.

"Gimana sayang, udah siap?" Tanya Alvin dengan suara berat khasnya.

"Siap!" Jawab Rea semangat.

"Siip, silahkan masuk, tuan putri." Ujar Alvin menunduk dengan melipat tangannya di depan, memperagakan layaknya seorang pelayan.

Rea terkekeh geli melihat tingkah pacar barunya itu, lalu beranjak memasuki mobil cowok tersebut.

"Kamu tuh kamu tuh lucu banget!" Tangan Alvin dengan gemas memencet-mencet pipi berisi dari sang pemilik.

"Sakit, Alvin mah!" Rea menyingkirkan tangan kekar yang mencubit kasar pipinya.

"Gemesin banget sih lo jadi cewek." Alvin mulai menginjak gas dan berangkat meninggalkan gang perumahan itu.

Setelah sampai di sekolah, kedua pasangan baru tersebut bergandengan tangan, melewati lapangan serta beberapa kelas dan anak tangga.
Membuat atensi mata para siswa siswi SMK negeri mawar terkagum-kagum.

"Welcome to class tuan Alvin Anggara dan ratu-" Teriakan Destin berhenti kala tidak melihat Rea di samping bosnya.

"Eh Rea mana?" Lanjutnya.

"Alvin tungguin! Sepatu gue jebol lagi!" Keluh Rea kala melihat Alvin yang sudah mendahuluinya di depan kelas.

"Imut banget kan?" Tanya Alvin kepada 4 temannya.

"Imut mata lo, bantuin kek apa gimana." protes cewek itu.

Perlahan Alvin mendekati pacar barunya yang masih berjongkok tersebut, menunduk serta menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah cantiknya.
Kemudian, dengan entengnya menggendong tubuh mungil itu bak koala ke dalam kelas.

Ketika Alvin menginjak kan kaki di pintu dengan seseorang yang ia gendong, lantas semua warga yang melihat membulatkan matanya.

"Baru kemaren dia ngigo, sekarang udah kesampaian aja," ucap Destin terkekeh geli.

"Lo gak nyusul?" Lanjutnya menertawai David.

"Dia lagi disesi friend zone," sahut Reza dengan tangan yang melipat di depan.

"Dari pada lo, gak cukup satu cewek," pekik David, mengingat Reza yang memanfaatkan sifat coolnya untuk menggoda para janda.

"Itu namanya kebutuhan, Vid." Jawab Reza apa adanya.

"Eh woi-woi guru." Destin mengagetkan suasana di pagi itu.

Sontak Reza, Destin dan David dengan cepat berlari menuruni anak tangga.

"Bakso?" Tanya David.

"Soto aja," jawab Reza masih berlari dengan cepat agar tidak di kejar oleh guru buncit yang sekarang mengisi jam pelajaran mereka.

"Gass brother!"

Mereka bergegas lari ke arah kantin, lalu memesan makanan yang sedari tadi mereka idamkan. Namun na'asnya, belum lama mereka duduk di kantin tersebut, tiba-tiba seseorang memanggil ke 3 remaja itu dengan suara bariton yang sangat nyaring.

"Woi beban, masuk lo semua!" Richo berteriak dari lorong yang mengarah ke kantin.

Ke 3 cowok itu lupa bahwa hari ini adalah hari di mana presentasi akan dimulai. Kemudian dengan segera, mereka berlari kembali menaiki anak tangga menuju kelas.

"Anjing bisa-bisanya gue lupa!" Decak David berlari terengah-engah.

"Lo juga ngapain ngajak-ngajak gue," Reza menyenggol Destin dari samping.

Alvin Anggara.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang